Natasya sudah di perbolehkan pulang dari pihak rumah sakit London. Ia pun berjalan sejajar dengan Gibran menuju parkiran sembari menunggu taxi.
Tibalah mereka di di dalam taxi, Gibran menunjukkan alamat apartementnya. Dan taxi pun melaju membelah jalan kota London.
Tak lama taxi pun tiba di parkiran apartement. Gibran pun membayarnya lalu mereka keluar dari taxi tersebut. Gibran menggemgam tangan Natasya erat sembari membawa gadisnya itu ke kamarnya untuk mengistirahatkan Natasya.
Tibalah mereka di kamar Gibran. Natasya pun duduk di depan tv sembari meluaskan pandangannya ke seluruh penjuru ruangan. Sementara Gibran menyiapkan makanan di dapur untuk ia makan bersama Natasya.
Usai semua siap kini Gibran membawanya ke ruangan yang di mana Natasya berada.
"Nih." ucap Gibran memberikan sepiring nasi untuk Natasya.
"Gue nggak lapar Gib."
"Sya lo harus makan, apa lo mau terus terusan sakit begini?" tanya Gibran Natasya pun menggeleng lemah.
"Kalau nggak mau, ayo dong di makan. Apa perlu gue suapin biar lo makan?"
"Gue bisa sendiri kok." ucap Natasya ia pun memasukkan sesendok nasi di mulutnya.
Suasana pun hening, tak ada yang bicara baik Gibran maupun Natasya mereka kini tengah sibuk menyantap makanan masing masing.
"Lo nginap di mana, biar nanti gue ambil barang barang lo, lo tinggal di sini aja." ucap Gibran di sela sela kegiatan makannya.
"Gue lupa nama hotelnya, tapi nggak jauh kok dari sini."
"Lo nginap di hotel deket sini? Terus kenapa lo nggak temuin gue?"
"Ya mana gue tau kalau lo tinggal di sini."
"Ya udah buruan di habisin abis itu kita ke sana." Natasya mengangguk mengiyakan.
*****
Tibalah mereka di hotel tempat Natasya menginap sebelumnya. Natasya pun membereskan barang barangnya untuk ia bawa ke apartement Gibran.
Usai dengan merapikan barang barangnya. Kini Gibran berjalan menuju lobby untuk melakukan chek out. Gibran pun selesai dengan kegiatan transaksinya dengan pihak hotel. Ia pun berjalan sambil menggemgam tangan Natasya.
Mereka berdua berjalan melintasi kota London. Dan sesekali mereka mengunjungi kedai yang ada di pinggir jalan.
"Abis ini kamu mau ke mana lagi?" tanya Gibran. Natasya kaget mendengar ucapan Gibran karena memakai aku-kamu.
"Tumben manggil aku-kamu."
"Salah ya aku manggil gitu?"
"Nggak kok. Ya tumben tumben aja gitu."
"Jadinya kita mau kemana?" tanya Gibran lagi.
"Terserah deh yang penting sama kamu." balas Natasya dengan senyuman manisnya. Gibran pun tersenyum sesekali melirik Natasya.
Mereka pun memutuskan untuk duduk di pinggir jalan. Suasana begitu indah dengan banyaknya deretan lampu yang menyala. Natasya menyukainya.
Di sisi lain Gibran hanya terdiam wajahnya seketika pucat entah kenapa. Natasya pun melirik Gibran karena sedari tadi Gibran tak bersuara. Betapa kaget nya Natasya melihat wajah pucat Gibran.
"Gibran lo kenapa?" Natasya panik sampai sampai ia memakai kata lo-gue.
"Dingin Sya." ucap Gibran sambil memeluk dirinya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Matched Pair
RomanceGibran mengendarai mobilnya dengan kecepatan maksimal. "Maksud lo apaan sih tadi pake bilang ke nyokap lo kalau gue pacar lo?!" ucap Natasya namun Gibran tak menjawabnya. Hingga Gibran meminggirkan mobilnya, lalu menatap Natasya. "Aku mau kamu jadi...