17 Y E A R

3.9K 395 35
                                    

•••

Sasuke sama sekali tidak bisa fokus selama bekerja ini. Hatinya masih berbahagia karena akhirnya ia sadar betapa ia mencintai istrinya itu. Dan benaknya sedang disibukkan dengan rencana yang sudah ia pikirkan dari semalam. Rencana tentang bagaimana menyudahi hubungannya dan Hinata dengan baik-baik. Ia telah memilih dan melepas. Sakura adalah yang ia pilih, dan Hinata lah yang akan ia lepas.

Akash memang benar, perasaannya pada Hinata memang bukan karena cinta dalam artian sebenarnya. Perasaannya hanyalah sebatas rasa iba dan kasihan pada perempuan yang dulu sempat menjadi sahabat sebelum pada akhirnya menjadi kekasihnya itu. Bahkan jika boleh jujur, selama menjadi sepasang kekasih, ia merasa hubungan dirinya dan Hinata terkesan terlalu kaku dan canggung. Namun saat sudah bersama Sakura, ia merasakan yang berbeda. Ia tahu jika istrinya itu adalah tipe wanita yang tenang dan pendiam, sama seperti Hinata, namun ia merasakan sesuatu yang berbeda dari istrinya itu.

Sesuatu yang ia sendiri pun tak tahu apa itu. Ah, mungkin itulah cinta. Rumit. Tak bisa dijelaskan. Namun selalu mendebarkan. Dan terkadang menyakitkan.

Ketika menyalakan ponselnya, pria itu langsung mengulum senyumnya kala melihat wallpaper ponselnya. Foto Sakura yang tengah menggendong Sasura saat dipantai beberapa waktu lalu ia jadikan sebagai wallpaper.

Sasuke menghela napas, berusaha yakin pada rencana untuk hubungannya dan Hinata yang telah ia pikirkan baik-baik dan matang-matang. Ia tahu mungkin rencananya ini akan menyakiti hati perempuan itu, tapi ia harus melakukannya. Jika saat semuanya telah terlambat, saat giliran Hinata lah yang berganti menjadi istrinya dan perempuan itu mengetahui jika wanita yang ternyata dicintainya bukanlah dirinya, itu pasti akan membuat hati Hinata semakin lebih tersakiti lagi. Jadi, lebih baik ia segera selesaikan semuanya secepat mungkin. Dan Sasuke berharap semoga perpisahannya dan Hinata nanti akan baik-baik.

Saat Sasuke mencari kontak Hinata diponselnya, ia dikejutkan lebih dulu karena perempuan itu ternyata sudah meneleponnya lebih dulu. Segera ia mengangkatnya.

"Halo? Sasuke?"

"Ah, Halo, Hinata? Ada apa menelepon?"

"Maaf sebelumnya, apa aku mengganggumu?"

"Tidak juga. Aku sedang tak sibuk-sibuk amat."

"Ah, begitu. Ngomong-ngomong, bisa kita bertemu di kafe yang seperti biasanya? Aku ingin bicara, Sasuke."

Sasuke mengerutkan kedua alisnya. Ia juga sebenarnya ingin mengajak Hinata bertemu untuk bicara pula, tapi sepertinya Hinata pun memiliki tujuan yang sama. Sepertinya ini adalah kesempatannya.

"Baiklah, aku pun tadinya berniat untuk mengajakmu bertemu dan aku juga ingin bicara pula."

"Ah, begitu."

"Jam berapa kita akan bertemu?"

"Pukul empat sore nanti. Apa kau bisa?"

"Oh, tentu. Baiklah, sampai nanti."

"Sampai nanti juga."

.
.
.

Langit sore ini nampak mendung. Ah, apakah langit itu pun sedang merasakan apa yang tengah dirasakan oleh lubuk hati terdalam Sakura?

Wanita ayu itu tersenyum tipis, kedua mata hijaunya menyorot penuh kesenduan kala memandang sosok putra mungilnya yang kini berada di gendongannya. Diberinya kecupan penuh sayang berkali-kali pada kening dan kedua pipi bayi menggemaskan itu. Sore ini ia harus pergi ke stasiun, kereta yang akan membawanya ke Sapporo akan berangkat sebentar lagi, saat pukul 17.15 nanti.

Ah, tak rela rasanya jika harus meninggalkan putranya, suaminya dan kenangan mereka. Seluruh kebahagiaan ini, ia tak akan pernah rela untuk meninggalkannya. Tapi ia tetap harus.

Setelah merasa cukup menghabiskan waktunya bersama Sasura, Sakura pun memandang tiga pelayan yang dipekerjakan dan menyerahkan Sasura pada salah satu diantara mereka. Tiga pelayan itu nampak menunduk sedih. Ketiganya memang sudah tahu latar belakang pernikahan tuan dan nyonya mereka. Namun rasanya ada ketidakrelaan yang mereka rasakan kala nyonya yang mereka hormati dan selalu menghargai juga bersikap baik pada mereka itu akan pergi.

"Kalian bertiga, aku minta maaf jika mungkin pernah berbuat kesalahan pada kalian, baik secara sengaja maupun tak sengaja. Dan terimakasih pula, kalian sudah banyak membantuku selama satu tahun ini." ujar Sakura tersenyum hangat penuh kesedihan memandangi satu persatu ketiga pelayan itu.

"Kami bertiga pun meminta maaf jika pernah melakukan kesalahan atau bersikap tak sopan. Dan kami juga berterima kasih karena selama ini anda begitu baik hati dan menghargai kami meski kami ini hanyalah pelayan, Nyonya." ujar salah satu dari mereka mewakili.

Sakura mengangguk seraya masih tetap tersenyum. Kemudian wanita itu menyerahkan map merah yang berisi surat perjanjian dan surat perceraian, tak lupa ada surat berisikan tulisan tangannya pula. Salah satu dari ketiga pelayan itu kemudian menerimanya dengan bingung.

"Saat Sasuke sudah pulang nanti, maka tolong berikan itu semua padanya." pesan Sakura.

"Baik, Nyonya."

Sakura menghembuskan napasnya untuk menetralkan rasa sesak di hatinya. Kemudian tatapan wanita itu beralih pada Sasura yang terlelap pulas di gendongan salah satu pelayan itu. Sakura memberikan kembali kecupan penuh sayang yang teramat mendalam di kening putranya itu. Dan tanpa dikomandoi lagi air matanya menetes begitu saja. Ah, ibu mana yang tak rela pergi dan berjauhan dengan buah hatinya?

Sakura segera menghapus air matanya dan kembali memandang satu persatu ketiga pelayan itu. "Tolong jaga baik-baik Sasura sampai Sasuke datang nanti ya?" pesannya.

"Tentu, Nyonya." mereka menyahut secara bersamaan.

"Baiklah, kalau begitu aku pergi dulu. Aku bisa tertinggal kereta jika sampai telat." pamit Sakura.

"Hati-hati dijalan, Nyonya." pesan salah satu dari mereka bertiga.

Sakura mengangguk seraya tersenyum. Kemudian berbalik pergi dengan satu koper besarnya. Meninggalkan semua kenangan antara dirinya, Sasuke dan putra kecil mereka yang pernah tercipta dalam rumah itu. Meninggalkan kebahagiaan yang sebenarnya ia sendiri pun tak ingin diakhiri, namun jika ini adalah penghujung hari dari kebahagiaan itu tercipta, ia bisa apa?

TBC

Tingkatkan voment kalian ya, biar cepet di next lagi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tingkatkan voment kalian ya, biar cepet di next lagi. Sorry for Typo. Arigato.

16-04-2020

@uchiharizkia

1 YEAR [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang