01 Y E A R

6.5K 483 27
                                    

Nnti jgn lupa baca note aku ya!!!

•••

Sakura memandang datar sosoknya sendiri di hadapan cermin rias. Gaun pernikahan indahnya sudah tergantikan dengan piama. Wajah ayu yang tadinya dipoles oleh make-up sudah dihapusnya. Surai merah muda sepunggungnya yang disanggul kini sudah berganti dengan hanya di ikat satu.

Suara air yang mengalir di dalam kamar mandi yang berada di kamar luas terkesan maskulin itu menandakan jika ada orang lain selain dirinya di dalam kamar ini, yaitu laki-laki yang beberapa jam lalu sudah sah menjadi suaminya.

Lamunan panjangnya membawa dirinya pada sebuah percakapan antara dirinya dan Sasuke seminggu hari lalu.

#Flashback On

"Maaf, jadi, ada perlu apa kau kemari, Tuan?" Sakura bertanya, namun pandangannya masih tertuju pada meja kaca panjang yang menjadi pemisah antara dirinya dan laki-laki yang duduk bersebrangan dengannya.

"Apa aku mengganggu waktumu?" tanya Sasuke memandang wanita dihadapannya yang selalu nampak tenang.

"Tidak." jawab Sakura dengan senyum tipis yang dipaksakan.

Cukup lama keduanya saling terbungkam. Sakura masih tetap memandang datar meja kaca panjang di hadapannya, dan Sasuke masih tetap memandang sosok Sakura.

"Aku sudah mendengar, bahwa kau bersedia jika aku menikahimu." kata Sasuke memecah keheningan di ruang tamu rumah sederhana Sakura.

Mata hijau Sakura akhirnya memandang sosok Sasuke. Wanita itu kemudian tersenyum tipis. "Aku menerimanya karena aku masih mengingat dengan janin yang sedang kukandung. Dia juga membutuhkan seorang Ayah ketika ia sudah lahir nanti." jawab Sakura seraya mengusap sekilas perutnya yang masih datar.

Pandangan Sasuke kemudian jatuh pada perut wanita dihadapannya. Tatapannya seketika menghangat disertai dengan senyuman tipis sarat akan ketulusan. Didalam perut itu terdapat calon buah hatinya. Ia menyayangi janin itu, meski janin itu hadir karena sebuah kesalahan. Namun bagaimana pun juga janin itu tetaplah darah dagingnya, calon buah hatinya kelak.

Tatapan laki-laki itu kembali lagi memandang lurus kedua mata Sakura. Terdapat penyesalan dalam tatapannya itu. "Maaf. Maaf atas malam itu. Masalah yang saat itu sedang kualami dan minuman-minuman memabukkan itu sudah membuatku lupa diri dan melakukan hal hina itu padamu." ujarnya.

Sakura terdiam sejenak mendengarnya. Sudut bibirnya tertarik, membentuk seulas senyum tipis. "Kau sudah mengatakan maaf berulang kali, Tuan. Dan tenang saja, aku sudah memaafkanmu. Lagipula, semua sudah terjadi. Waktu tak bisa diulang kembali, bukan begitu, Tuan?" sahutnya dan Sasuke hanya mengangguk kaku.

"Maaf, bisakah kau mengganti panggilanmu padaku dengan sebutan nama saja? Tanpa ada kata Tuan?" pinta Sasuke.

"Kenapa? Kau atasanku, sudah sebaiknya aku sebagai bawahan memanggilmu dengan sopan." kata Sakura.

"Sakura..." Melihat tatapan tak terbantahkan Sasuke membuat Sakura menghela napas dan mengangguk pasrah.

"Baiklah, Sasuke. Aku akan membiasakan diri kalau begitu." tutur Sakura, Sasuke tersenyum tipis akan hal itu.

"Pernikahan kita akan segera dilaksanakan minggu depan." kata Sasuke.

Sakura mengangguk. "Ya, aku sudah tahu itu. Salah satu bawahanmu beberapa hari yang lalu sudah memberitahukanku. Dan ia bilang kau yang memberikannya perintah untuk memberitahuku hal itu." jelas Sakura.

1 YEAR [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang