18 Y E A R

4.2K 422 43
                                    

•••

Sudah beberapa menit mereka telah bertemu, namun keduanya hanya saling terdiam. Mereka hanya saling berbicara ketika pertama kali bertemu tadi, itupun untuk sekedar menyapa. Dan selanjutnya hanya ada keheningan yang terjadi diantara sepasang kekasih itu.

"Hei, kenapa jadi hening begini? Bukankah kita bertemu untuk bicara?" tanya Sasuke.

Hinata terkekeh pelan, kemudian mengangguk pelan. "Ah, kau benar juga. Kau boleh memulai pertama, kau juga ingin bicara, bukan?"

"Tidak, Hinata. Kau saja yang pertama. Siapa tahu yang kau bicarakan itu penting." Hinata mengangguk pelan menjawabnya.

Namun perempuan itu tak langsung membuka suara. Ia terdiam sejenak, dan seolah lidahnya terlalu kelu untuk berbicara. "Sasuke, menurutmu apakah kita ini seperti sepasang kekasih asli?" pertanyaan Hinata itu membuat Sasuke mengerutkan kedua alisnya.

"Maaf, Hinata, aku sama sekali tak mengerti apa yang kau katakan itu, jadi maksudmu itu apa?"

"Maksudku, aku merasa hubungan kita ini bukanlah menjadi sepasang kekasih asli. Hubungan kita ini terlalu kaku dan canggung, Sasuke. Kau tahu? Sejujurnya aku hanya merasakan dua hal itu selama masa-masa kita menjadi sepasang kekasih ini, bahkan jika sedang berkencan pun kita terlalu saling banyak diam. Apa kau merasa demikian pula, Sasuke?" jelas Hinata mengeluarkan keluh kesahnya.

Sasuke terdiam, ia memandang Hinata beberapa saat, sebelum pada akhirnya ia mengangguk pelan. "Ya." sahutnya singkat.

Hinata tersenyum tipis, namun tak dapat dipungkiri ada kesedihan dalam raut wajah ayu dan senyuman itu. "Sasuke, sebenarnya kau itu mencintaiku ataukah tidak?" pertanyaan Hinata itu membuat Sasuke kembali terdiam.

Hinata memandang penuh harap pada Sasuke yang masih saja terdiam. "Sebelumnya, aku minta maaf, Hinata. Aku yakin pasti jika ini akan menyakiti hatimu, tapi aku harus tetap jujur daripada semuanya malah terlanjur terlambat. Dulu aku memang merasa bahwa aku ini mencintaimu, namun setelah beberapa waktu lalu sahabatku, Akash, memberikan pendapatnya tentang perasaanku padamu. Dia merasa bahwa perasaanku padamu itu sebenarnya bukanlah rasa cinta. Rasa itu hanyalah, hanyalah sebuah rasa kasihan dan iba. Dan dari sanalah aku mulai kembali berpikir lebih dalam dan matang lagi, hingga pada akhirnya aku menemukan jawabannya, dan ternyata benar, rasa ini memang hanyalah sebatas rasa kasihan dan iba. Kau ingat kan saat bagaimana kita bisa dekat hingga menjadi sepasang kekasih saat masa sekolah dulu? Karena aku yang terkadang suka menolongmu dari bully, dan karena hal itulah otomatis kita bisa menjadi dekat dan menjadi sepasang kekasih. Sekali lagi aku meminta maaf, Hinata. Kebenaran ini pasti sangat menyakitkan untukmu." jelas Sasuke memandang tak enak hati dan penuh rasa bersalah pada Hinata yang sudah berkaca-kaca memandangnya penuh kepiluan.

Hinata tersenyum paksa. "Ah, sudah kuduga, dan ternyata semua itu memang benar adanya." ujarnya kemudian.

"Selama kita menjadi sepasang kekasih ini, kau memang selalu membalas jika aku mengatakan aku mencintaimu, kau juga memperlakukanku dengan baik dan romantis. Tapi, jauh dilubuk hatiku hanyalah kehampaan yang kurasa, Sasuke. Dan ternyata memang ucapanmu tadi membuktikan, mungkin kehampaan itu memang hadir karena kau sebenarnya tak benar-benar mencintaiku." lanjutnya.

Sasuke hanya terdiam, ia benar-benar bingung harus merespons bagaimana. Ia takut jika merespons, responsnya itu akan semakin membuat Hinata tersakiti, dan membuatnya merasa semakin tak enak hati juga bersalah.

"Maaf, Hinata."

Hinata tersenyum dan memandang sendu wajah rupawan Sasuke. "Tak apa. Meski ini menyakitkan bagiku, tapi memang lebih baik kau jujur seperti tadi." ujarnya.

1 YEAR [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang