Jealousy

487 71 61
                                    

.

.

Sudah 15 menit pria itu masih berdiri mematung, dia mulai bergeming, disaat situasi seperti ini yg ada di pikirannya hanya mengambil tindakan yg tepat supaya tidak ketahuan.
Moodnya sedang tidak bagus hari ini. Sedang tidak ingin membunuh katanya.

Sesaat ia terdiam, sebenarnya ia masih berharap kalau gadis itu segera pergi karena tidak dibukakan pintu, tapi gadis itu tetap gigih terus menekan bel.
Dia pun menghela nafas kasar. Tatapannya semakin tajam, sungguh gadis itu seolah membangkitkan moodnya,
dengan cepat dia menyiapkan sapu tangan dan membubuhkan sebotol cairan, yang sebelumnya juga ia buat untuk membungkam Ran.
Ia mulai mendekati pintu sambil melihat kelayar inter phone itu sambil memastikan kalau gadis itu masih disana, dan betul saja gadis itu masih berdiri tepat didepan pintu apartment Ran.

"gadis malang sepertinya pagi ini tidak berpihak kepadamu"

Clek

Brakk!

Pria itu langsung menarik gagang pintu dengan kasar dan langsung menarik gadis itu masuk, gadis itu seketika terkejut.
Belum sempat berbicara dia itu langsung membekap hidung gadis itu dengan paksa, gadis itu sempat melakukan perlawanan, namun sayang semua sia-sia, tenaga pria ini sangat kuat ditambah pengaruh obat ini tak lama gadis ini pun tak sadarkan diri.
Sang pria pun lalu dia mencari tali untuk mengikat tubuh gadis ini, dan menutup mulutnya dengan solasi.

Setelah ia mengikat tangan dan mensolasi gadis itu, ia pun mengalihkan pandangannya kearah Ran yg sedang tertidur pulas. 
Pria itu pun segera meletakan tubuh gadis itu disamping pintu kamar Ran.
Dan kembali setelah itu ia berjalan mendekati Ran.
Ditatapnya Ran dengan lekat, sesekali dia membelai wajah Ran dengan lembut, sungguh hanya dengan Ran ia bisa bertindak sehalus ini.
Senyum miringnya kembali ia tampilkan, sembari membisikan sesuatu ditelinga gadis cantik itu.

"maafkan aku, aku pinjam temanmu dulu"

Ia pun membenarkan posisi bantal Ran yg miring dan memakaikan selimut sembari mengecup dahi Ran.

"Aku pergi dulu cantik, tenang besok aku akan kembali"

.

.

Setelah itu ia lantas langsung menyeret tubuh gadis itu keluar dari apartment Ran, tanpa dia sadari kartu pelajar yg ada dikantong baju gadis itu terjatuh tepat didepan pintu.


****




06.00

Seperti biasa alarm Ran berbunyi.
Ran pun segera terbangun lalu merasakan kalau badannya terasa sangat lelah dan sedikit pusing

"kenapa akhir2 ini aku sering merasa pusing dan sangat lelah ketika bangun tidur"
Ran dalam monolognya sendiri sambil memutar lehernya dan memijit sedikit keningnya yang terasa berat.

Seperti biasa Ran bersiap pergi ke sekolah,
dan ketika akan keluar dia melihat kartu pelajar terjatuh dikaset.
"ini kan punya arin, kenapa disini"
Pikirnya bingung, segera ran menaruhnya di saku "mungkin ini jatuh waktu dia mau pulang kemarin"

.

.

Seperti biasanya pagi ini Ran berangkat kesekolah bersama jungkook diperjalanan jungkook memulai percakapan,

"ran apa kamu baik2 aja? apa tidak ada yg ganggu kamu lagi?"

"tidak ada, tidak ada kejadian aneh lagi, mungkin benar katamu kalau orang yang kemarin hanya orang mabuk, yang mengira itu rumahnya"

02.00 : 𝐂𝐨𝐮𝐧𝐭𝐥𝐞𝐬𝐬 𝐋𝐨𝐯𝐞 ✔︎Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang