END

293 27 70
                                    



Hossh! hosh hoshh!

Jimin bangkit dengan nafas yang tersenggal hidung yang terasa nyeri dan mata yang memerah
juga telapak tangan yang mengeriput.

Beberapa saat lalu sempat terbesit pikiran untuk mengakhiri hidupnya, melepas semua ego yang membuat hatinya hancur.
Dadanya terasa sesak saat matanya terpejam kelibatan wajah Ran muncul dengan jelas membuatnya meringis. Entah dosa apa yang ia lakukan dimasa lalu hingga ia merasakan sakit yang seperti ini.

Jimin bangkit dari bathtube masih dengan kaos tanpa lengan dan boxernya dia berjalan dengan keadaan basah kuyub ia keluar dari kamar mandi, Jimin berjalan dengan langkahnya yang malasnya mendudukan dirinya disebuah sofa  single, wajahnya mengadah keatas sambil memejamkan kedua matanya.

Dering ponsel yang sedari tadi tak hentinya terdengar nyaring berhasil membuatnya beranjak untuk mengambil ponsel yang tergeletak dilantai.

Jimin menatap malas layar ponselnya 32 panggilan tak terjawab. Enggan Jimin menelfon balik namun tak lama sebuah panggilan masuk kembali.

 Enggan Jimin menelfon balik namun tak lama sebuah panggilan masuk kembali

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jimin berdecis kecil, sambil menyandarkan kepalanya dibantalan sofanya.
"Ada apa Jin?"

"Yak bodoh! Kemana saja kau! Ran hamil sekarang dia dirumah sakit cepat kembali"

Seketika Jimin membulatkan kedua matanya, mengelengkan kepalanya, menampar berulang kali wajahnya sendiri.
Yang baru saja dia dengar,
Apa? Ran hamil? Anaknya?

.

.

 London, Hearthrow Internasional Airport. Atlantic Airlines

Jimin baru saja duduk dikursinya, menatap keluar jendela terlihat gumpalan awan abu abu yang menandakan akan segera turun hujan.
Pesawatnya pun mulai berjalan pelan masih berada dijalur lintasan, Jimin mengeratkan sabuk pengamannya lalu menangkup wajahnya sendiri, kata kata Jin beberapa saat lalu berhasil membuatnya segera mengambil cepat penerbangan ke Seoul.

"Kau gila jim. kau meningalkan kekasihmu yang sedang hamil! kau bahkan tak memberi tahunya kalau kau ke London, kau tau bahkan tadi sore dia menunggumu didepan pintu apartmentmu entah sudah berapa lama dia disana saat aku membawanya badannya sangat panas. Cepat kembali bodoh!"


Tanpa sadar pipinya sudah basah, yang ada dalam pikirnya hanya ada Ran.
Entah bagaimana harus mengambarkan perasaanya kini. Jimin mengutuk dirinya sendiri menyesal karena meninggalkan Ran begitu saja namun ia juga tak punya pilihan, tak mungkin bagi mereka jika tetap bersama.
Namun saat mendengar Ran hamil entah mengapa ada sedikit perasaan bahagia didalam hatinya namun ia berusaha menepisnya, Apa layak dirinya merasa bahagia?
Bagaimana bisa dia bahagia dengan menghamili adik kandungnya?

 Namun saat mendengar Ran hamil entah mengapa ada sedikit perasaan bahagia didalam hatinya namun ia berusaha menepisnya, Apa layak dirinya merasa bahagia? Bagaimana bisa dia bahagia dengan menghamili adik kandungnya?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
02.00 : 𝐂𝐨𝐮𝐧𝐭𝐥𝐞𝐬𝐬 𝐋𝐨𝐯𝐞 ✔︎Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang