Bagian XVI

5.4K 465 19
                                    


Sasori berguling guling di ranjang empuk Akashi dan terlihat merengek seperti anak bayi membuat si pemilik kamar menatapnya datar dan jijik

"Oh ayolah mari kita buat robot besar seperti transformer kenapa kau sangat keras sih" regek sasori

"Kau bisa membuatnya sendiri" ucap akashi jengah

"Hei! Aku tidak jenius sepertimu! Kau bisa membuat semua komputer di sekolah memutar video aib udon-sensei!"

"Kau sudah keluar dari topik" akashi menatapnya datar

"Oke maksudku aku mau membuat robot canggih yang bisa melakukan apa saja dan bisa menjadi hacker!"

Akashi menghela nafas "Tidak semudah itu sasori"

"Makanya aku membutuhkan otakmu!"

"Ada syaratnya" Akashi menyeringai

Sasori bangun dan mengangguk cepat

"Aku dengar sakura curhat pada ino saat kita ke kuil minggu lalu. Dia berdoa pada kami-sama supaya kelak bisa menjadi istriku"

Sasori menganga "Dia gila?"

"Dia adikmu" dengus akashi

"Lalu apa syaratnya?"

"Kau jadi kakak iparku bagaimana?"

Sasori melotot "Hei! Aku tidak mau sakura menikah denganmu sialan!"

"Lalu kau mau membuat robotmu sendiri?"

Sasori mendecih "Apa tidak ada yang lain?"

"Perkataanku 10,6 detik yang lalu itu mutlak"

Sasori mengacakan rambutnya frustasi
.
.
.
.

Sakura sedang membereskan barang-barangnya dengan perasaan jengkel. Bagaimana tidak? Sasori meneleponnya beberapa menit yang lalu setelah dia mengirimi pesan kalau dia baru sampai di jepang dan sekarang pria itu sudah dalam perjalanan menuju apartemennya.

Kakaknya itu ingin tidur bersamanya dengan alasan konyol yaitu takut diganggu makhluk halus. Sasori memang sangat penakut dengan hal mistis, sepertinya ada yang mengganggunya hingga dia seperti orang gila ketika meneleponnya tadi.

"Sakuuuu"

Sakura menoleh dan hampir menendang sasori karena terkejut luar biasa dengan penampilan kakaknya itu. Wajahnya terlihat pucat, kantung matanya tebal rambutnya acak-acakan dan sial.. kenapa kakaknya itu datang dengan piyama pink sambil memeluk bantal yang memiliki figur pixie. 'Apa dia sudah gila?'

BRUK

"Saso-nii? Kau sudah gila kah?" Tanya sakura ketika kakaknya memeluknya erat

"Sakuraaa nii-chan takut hiks"

"Takut apa sih nii-san? Kau ini laki-laki kenapa penakut sekali sih?!"

Sasori melepas pelukannya dan memeluk bantal pixie erat "Pixie di hack huaaa"

Sakura melebarkan matanya "Apa? Bagaimana bisa?"

"Sistem perintahnya tidak lagi menggunakan nama nii-san tapi nama Akashi huaaa bagaimana bisa dia huaaa tidak mungkiiin" Sasori menangis keras dan naik ke ranjang sakura lalu menarik selimut

"A-akashi?" Sakura membeku

"Jangan katakan apapun lagi huaa nii-san takut. Mungkin rohnya bangkit karena ingin menagih perjanjian dari nii-san"

Be The One✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang