Secret 2

351 41 72
                                    

"Oppa oppa liat banyak burung itu itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Oppa oppa liat banyak burung itu itu..
Wahh tidak salah kita kesini, saat musim panas, burung burung itu cantik sekali"

Jimin terkekeh melihat tingkah kekasihnya yang kelewat mengemaskan itu.
Dengan rambutnya yang diikat
dan dress katun putih diatas paha itu membuat ran seperti peri mungil yang bahagia melihat alam bebas.

Begitu pula dengan jimin yang menggunakan celana jeans pendek se atas lutut dan kemeja putih polos dengan rambut coklatnya membuatnya terlihat tampan, selaras dengan gadisnya yang cantik.

Mereka sedang menuruni tangga dibukit itu, dengan kedua jemari yang berpautan erat. Tak sedikit pun tangan mungil itu dilepaskan oleh Jimin.

Setelah sampai dibawah, kedua mata ran tak lepas dari pemandangan yang terhampar indah didepannya.
Panorama laut biru ditambah
dengan
langit yang cerah, dan buih ombak bergulung bergantian, kicauan burung yang bersautan dan juga angin sepoi yang menerpa tubuh mereka.

Tiga hari kedepan mereka akan menghabiskan waktu bersama. Seperti yang dijanjikan jimin, setelah malam panjang mereka kemarin. Paginya jimin langsung membawa ran untuk liburan di Pulau Jeju.
Ini akan menjadi liburan yang indah untuk berdua.

   

                        02.00

Sedangkan diseberang bukit tempat jimin dan ran menikmati pemandangan itu, telah berdiri dua lelaki yang memandang kearah pasangan yang kini sedang menikmati liburan mereka.

"Sudah ku duga, kau mengikutinya sampai kemari"

"Hm? Aku?"
Seraya membuka kotak rokoknya dan pemantiknya,

"Ck idiot"

"Haha santailah, aku kesini memang ada perlu. Eomma ku menyuruh mengambil barang dirumah lama kami"

"Hah, Oiya nanti suruh si tua bangka itu untuk tidak pulang, biarkan dia dirumah kalian"

"Masih belum menerima kenyataan?"

"Sampai aku mati pun tak akan pernah menerimanya"

"Haha terserah kami pun tak perlu meminta kalian untuk menerima"
Ucapnya sambil menghembuskan asap rokoknya,

"Ck aku tak menyangka selera tua bangka itu sangat rendah. Dari seorang ratu ke seorang jalang hah sungguh memalukan"

"Haha kau benar tapi seorang jalang itu berhasil merebut raja dari seorang ratu sekalipun. Hebat bukan?"

"Iya, dan menghasilkan si bangsat sepertimu"

"Menggelikan jika kau menyebutku begitu, bukankah kita sama bangsatnya?"

"Cih. Ku peringatkan kau untuk tidak ikut campur dalam urusanku, aku sungguh tak main main dengan ucapanku. Ku harap kau tak lupa kejadian tiga tahun lalu"

02.00 : 𝐂𝐨𝐮𝐧𝐭𝐥𝐞𝐬𝐬 𝐋𝐨𝐯𝐞 ✔︎Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang