PART 9 MATCHED PAIR

30 6 0
                                    

Tak lama Gibran pun sampai di rumah dengan selamat. Ia segara masuk ke dalam rumahnya. Terlihat seorang tak lagi muda sedang duduk di kursi depan tv.

"Dari mana aja Gib?" tanya seorang itu. Ginanta ayah Gibran.

"Main." ucap Gibran singkat.

"Kamu tau kan jam segini seharusnya udah pulang?" tanya Ginanta.

"Hm." balas Gibran tak mau memperpanjang.

Gibran pun menaiki anak tangga. Tiba tiba Astrid menghalanginya.

"Ehhh boss baru pulang aja nih."tanya Astrid basa basi.

"Minggir." Gibran pun melanjutkan langkahnya.

"Santai aja donk!." ucap Astrid saat Gibran menyenggol tubuhnya.

*****

Natasya mengambil ponselnya yang terletak di meja lampu tidurnya. Suara getaran menandakan sesuatu di ponsel Natasya. Ia pun melihat ada apa di ponselnya hingga membuatnya bergetar. Dahi Natasya berkerut ia kebingungan dengan notif di layar ponselnya. GibranGinanta_23 follow you back. Natasya pun bertanya pada dirinya sendiri, sejak kapan ia mengikuti akun instagramnya Gibran? Jangankan mengikuti Natasya bahkan tidak tau nama akun instagram milik Gibran. Natasya teringat bahwa Vina sahabatnya pasti memainkan ponselnya saat ia berada di dalam kamar mandi dan sengaja mengikuti akun instagram Gibran. Natasya sangat kesal pada Vina. Ia tak habis pikir dengan jalan pikiran kedua sahabatnya itu.

*****

Natasya melihat sudut bibirnya yang mulai membaik. Natasya memakai masker agar luka di sudut bibirnya tak terlihat oleh siapa pun. Natasya berjalan melewati lorong yang masih sepi.

"Ikut gue." pinta seseorang itu. Siapa lagi kalau bukan Ajeng Anindya.

"Lo mau apa hah?!" tanya Natasya ketus karena moodnya telah hancur saat Ajeng menarik tangannya.

"Gue mau lo jauhin Gibran, gue tau lo ama Gibran nggak pacaran. Jadi lo harus jauhin Gibran."

"Kalau lo nggak jauhin dia, lo bakal tau akibatnya." ucap Ajeng lalu pergi dengan senggolan yang cukup keras menandakan bahwa ia sangat marah.

Saat bel keluar main telah berbunyi. Natasya memutuskan untuk pergi ke perpus sekolahnya. Ia ingin beristirahat di perpus karena pasti suasananya sunyi dan adem yang mampu membuat pikiran Natasya menjadi fresh. Natasya mengambil novel yang menarik menurutnya. Natasya sangat serius mambaca novel yang ia pilih tadi ternyata novel yang ia pilih sangat menarik baginya.

"Serius amat mbak baca buku." tanya seseorang melihat Natasya asik dengan novelnya sampai sampai ia tak menyadari kedatangan seseorang.

"Ekheemmmm.." seseorang mengeraskan dehamannya. Natasya menoleh ke arahnya.

"Ehhh kak Febry." ucap Natasya saat menyadari Febry berada di sampingnya.

"Serius amat sampai sampai gue di kacangin." ucapnya sok dramatis.

"Sorry kak ini novelnya seru banget." kata Natasya dengan wajah cengengesan. Febry membalasnya dengan senyumnya yang indah.

"Btw kakak mau ngapain?" tanya Natasya membuka obrolan.

"Mau nyari buku sih sebenarnya, ehh pas gue liat lo di sini nggak jadi deh." jawab Febry dengan senyum jahilnya.

"Ihh kak Febry apa apaan sih." ucap Natasya,Mereka pun tak lagi bersuara. Mereka sibuk dengan buku masing masing.

"Cha lo nanti pulang ama siapa?" tanya Febry membuka kembali obrolan mereka.

"Sendiri." matanya masih fokus pada novel.

"Pulang ama gue ya?" tawar Febry.

"Nggak usah kak aku nggak mau ngerepotin." ujar Natasya tak enak hati.

"Udah santai aja nggak papa kok."

"Beneran nih nggak papa?" tanya Natasya memastikan.

"Iyaaa Natasya." jawab Febry lembut.

Febryan Rafassya Adhitama adalah ketua PMR SMA Kusuma Bangsa kelas XII IPA I. Febryan sangat di kagumi para cewek cewek di sekolahnya karena kegagahannya serta kelincahannya tentang kesehatan bak seorang dokter. Siswa siswa SMA Kusuma Bangsa bahkan rela tak makan karena ingin di periksa oleh Febry saat mereka di bawa ke UKS. Namun Natasya berbalik ia tak mau masuk ke ruangan UKS karena ia tahu bahwa di sana tak seasik kelasnya. Jika Natasya sakit pasti ia akan di suruh beristirahat di UKS lalu menatap langit langit ruangan UKS itu sendirian tanpa ada yang menemaninya.

Matched Pair Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang