Related

284 41 40
                                    

1 Minggu kemudian.

Hongguk Seoul Hospital.

Jeon Jae Hyun.
Begitu name tag itu terpasang pada bagian depan sebuah ranjang diruangan icu.
Sudah seminggu sejak kejadian itu terjadi Jaehyun masih tak sadarkan diri.
Ia koma.
Dokter mengatakan bukan hanya karena peluru yang hampir mengenai pangkreasnya namun juga terdapat beberapa luka disekujur tubuhnya lebih lagi pada bagian tulang kaki dan tangannya mengalami keretakan ringan.
Jadilah Jaehyun terbaring dengan beberapa selang yang terhubung pada hidung, lengan dan dadanya dan juga banyak perban dan gip terpasang ditangan kiri dan pergelangan kaki kanannya.
Masuk akal jika Jaehyun sampai mendapatkan banyak luka tersebut, jika mau mengingat kembali saat Jungkook menghajarnya dengan brutal bagai monster tanpa satu pun perlawanan dari Jaehyun.

Dan sudah seminggu juga Arin setia menemani Jaehyun yang masih tak sadarkan diri pasca operasinya.
Dan setiap hari juga Jungkook datang untuk menjengguknya.
Jungkook selalu datang untuk melihat perkembangan adiknya.
Walaupun awalanya Arin tidak mengijinkan Jungkook dekat dengan Jaehyun, namun setelah mengetahui alasan yang sebenarnya mengapa Jungkook melakukan itu Arin sedikit mulai mengerti dan membiarkan Jungkook untuk datang.
Bagaimana pun juga itu adalah sebuah kesalah pahaman dan Jungkook juga berhak untuk mengetahui keadaan adiknya.

Semua terasa begitu cepat, begitu juga dengan
Tuan Jeon pun sudah mengetahui semua kejadian itu, dengan segera ia menutupi kebenaran yang ada dengan mengatakan jika Jaehyun mengalami kecelakaan lalu lintas.
Kebetulan dihari yang sama Jaemin sahabat Jaehyun juga mengalami kecelakaan yang mana mobilnya terperosok dan menyebabkan meninggalnya Jaemin ditempat kejadian.
Dengan begitu mudah saja Tuan Jeon memanipulasi sebuah cerita jika Jaehyun juga ikut didalam kecelakaan itu.

Ia harus tetap menjaga rahasia itu agar reputasi keluarganya tetap terjaga apapun ia lakukan tentu dengan kekuasaan yang dia miliki mudah saja melakukan apapun.
Bukan maksud untuk membela Jungkook atas kesalahannya namun ia juga menyanyangi putra keduanya Jaehyun, ia tak ingin putranya akan mendapatkan hukuman sosial jika tau ia adalah putra dari istri kedua Tuan Jeon.
Semuanya ditutup dengan rapih.
Semua usaha sudah dilakukan Tuan Jeon untuk menyelamatkan putranya.
Kini tinggal berdoa dan menunggu waktu saat Jaehyun terbangun dari koma.

.

.

.

.

Lotteria Mart Seoul

16.00

Ran yang sedang memilih beberapa snack dan tak sengaja melihat pada rak yang bertuliskan 'new variant' yang berada disisi kirinya, dengan senyum yang mengembang ia berlari kecil kearah rak itu
"Ah rasa baruu, aku mau"
Ran segera mengambil beberapa bungkus
Hingga ia tak sadar ada yang memperhatikanya dari belakang.

"Ehem"

Ran segera menoleh kebelakang dan seketika ia hanya bisa menampilkan eye smilenya
"E... oppa"

Jimin berjalan mendekatinya, segera ia membelai surai Ran dengan lembut, jika sudah eye smile yang dikeluarkan Jimin tak akan mampu menolaknya
"Sayang kamu sudah banyak membeli manisan, itu tidak baik hm"
Ujarnya sambil mencubit kecil dagu Ran

"Y-yaa tapi kan Ran tidak memakannya sekaligus oppa.. bisa dimakan besok besok lagi boleh ya ya"
Ujarnya sambil mengedipkan satu matanya dan menarik narik pelan ujung lengan baju Jimin.

Jimin terkekeh ia tak tahan dengan tingkah Ran yang menggemaskan, ia hanya bisa menggelengkan kepalanya
"Aish ya sudah ambilah sesukamu"
Jimin segera mendorong sedikit keranjang belanjaan mereka agar Ran mudah untuk memasukan makanannya.

02.00 : 𝐂𝐨𝐮𝐧𝐭𝐥𝐞𝐬𝐬 𝐋𝐨𝐯𝐞 ✔︎Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang