Ini kisah dua remaja yang tumbuh secara bersama dilingkungan yang sama.
Jesslyn Guan Reiner, biasa di panggil jejes. gadis imut dan super aktif ini tumbuh secara bersama dengan seorang Albert Jordan althara, pria tampan dan populer dikalangan kaum h...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Jesslyn bangun!!!"
"WOI! BANGUN BANGKE!" Dev menggoyang-goyangkan tubuh adiknya itu kesal karena masih terlelap dalam tidurnya padahal jam sudah menunjukan pukul setengah tujuh.
"ASTAGA! JESSLYN BANGUN!" pekik Dev semakin mengencangkan goyangannya, sudah dari pukul enam pagi ia membangunkan adiknya itu namun tak kunjung bangun juga sampai sekarang.
Dev tak sabaran dirinya keluar kamar lalu beranjak pergi ke dapur mengambil salah satu panci dan segelas air yang terisi setengah.
Dirinya masuk kembali ke kamar adiknya itu lalu menyimpan segelas air yang ia bawa pada nakas dekat pintu lalu beralih mengambil sendok yang sangat kebetulan ada di sana, ia langsung maju lalu dengan gemas memukul-mukul kencang pancinya menggunakan sendok, itu tidak cukup untuk Jesslyn bangun bahkan sampai sang kakak memukul panci itu seraya menodongkannya di telinganya ia tak kunjung bangun. Mungkin efek semalaman, ia sangat lelah karena pulang malam dan belum lagi pada saat siang dan sore nya.
Dev membanting kesal panci itu ke lantai lalu beralih mengambil segelas air yang berada di nakas, Dev bersumpah bila adiknya ini tak kunjung bangun juga ia akan membawanya dan melemparkannya langsung dari lantai 2. Kejam.
"Woy asu bangun!" beo nya kesal seraya menciprat-cipratkan air itu dikit demi sedikit.
"Aghh.." Jesslyn mulai terganggu oleh percikkan itu tetapi ia malah merubah posisinya menjadi menguasai ranjang seraya menguap dan tidak peduli.
"Adek sialan!" umpat Dev lalu dengan kesalnya menumpahkan semua isi gelas itu ke wajah Jesslyn.
Jesslyn terpelonjat kaget matanya terbuka lebar dirinya terbatuk-batuk sebab air itu masuk ke dalam mulut dan hidungnya.
Uhukk.. uhukk..uhukk.
"Mantep tuh!" cerca Dev seraya melipatkan kedua tangannya di depan.
"ARGHH!!!" Jesslyn langsung duduk di pinggir ranjangnya dan menendang-nendang tak jelas ranjangnya lalu menatap Dev tajam.
"Apa mau marah? Huh!" ucap Dev, Jesslyn mengangkat sebelah tangannya mengepal rasa ingin menghantam kakaknya keluar namun tertahan lalu tangannya menurun.
"Sana per—!" belum sempat Jesslyn mengusir Dev, ucapannya sudah lebih dulu di potong.
"Liat noh jam berapa?!" ujarnya seraya mengarah pada jam dinding yang menyangkut pada dinding pastinya.
Jesslyn mengikuti arah pandang Dev lalu kedua matanya melotot dan dengan panik segera berlari ke arah kamar mandi. gadis yang ceroboh! dirinya baru saja masuk sudah lebih dulu terpeleset jatuh dan membuatnya terpekik.
"Aww!" pekiknya seraya meringis membuat Dev langsung berlari kearahnya.
"Kenapa?" tanyanya lalu tertawa kecil setelah mendapati Jesslyn yang sudah berdiri meringis seraya mengelus-elus pantatnya.