Ini kisah dua remaja yang tumbuh secara bersama dilingkungan yang sama.
Jesslyn Guan Reiner, biasa di panggil jejes. gadis imut dan super aktif ini tumbuh secara bersama dengan seorang Albert Jordan althara, pria tampan dan populer dikalangan kaum h...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sekarang pukul tujuh malam lewat. Gue baru aja ambil minum dari dapur dan sekarang lagi jalan buat ke kamar, gue yang lagi jalan terhenti akibat suara ketukan pintu sontak gue jalan kearah jendela dan mengintip.
Buru-buru gue nutup gorden sehabis ngintip karena mendapati teman-teman gue di luar.
"Shit! Mereka ngapain si." gumam gue lalu buru-buru lari naik keatas menuju kamar. karena gue males banget buat belajar ya jadi gue mencoba buat ngumpet aja di kamar.
Kak Dev yang baru aja keluar dari kamar ngeliat gue lari terburu-buru dan dia langsung panggil gue.
"Eh.. ngapain lari-lari?" ucap kak Dev lalu menutup pintu kamarnya.
Sontak gue berhenti. "Diem. Diem. Sutss.." ujar gue berbisik seraya menempelkan jari telunjuk ke bibir gue dan lanjut lari masuk kamar.
Dev terkekeh melihat tingkah adiknya itu, setelahnya ia mendengar suara ketukan pintu. "Siapa?" gumam nya. lalu melangkah pergi ke depan pintu.
Sesampainya ia langsung membuka pintunya dan mendapati lima remaja muda berdiri di ambang pintu.
"Hai kak," sapa Dara seraya melambaikan tangannya dan tersenyum.
"Hai." balas Dev lalu tersenyum.
"Eh ada Albert juga toh. Yuk masuk dulu." lanjutnya mempersilakan mereka masuk dan menyuruh mereka untuk duduk di sofa ruang tamu.
"Kalian teman-temannya Jesslyn kan?" mereka mengangguk terkecuali Albert.
"Btw Jesslyn nya mana kak?" sambung Reno membuka suara.
"Jesslyn ada kayanya deh di atas. Kalian mau pada ngapain?"
"Mau belajar." telak Albert cepat.
"Kalo gitu kakak panggil Jesslyn nya dulu ya," ujar Dev lalu beranjak ke kamar Jesslyn.
Sesampainya di ambang pintu Dev langsung mengetuk-ngetuk pintu kamar Jesslyn.
"Jesslyn." panggil nya tak ada jawaban dari dalam.
"Jesslyn buka pintunya, ada teman-teman kamu di luar." tak mendapat jawaban lagi Dev menghela napas gusar.
"Buka atau gue dobrak?" ancam Dev yang sudah mulai emosi. Sedangkan Jesslyn yang tadinya sedang asik mencoret-coret buku A4 nya langsung buru-buru bersembunyi.
"Jesslyn!" lagi dan lagi tak ada jawaban. Dev langsung membuka pintu kamar yang ternyata tak di kunci.
"Jingan." umpatnya sendiri.
Dev masuk ia tak melihat keberadaan adiknya itu lalu ia mencoba mencarinya lagi di setiap sudut sampai pada kamar mandi ia tak juga menemukannya.
"Jesslyn keluar. Kasian teman-teman kamu nunggu." beo kak Dev yang sudah mulai malas.