16 Y E A R

4K 402 16
                                    

•••

Malam ini begitu sepi, hening dan sunyi. Di dalam kamar itu bahkan hanya terdengar suara dentingan jam yang terus berputar demi mengubah waktu. Sasuke kembali larut dalam lamunannya. Dimalam yang dingin ini ia benar-benar tak bisa jatuh pada alam mimpinya, sama seperti malam-malam sebelumnya.

Lagi, segala penjelasan Akash tempo hari lalu membuatnya melamun dan kembali lagi memikirkan semuanya. Tiga hari telah berlalu, namun ia masih saja belum mendapatkan semua inti dan jawaban pasti dari segala penjelasan Akash.

Pikiran dan perasaan hatinya begitu berkecamuk saat ini. Kemudian pandangannya terjatuh pada wajah ayu Sakura. Dipandanginya wajah ayu wanita yang kini berada dalam pelukannya itu. Ia memandanginya dengan lamat-lamat, tak satu pun bagian wajah ayu dari wanita yang menjadi istri sahnya itu terlewatkan.

Tangan kirinya yang berada di pinggang Sakura kemudian terangkat, membelai lembut salah satu pipi mulus itu. Kemudian, tatapan mata hitam pria itu terhenti pada bibir ranum istrinya. Tanpa dikomandoi wajahnya bergerak mendekat, hingga kemudian diberikannya kecupan lembut di bibir yang menggodanya untuk dikecup itu. Tadinya hanya sekedar kecupan-kecupan ringan, namun lama kelamaan menjadi sebuah ciuman yang panjang.

Ciuman panjang itu begitu intens. Hingga beberapa saat kemudian Sasuke akhirnya menyudahinya. Pria itu lalu menyatukan keningnya pada kening istrinya. Kedua mata hitamnya kembali memandangi lamat-lamat wajah ayu Sakura yang masih terlelap dengan tatapan mendalam, lurus dan penuh arti yang ia sendiri pun bahkan tak tahu apa maksud dari arti itu.

Wanita ini adalah istrinya. Sosok yang masa depannya telah ia renggut. Sosok yang begitu tegar menghadapi segala pahit manis kehidupannya. Sosok yang dengan relanya telah mengabdikan diri sebagai istri dan ibu yang baik baginya dan Sasura.

Dan bibir indah itu, bibir itu merupakan ciuman pertamanya. Bukan Hinata maupun wanita lain yang menjadi ciuman pertamanya. Hanya istrinya seorang. Ia dan Hinata mungkin sudah cukup lama menjadi sepasang kekasih, namun baginya sebuah hubungan romansa yang tak terikat dalam ikatan suci pernikahan itu masih tetap ada batasannya.

"Sakura... apakah sebenarnya aku ini mencintaimu?" gumamnya tanpa sadar. Namun setelah beberapa detik kemudian ia terpaku kala sadar apa yang baru saja ia ucapkan.

Dan seketika dengan sendirinya pun jantungnya berdegup kencang tak karuan. Perasaan asing nan aneh serasa menelusup di relung hatinya dan meletup-letup di dalam sana. Kali ini bukan lagi penjelasan-penjelasan Akash yang memenuhi benaknya, nanun pertanyaan yang baru saja ia ucapkan sendiri tanpa sadar. Cinta? Benarkah ia mencintai istrinya itu?

Lagi, ditatapinya kembali wajah ayu yang masih terlelap damai dan tak terusik sekalipun itu. Ia merasa, dengan memandangi wajah Sakura, maka ia akan menemukan jawaban yang sesungguhnya. Wajah ayu itu nampak menentramkan hatinya. Dan entah mengapa dapat pula memancing rasa bahagianya.

Dan setelah memantapkan kembali hatinya yang tadinya sempat bingung dan bimbang. Pada akhirnya, sekarang ia telah berhasil menemukan jawaban yang telah ia cari-cari.

"Oh, astaga, akhirnya aku mendapatkannya. Akhirnya aku mendapatkan jawabannya." ujarnya setengah berbisik lirih dengan nada bahagia.

"Ternyata aku ini benar-benar mencintaimu, Sakura. Aku benar-benar mencintaimu. Oh, Tuhan, terimakasih banyak telah menjatuhkan hatiku ini pada seseorang yang tepat." bisiknya.

Entahlah, ia tak bisa berkata-kata banyak lagi. Rasa bahagia yang tengah dirasakannya saat ini sudah tak bisa ia jelaskan lagi dengan banyak kata. Ia benar-benar bahagia karena Tuhan telah berbaik hati menjatuhkan hatinya pada wanita seperti istrinya ini. Wanita yang entah mengapa selalu sempurna dimatanya. Wanita yang begitu sabar dan penyayang dibalik semua sikap tegar dan tenangnya. Wanita yang benar-benar sudah menjadi paket lengkap.

1 YEAR [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang