PART 4 MATCHED PAIR

50 6 4
                                    

Hari ini adalah hari yang di mana semua warga bisa bersantai dan begitu juga dengan kemah akan berakhir besok pagi. Natasya pun senang karena ia bisa bertemu dengan sahabatnya. Natasya pun menghayalkan ia bersama kedua sahabatnya akan bermain sepuasnya. Tiba tiba ponsel Natasya berbunyi, Natasya pun mengambil ponselnya dalam saku celana. Natasya kaget karena di layar ponselnya tertera notif dari Gibran.

GIBRANGINANTA
lo di mana

NATASYAAQILA
Gue di kemah kenapa?
Read/15.30

Dasar muka tembok hati balok es. Maksudnya apa coba nge-chat gue kek gini, nggak ada kerjaan banget. Batin Natasya. Tak lama seseorang pun datang memanggil Natasya.

"Natasya ada yang nyariin tuh." kata seniornya.

"Siapa?" Natasya binggung, karena kedua sahabatnya tak memberi tahukan bahwa mereka akan mengunjuginya.

"Liat aja di luar." ucap seniornya lalu pergi meninggalkan Natasya. Natasya pun keluar dari kemahnya untuk menemui seseorang yang di maksud.

Saat Natasya keluar dari kemahnya. Ia kaget karena yang mengunjuginya bukan Misel atau pun Vina. Melainkan Gibran yang kini tengah berdiri menunggunya dan membawa sekantong plastik, entah isinya apa Natasya tidak tahu.

"Gibran." panggilnya. Gibran yang merasa namanya di panggil pun berbalik badan ke arah sumber suara.

"Lo ngapain ke sini?" tanya Natasya.

"Nih buat lo." Gibran pun memberikan kantong plastik yang ia bawa.

"Ini apa?"

"Buka aja."

Saat Natasya membuka isi kantong plastik yang di berikan Gibran Natasya senang karena Gibran membawa makanan kesukaannya yaitu martabak manis. Ya Natasya sangat menyukai martabak manis jika boleh ia akan memakan martabak manis sebagai pengganti nasinya. Tapi martabak juga tidak baik apabila di konsumsi berlebihan.

"Ini buat gue?" tanya Natasya memastikan bahwa martabak manis itu untuknya.

"Bukan."

Degg, jantung Natasya rasanya ingin lepas. Natasya kini menahan malunya karena ia pikir martabak itu miliknya.

"Terus ini punya siapa?"

"Punyanya Natasya Aqila Kanaya." ucap Gibran dengan ekspresi datar.

Natasya menahan dirinya agar tidak gugup. Tanpa di sadari pipi Natasya sudah memerah seperti tomat yang sudah matang.

"Ck blushing." Natasya yang mendengarkannya pun langsung menangkup pipinya.

"Ishhh apaan sih."

"Martabaknya di habisin jangan lo buang."

"Begoo lo masa gue mau buang kan sayang."

"Gue juga sayang kok sama lo." ucap Gibran. Natasya yang sedang asik memakan martabak pun tersedak mendengar ucapan Gibran barusan. Natasya menatap Gibran, ia tak percaya dengan omongan Gibran.

"Awas mata lo nggak bisa kedip gara gara kegantengan gue."

"Idihh PD amat jadi orang."

"Emang iya kan gue ganteng."

"B aja." Gibran lo emang ganteng bangsat. Batin Natasya dalam hati.

Suasana pun hening. Gibran kini tengah memainkan game di ponselnya, sementara Natasya masih menikmati martabak kesukaannya.

"Tinggal berapa hari lo di sini?" tanya Gibran memecahkan keheningan.

"Besok gue pulang." jawabnya. Gibran pun mangut mangut mendengar jawaban Natasya.

"Lo pulang bareng gue besok."

"Nggak usah."

"Lo masih marah sama gue gara gara yang kemarin?"

"Ya udah gue minta maaf."

"Gue udah maafin lo Gib."

"Ya udah besok gue jemput."

"Tapi-" Natasya hendak menyelesaikan kalimatnya Gibran langsung memotong perkataannya.

"Gue janji nggak bakal kek kemarin lagi."

"Terserah lo deh." Natasya pun pasrah.

"Gue balik." pamit Gibran pada Natasya.

"Iya." Natasya bangkit dari tempat duduknya. Tiba tiba Gibran memanggilnya.

"Tasya."

"Apa?"

"Besok lo jangan kemana mana besok gue jemput."

"Hm." Natasya pasrah karena Gibran selalu keras kepala.

Gimana nih ceritanya hehe...
Akhirnya Natasya maafin juga beruang kutub.🤣
Jangan lupa vote and komen.

Ingat baper di tanggung pembaca yups😘

Matched Pair Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang