Ini kisah dua remaja yang tumbuh secara bersama dilingkungan yang sama.
Jesslyn Guan Reiner, biasa di panggil jejes. gadis imut dan super aktif ini tumbuh secara bersama dengan seorang Albert Jordan althara, pria tampan dan populer dikalangan kaum h...
"Hei kalian." keduanya terkejut seraya menelan Saliva nya susah payah ketika mendengar seruan seseorang dengan nyaringnya. Keduanya menunduk kikuk saat langkah itu mendekat ke arah mereka.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
°•••°
"Mampus Dar," bisik Jesslyn sangat pelan seraya masih menunduk begitupun Dara yang sudah gemetar sedari tadi.
"Gue males banget dihukum," jawab Dara bergemetar pasrah.
"Sumpah gak lucu." sahut Jesslyn.
Dara menghela nafas lalu mencoba memberanikan diri untuk membuka suaranya.
"Bu-bu sumpah Bu jangan hukum kami Bu," ujar Dara dengan kedua telapak tangan menyatu seraya memejamkan matanya memohon. sedangkan seorang yang sedang berdiri di depan mereka saat ini hanya mengernyit bingung.
"Kalian kenapa?" Jesslyn dan Dara melototkan matanya secara bersamaan. Suaranya kali ini tidak begitu asing dan berbeda. Lalu keduanya menoleh dan membuang nafas kasar saat mendapati Luna tengah berdiri dengan tampang bingung.
"Lo ngagetin aja anjir," ujar Dara jantungnya kini sudah mulai aman tidak seperti tadi dag dig dug serr.
Sedangkan Luna hanya mengerutkan keningnya, ada apa memangnya dengan dirinya?
"Suara Lo kek Bu Ela si! Cempreng bet kalo teriak, jadi hampir mirip." bicara Jesslyn kembali dengan posisi duduk santainya.
"Maksudnya gimana? Bu Ela yang mana Btw?" Luna masih berada di mode bingung, dirinya salah apa memang? Dan Bu Ela guru yang mana coba?
"Yang bogel, cempreng, dan bacot!" jawab Jesslyn dengan sarkas. Jesslyn tidak begitu menyukai guru itu, karena banyak perintah dan bacot.
"Ember juga!" tambah Dara.
"Oh... jadi kalian kira aku Bu Ela?" Jesslyn dan Dara ngangguk-ngangguk 'Iya' namun detik berikutnya.
"Su, su-mpah!" Jesslyn menelan Saliva nya susah payah seraya menunjuk-nunjuk gemetar ke arah seorang guru yang sedang berjalan ke arah kantin.
"Ayo buru kabur! Si Bu Ela nya nongol!" Dara, Luna mengikuti arah pandang Jesslyn lalu keduanya melebarkan matanya panik lalu buru-buru kabur dengan cepat.
"Hei kalian jangan kabur!" pekik Bu Ela sangat nyaring saat menyadari muridnya masih santai-santai di kantin padahal bel masuk sudah berbunyi sedari tadi. Dirinya langsung berlari kocar-kacir mengejar mereka yang entah kemana sekarang jejaknya.
"Dasar! Anak dari kelas berapa mereka?!" gumamnya dengan kesal, lalu dengan nafas yang memburu Bu Ela kembali ke tujuan awalnya.