Chapter 27

3.6K 342 66
                                    

Selamat membaca ❤️❤️




Jennie sengaja memelankan langkahnya seteleh keluar dari elevator. Dan sepertinya Jongin masih belum menyadari jika Jennie jauh tertinggal dibelakangnya.

Beberapa kali Jennie membetulkan letak masker yang dipakainya, ia juga menutupi sebagian wajah dengan rambut panjangnya. Walaupun keadaan lorong rumah sakit yang kini dilewatinya dalam keadaan sepi, tetapi dirinya tetap saja merasa khawatir jika ada seseorang yang mengenalinya.

Bagaimanapun juga ini pertama kalinya ia pergi ke ruang publik bersama Jongin. Meski sudah pernah pergi ke restoran bersama, tetap saja suasananya berbeda.

"Kenapa berjalan dibelakang?"

Tersentak kaget, tidak mengetahui jika Jongin telah menghentikan langkahnya dan sedang menunggunya. Belum berhenti dengan rasa terkejutnya, kini main dancer EXO  itu menggenggam tangannya.

"Jangan berjalan terlalu jauh."

Sontak saja, jantungnya berdegup sangat kencang dan mendadak otaknya seolah berhenti bekerja. Jennie hanya bisa menurut kala jari-jari tangan kiri Jongin menjalin di jari-jari tangan kanannya. Sedangkan tangan kanan pria itu membawa sebuah kotak, dan Jennie sendiri tidak tahu apa isinya.

Hangat.

Hanya itu yang dapat dirasakannya, ketika Jongin semakin mengeratkan genggaman tangannya.

Sejak keduanya dekat, ini skinship pertama mereka. Selama ini Jongin terlihat sangat menjaga Jennie, dia bahkan tidak pernah menyentuhnya. Entah, apa yang membuat Jongin tiba-tiba bersikap seperti ini.

Sampai akhirnya, Jongin berhenti didepan sebuah ruangan VVIP. Setelah melepas genggaman tangananya, ia kemudian membuka pintu dengan pelan. Jongin masuk lebih dulu dan diikuti Jennie dari belakang.

Di dalam ruangan tersebut, seorang pria setengah baya tengah duduk bersandar pada ranjang rumah sakit.
Pria itu tersenyum kecil melihat kedatangan mereka, lebih tepatnya kedatangan Jongin.

"Kau sudah datang, nak."  Ucap pria itu dengan lemah, tetapi wajahnya mengisyaratkan rasa yang bahagia. Sejak melihat Jongin, senyumnya tak lepas dari bibirnya.

"Nde, aku datang abeoji." Kata Jongin seraya berjalan mendekati ranjang, "bagaimana keadaan abeoji? Sudah lebih baik?"

"Aku sudah merasa lebih sehat, seharusnya aku bisa pulang. Tapi kau dan noona-mu memaksaku tetap disini."

"Bukan aku dan noona, tetapi dokter yang belum memperbolehkan abeoji pulang. Ini juga untuk kebaikan abeoji."

Jongin tersenyum saat ayahnya tidak lagi mendebatnya, ia kemudian mendekati meja yang terletak disamping ranjang ayahnya.

"Lalu, kau bersama siapa." Pria setengah baya yang ternyata ayah Jongin itu tersenyum pada Jennie.

Jongin menoleh kebelakang, Jennie masih belum berpindah tempat sejak mereka masuk ke dalam ruangan tersebut. "Dia____," 

"A-Annyeonghaseyo. Jeoneun Kim Jennie imnida. Senang bertemu dengan Anda." Setelah melepas masker yang masih dipakainya, Jennie kemudian memperlkenalkan diri seraya membungkukan setengah badannya.

Keduanya tersenyum, melihat Jennie yang berbicara dengan gugup.

Bagaimana tidak gugup jika tiba-tiba saja diperkenalkan dengan orang tua seseorang pria tanpa diberi tahu lebih dulu. Bahkan Jennie juga tidak menyiapkan apapun untuk  ayah Jongin.

"Kemarilah nak, mengapa berdiri jauh-jauh." Kata Tuan Kim dengan ramah.

Pantas saja jika Jongin selalu ramah dan bersikap baik pada siapa pun, karena sang ayah juga bersikap demikian. 

Secret Love JENKAITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang