PART 17 MATCHED PAIR

24 5 0
                                    

Natasya tiba di kelasnya. Semua siswa yang berada dalam kelas bersorak ria karena seorang Natasya Aqila Kanaya telah berpacaran dengan Gibran Ginanta.

"Cieee ada yang pacaran ama Gibran nih." ucap Reza ketua kelas Natasya.

"Cha pajak jadian dong." timpal Naufal.

"Longlast yaa Cha ama Gibran." timpal Gio. Semua ucapan teman Natasya hanya bisa ia jawab dengan senyumnya.

"Cha kok lo bisa jadian ama Gibran sih? Ceritain dong." kata Misel kepo.

"Iya Cha Vivin penasaran banget." timpal Vina.

"Panjang ceritanya. Kalau di ceritain sekarang yang ada bel masuk lagi."

"Ya udah deh tapi nanti pas keluar main ya?" ucap Misel.

"Iya dehh."

*****

Keluar main telah tiba. Misel dan Vina langsung menarik kursi mereka mendekat ke Natasya. Mereka sangat antusias mendengar cerita Natasya yang di jadikannya sebagai pacar Gibran Ginanta.

"Cha ayok ceritain." ucap Misel tak sabaran.

"Iya Cha cepat ihh ceritanya." timpal Vina

"Okeh gue ceritain." ujar Natasya. Misel dan Vina pun sangat serius mendengarkan.

"Jadi gini kemarin tuh gue kan lagi beberes apart gue. Nah Gibran nelpon dia ngajak gue jalan ya udah gue iya iyain aja. Abis itu dia jemput lah gue ke apart, pas di jalan dia ngajak gue dulu ke rumahnya. Gue kaget lah pas dia ngajak gue ke rumahnya, nah abis itu mamanya Gibran nanya kalau gue siapanya dia ehh pas gue jawab Gibran malah motong perkataan gue." jelasnya

"Terus terus?" tanya Misel.

"Ya Gibran jawab kalau gue pacarnya dia padahal kan dia belum nembak gue nah dari situ gue udah marah banget ama dia. Pas di jalan mau ke mall dia nembak gue di situ abis itu baru deh jalan jalan ke mall bareng dia." Natasya memperjelas pada Misel dan Vina.

"Widihh keren juga yaa." ucap Vina.

"Kapan ya gue punya pacar kek Gibran." Misel membayangkan sosok kekasihnya kelak. Natasya dan Vina lantas tertawa melihat Misel.

Kelas XI IPS III kini tengah kacau. Bagaimana tidak di saat inilah semua kelas merdeka di saat bel istirahat.

"Ck sih bos udah punya doi aja nih." goda Reyhan sambil menepuk bahu Gibran.

"Pajak jadiannya mana nih kok nggak nongol nongol ya?" ucap Delvin memberi kode agar Gibran mentraktir dirinya.

"Lo nggak usah kode kodein gue Vin." ujar Gibran.

"Hehe..sengaja biar pajak nya keluar."

"Tenang aja nanti malam gue bikin pesta."

"Serius lo?" tanya teman teman Gibran kompak.

"Iyaa gue serius." ucap Gibran membuat teman temannya bersorak ria.

*****

Kini Gibran berada di parkiran sekolah. Ia menunggu gadis kecilnya itu menghampirinya. Natasya datang dengan senyum yang manis di bibirnya. Gibran yang melihat senyum itu pun membalas dengan senyumnya yang sangat manis.

"Yuk kita pulang." ucap Natasya yang sudah berada di depan Gibran. Gibran pun mengangguk sebagai jawaban.

Tak lama di perjalanan Gibran berhenti di sebuah toko yang menjual berbagai baju. Natasya binggung mengapa Gibran mengajak dirinya ke toko ini. Gibran pun turun dari motornya lalu menarik tangan Natasya memasuki toko tersebut.

Sampai di dalam toko,Gibran sibuk memilih baju untuk Natasya. Ia mencari baju yang cocok untuk kekasihnya itu. Hingga akhirnya Gibran pun mendapatkan baju yang sangat cantik dan anggun. Gibran berjalan menuju kasir untuk membayar baju yang ia pilih tadi. Natasya yang melihat Gibran memilih baju ia pun binggung. nyokap Gibran ultah? Kok dia nggak ngasih tau gue sih? Atau jangan jangan dia beli untuk cewek lain selain gue?. Begitulah isi pikiran Natasya.

Mereka pun keluar dari toko tersebut. Natasya ingin menanyakan pada Gibran baju yang ia beli sebenarnya itu untuk dirinya atau orang lain. Namun Natasya mengurungkan niatnya untuk menanyakan itu. Tibalah mereka di apartement Natasya. Natasya turun dari motor Gibran dan Gibran pun melepaskan helm yang di pakai oleh Natasya. Natasya merapikan rambutnya dengan jarinya yang sedikit berantakan.

"Gue masuk dulu yaa." ucap Natasya. Saat Natasya membalikkan badannya tiba tiba Gibran menahannya.

"Nih buat lo." kata Gibran sembari memberikan sebuah tas berisi baju yang ia beli tadi. Natasya kaget karena ia tak menyangka bahwa baju yang Gibran pilih tadi adalah untuknya.

"Gue tau tadi lo pasti mikirin kalau gue belinya buat cewek lain kan? Bukan buat lo?" tanya Gibran benar apa yang di pikirkan Natasya tadi.

"Abisnya lo nggak ngasih tau sih. Jadinya kan gue kepikiran gitu." ucap Natasya.

"Iyaaa deh maaf yaa." ujar Gibran sembari mencubit pipi Natasya. Pipi Natasya sudah memerah seperti tomat yang sudah matang. Gibran yang melihatnya pun lantas tertawa.

"Pipi kamu merah deh." goda Gibran.

"Merah gara gara kamu cubit tau." elak Natasya.

"Ahhh masa sih padahal nggak keras banget tadi cubitan nya." ucap Gibran masih tertawa.

"Aku masuk dulu ya." Gibran mengangguk sebagai jawaban.

Gibran melaju kendaraan menuju rumah. Tiba di rumah Gibran lupa memberitahu Natasya bahwa ia akan mengajaknya keluar nanti malam. Gibran langsung mengambil ponselnya yang terletak di meja belajarnya.

GIBRANGINANTA
Nanti malam aku jemput jangan lupa pake baju yang aku kasih tadi.

NATASYAAQILA
mau kemana emang?

GIBRANGINANTA
Udah pake aja nanti malam aku jemput

NATASYAAQILA
Okeh deh.
Read/14.20

*****

Malam telah tiba. Natasya kini tengah menghias dirinya dengan kemampuannya sendiri. Natasya sebenarnya tidak mau memakai make up. Tapi ia memaksakan dirinya walaupun ia memakainya sangat tipis. Gibran telah sampai di apartement Natasya. Ia langsung menjemput Natasya ke kamarnya. Tiba di depan pintu kamar Natasya Gibran pun menekan bel yang tertera di tembok kanan. Natasya mendengar suara bel kamarnya ia kaget karena pasti Gibran sedang menunggunya. Natasya pun segera membukakan pintu kamarnya.

Gibran terpesona melihat kecantikan kekasihnya itu. Gibran melihat Natasya dari atas sampai bawah, ia tak henti hentinya memandang Natasya. Natasya yang di pandang oleh Gibran tersipu malu.

"Gibran astagaa malah bengong." ucap Natasya melambaikan tangannya di depan Gibran. Gibran pun tersadar dari bengong nya.

"Cantik." ucapnya. Yaps Natasya kini memakai dress berwarna merah selutut serta make up yang natural melapisi wajahnya menjadikan wajah Natasya lebih cantik dari sebelumnya. Sedangkan Gibran memakai kemeja hitam yang menambah kegantenganya.

"Biasa aja deh." ucap Natasya malu malu.

"Beneran cantik banget." kata Gibran dengan senyum manisnya.

"Ya udah yuk kita berangkat."

"Di gandeng dong tangan pangerannya. Masa tuan putri jalan sendirian, pangerannya di tinggal." goda Gibran dengan bibir yang di manyunkan seraya anak kecil yang merengek minta mainan. Natasya yang melihat tingkah Gibran tertawa geli. Natasya langsung mengandeng tangan kekasihnya itu. Gibran pun tersenyum karena Natasya mau mengandeng tangannya.

Gimana nih guys ceritanya hihihi....
Kira kira mereka mau kemana yaa?
Jangan baper yaaahh😭

Jangan lupa vote and komen see you😘

Matched Pair Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang