Ini kisah dua remaja yang tumbuh secara bersama dilingkungan yang sama.
Jesslyn Guan Reiner, biasa di panggil jejes. gadis imut dan super aktif ini tumbuh secara bersama dengan seorang Albert Jordan althara, pria tampan dan populer dikalangan kaum h...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sinar matahari masuk melewati celah-celah jendela kamar seorang gadis membuat tidur cantiknya terganggu di tambah bunyi jam wekernya yang sudah berbunyi sedari tadi. alhasil ia bangun dengan wajah khas orang bangun tidur cewek itu langsung merenggangkan otot-ototnya dan setelahnya beranjak pergi ke kamar mandi. Sama seperti ritual-ritual mandi lainnya ia menggosok gigi, keramasan, sabunan dan satu lagi sedikit luluran.
Jesslyn buru-buru turun dari kamarnya menuju meja makan hanya untuk mengambil sehelai roti sebab ia sudah kesiangan karena sebuah panggilan alam memanggilnya tadi. Kali ini ia berangkat sendiri dan seterusnya menggunakan sepeda.
Tepat di sebuah gang Jesslyn kini berpapasan dengan Albert, cewek itu dengan nekat berhenti mendadak di depan Albert sekarang yang sedang membawa motor sportnya.
Albert sontak mengerem mendadak dirinya langsung membuang nafas berat pada saat Jesslyn berjalan ke depannya.
"Eh Albert tumben telat??" ujar Jesslyn pada Albert. Sebuah pikiran licik mendarat di otak gadis itu.
"Terus?" balas Albert datar, Jesslyn memutar bola matanya malas.
"Tas Lo bagus ya Al," ujar Jesslyn lagi membuat Albert menaikan sebelah alisnya.
"Beli dimana?" lanjut Jesslyn
"Coba dong liat." tambah gadis itu lalu dengan memaksa ia melepas tas Albert dari punggung cowok itu, dan tanpa ragu ia langsung melemparnya hingga jauh dari jangkauan Albert.
"Gue yang bakal jadi ketua kelas!" Pekik Jesslyn, Albert mengepalkan tangannya menahan kesal dengan tingkah Jesslyn yang kini sudah berlari kocar-kacir seraya menenteng sepedanya. Kini Jesslyn tidak peduli dengan arahnya berlari kemana yang penting sekarang ia sampai ke sekolah duluan dari pada Albert. Dari motornya Albert hanya geleng-geleng melihat Jesslyn yang salah arah.
"Cewek sinting!" umpat Albert.
°•••°
Jesslyn masih terus mengayuh sepedanya ia masih belum sadar jika ia salah jalan, sampai-sampai ia lawan arus dan tepat didepan sana sebuah mobil berhenti mendadak sebab Jesslyn di depannya. Alhasil Jesslyn terpelonjat dan terjatuh sebab kaget.
"Aduh neng gak papa?" bicara seorang supir yang baru saja keluar dari dalam mobilnya.
Jesslyn berdiri seraya membangunkan sepedanya.
"Gak papa pak, maafin saya," ujar Jesslyn masih sibuk membersihkan rok dan bajunya.
"Aduh Eneng si." Jesslyn meringis merasa bersalah.
"Pak saya udah telat nih, kasih uang aja kalo dia kenapa-kenapa," pekik seorang gadis lumayan cantik dari dalam mobil, sontak Jesslyn melihat ke arahnya dan ia langsung memutar bola matanya sebab seragam SMA yang ia gunakan sekarang sama dengannya.
"Sombong amat," gumam Jesslyn seraya tertawa.
"Eneng butuh berapa?" tanya sang supir.
"Heh! buat Lo yang di dalem gue gak butuh uang Lo!" bukannya menjawab pak supir, Jesslyn malah memekik orang didalam sana.
"Udah pak saya gak butuh, sekali lagi saya minta maaf," ujar Jesslyn pada sang supir seraya tersenyum lalu membalikkan sepedanya menuju sekolah, cewek itu baru tersadar pada saat kejadian tadi.
°•••°
Kelasnya kini sudah masuk namun ia beruntung sebab Albert belum ada di sana, pak Dayat hanya geleng-geleng melihat Jesslyn yang baru masuk. Tanpa lama-lama pak Dayat menyuruh Jesslyn ke depan untuk menyampaikan Visi dan misinya. Setelah selesai Jesslyn kembali duduk di bangkunya. Mereka semua masih menunggu kedatangan Albert, namun sangat di sayangkan sudah dua puluh menit lewat Albert belum datang juga.
"Assalamualaikum," salam dari dua orang laki-laki kembar yang baru saja masuk dengan pedenya. Lagi dan lagi pak Dayat masih memaklumi sebab masih awal-awal mereka masuk sekolah.
"Besok-besok jangan sampai ada yang telat seperti ini!" omel Pak Dayat.
"Cepat kalian berdua duduk!" tambahnya.
"Gue yakin elo yang jadi ketua nya," ujar salah satu dari mereka seraya menaikturunkan alisnya pada Jesslyn.
"Alvan Alvin!" pekik pak Dayat memperingati.
"Saya sudah pusing, jadi yang akan menjadi ketua kelas kita adalah Jesslyn," ujar pak Dayat mau tak mau. Sedangkan Jesslyn sekarang ia sedang bersorak senang di hatinya.
"Yuhu Jesslyn!" teriak kedua kembar gila itu menyoraki Jesslyn.
"JESSLYN!!"
"JESSLYN!!"
"JESSLYN!!"
Sontak Jesslyn ikut meneriaki namanya dan menepuk meja.
"JESSLYN!!"
"JESSLYN!!"
Dan semua ikut terpancing, kelas ramai menyebut-nyebut nama Jesslyn seraya nepuk-nepuk meja.
"Berhenti! Alvan Alvin kalian bapak jemur ya!" ancam pak Dayat.
"Ampun pak ampun," sahut Alvin salah satunya.
"Maaf saya telat," ujar seseorang yang ternyata Albert dari pintu kelas. Pak Dayat hanya geleng-geleng seraya mebuang nafas panjang-panjang.
"Jesslyn, Albert kalian duduk," kata pak Dayat.
"Karena kamu telat Albert bapak memutuskan Jesslyn lah yang menjadi ketua kelas, dan kamu sebagai wakilnya," lanjut pak Dayat. Jesslyn tersenyum penuh kemenangan dan Albert hanya memasang wajah datarnya.
"Hari ini kita makan-makan di kantin mau?" ujar Jesslyn pada Alvan dan Alvin.
"Di traktir nih??"
"Bayar sendiri Hahaha." Alvan dan Alvin hanya memutar bola matanya malas.
Tbc Sampai sini aja wkwk, semoga suka luv luv. Jangan jadi Sider ya hehe