Ex

320 38 36
                                    

Jimin sedang sibuk memilih arloji yang akan ia beli, tanpa ia sadari kekasihnya telah jauh dari jangkauannya..

"Sayang coba lihat ini..."
Matanya masih melihat arloji yang tertata didalam etalase itu, sementara tangannya berusaha menggapai tangan kekasihnya yang ia kira masih dibelakangnya namun tak ada, Ran tidak dibelakangnya.
Seketika ia menoleh..

"Loh! Sayang..??!"
Jimin terkejut saat tau jika kekasihnya tak ada didekatnya, ia mulai panik dan berjalan kesisi kanan kirinya, berharap kekasihnya masih disekitar sini, namun Ran tak terlihat dimana pun.

Jimin pun mengeluarkan ponselnya segera untuk menghubungi Ran, namun tak ada jawaban sudah berkali kali ia menelepon tapi tak kunjung juga diangkat.

Jimin sudah sangat panik.
Ia berjalan kesetiap toko yang sebelumnya mereka datangi berharap Ran ada disana, mungkin Ran ingin kembali untuk membeli sesuatu atau apa pikirnya, sembari terus menelepon kekasihnya.

.

.

.

.

.

"Oppa!!"
Pekik Ran saat melihat Jimin dari kejauhan seperti orang kebingungan karena kehilangan sesuatu.

"Astaga..Ran.."
Jimin segera berlari menghampiri kekasihnya yang tengah duduk dibundaran air mancur sambil memakan es krim..

Grep

"Sayaang..."
Jimin segera memeluk erat tubuh mungil Ran sembari mencium pucuk kepalanya, dan membelai surai rambut coklatnya.

"Eh? Oppa kenapa?"
Tanya Ran dengan polosnya, tanpa tau kalau jimin sudah kalang kabut mencarinya.

"Isshh dari mana saja?? Oppa dari tadi cari kamu tau"
Sambil menangkup kedua pipi Ran gemas, dan menukikan kedua alisanya, Jimin sedang dalam mode marah tapi juga gemas, namun saat melihat wajah Ran mana bisa Jimin marah sungguhan.

"Ran mau es krim, dari tadi Ran disini kok. Oppa mau?"
Sambil menyodorkan ice cream sticknya pada Jimin.

Jimin menggeleng pelan, sambil membelai rambut Ran dengan lembut, bagaimana bisa marah kalau wajah ini begitu menggemaskan begini.
"Kenapa tak bilang?? Oppa pasti belikan. Bikin khawatir saja kamu"

"Oppa tadi keliatan asik banget milih jamnya jadi Ran gak mau ganggu"
Sambil mencebilkan bibirnya dan membuang mukanya entah kemana saja. Ran memang merasa bosan karena merasa Jimin mengabaikannya, padahal Jimin sedang memilih arloji couple untuk mereka berdua.

"Hmmm maaf sayang... tapi lain kali jangan seperti ini lagi ya, harus bilang oppa dulu, terus kenapa telponnya gak diangkat, oppa dari tadi telpon kamu loh"

"Eh masa sih. Tapi ponsel Ran gak bunyi tuh"
Ran segera membuka tasnya mencari ponselnya, setelah ia buka ternyata ponselnya sedang mode silent.

"Hehe pantas saja, maaf oppa"
Sambil menunjukan ponselnya ke wajah jimin.

Jimin pun hanya memutar bola matanya malas, sambil mendengus kecil. Ia langsung merangkul pinggang kekasihnya mengajaknya melanjutkan jalan jalan mereka yang sedikit tertunda.

Kini mereka sedang berjalan beriringan, dengan tangan Jimin yang merangkul pinggang Ran.
"Oppa beneran gak mau??
Kita bisa beli lagi, kalau oppa tak punya bekas Ran"
Ran masih saja menyodorkan ice creamnya pada Jimin

"Tidak sayang, oppa ingin minum jus saja disana" Jimin menunjuk kedai jus buah diujung jalan itu.
Ran pun hanya mengangguk, dan kembali menyesap ice creamnya.

02.00 : 𝐂𝐨𝐮𝐧𝐭𝐥𝐞𝐬𝐬 𝐋𝐨𝐯𝐞 ✔︎Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang