Paris, France.
Sebuah lambaian tangan berhasil memberhentikan sebuah taxi kota. Gadis jangkung berambut blonde itu segera menaiki taxi dan duduk dikursi penumpang. "Emmenez-moi au 124 rue de Turenne monsieur." Si supir pun mengangguk lalu mulai melajukan taxi nya menuju tempat yang gadis itu tadi sampaikan.
Suasana pagi ini lumayan cerah untuk Rose menikmati liburan nya menyusuri kota Paris. Ia berangkat dan terbang ke Paris seorang diri. Banyak tempat yang akan Rose kunjungi, tujuannya pergi berlibur guna me refresh ulang pikiran nya yang lelah dengan segala pekerjaan dan aktivitas yang memusingkan.
Tiga tahun sudah kejadian kelam itu berlalu. Nyatanya perempuan itu masih sendiri, masih setia menunggu kehadiran seseorang. Rose yakin, Jungkook akan kembali. Hati nya berkata demikian, Jungkook pasti masih hidup. Hanya saja ia tidak tau kapan pria itu akan mendatangi dan menepati janji nya untuk selalu bersama.
Rose melirik jam tangan yang melingkar dipergelangan kiri nya.
Pukul 09.13 am
Ia akan pergi sarapan terlebih dahulu, baru sesudah itu mengunjungi rumah teman lamanya yang sekarang sudah menetap tinggal disini. Setelah sampai di suatu tempat makan Rose pun turun dan membayar taxi itu.
Kring!
Bunyi bel berbunyi saat Rose memasuki Café itu. Café dengan gaya khas Eropa ditambah sentuhan klasik menambah poin plus untuk berlama lama duduk di caffe ini. Rose memilih untuk duduk di bagian pinggir jendela, setelah memesan tangan Rose bergerak untuk mengambil sebuah camera dari dalam tas nya.
Satu buah gambar berhasil gadis itu jepret, hanya sekedar informasi akhir-akhir ini ia sangat menyukai fotografi. Sudah banyak hasil jepretan yang Rose ambil, dan semua itu seperti hasil jepretan orang yang sudah profesional.
Rose tersenyum tipis kala melihat seorang anak kecil yang sedang diomeli ibu nya.
Rose jadi rindu, ia ingin kembali menjadi anak kecil. Oh ya mengenai gantungan kunci itu, Rose sudah tau siapa anak kecil berambut poni yang memberi nya benda lucu itu. Dia Jungkook, entah kebetulan ataupun sudah suratan takdir, sangat sulit untuk dipercaya.
Tak lama dari itu waiters datang membawa pesanan rose. "Profiter de mademoiselle." kata waiters itu meletakkan pesanan Rose ke atas meja. [Selamat menikmati nona].
"Merci." Rose tersenyum, kemudian waiters itu pun meninggalkan meja gadis itu seorang diri. [Terimakasih]
Setelah beberapa menit mengisi perut nya di pagi hari atau bisa disebut sarapan, Rose merasa perut nya sudah terisi penuh dan dirinya menjadi berkali-kali lipat semangat. Gadis itu pun beranjak untuk menuju sebuah rumah yang tidak terlalu jauh dari Café ini.
Ia berjalan di pinggiran jalan, Paris begitu berbeda dari Jakarta. Disini banyak pejalan kaki, tidak seperti Jakarta yang gengsi mereka terlalu besar untuk sekedar berjalan kaki dipinggir jalan. Rose menyusuri pemukiman dengan rumah bergaya lama. Dari jalan ini rose bisa melihat menara eiffel, yaitu salah satu bangunan iconic dari Paris yang sudah mendunia.
Beberapa menit ia berjalan mencari alamat rumah yang sahabat nya kirimkan via Whatsapp, Rose pun berhasil menemukan rumah dengan no 14 itu. Dengan ragu ia menekan bel rumah. Sudah dua kali Rose menekan, namun nihil tidak ada sahutan dari dalam rumah. Apa Rose salah rumah?
Apa ini benar?
Baru saja ingin menekan lagi pintu rumah, tiba tiba pintu kayu berwarna itu terbuka. "Wait a minute Ehh— OCIII?! Is that you?" gadis berponi itu berteriak histeris lalu memeluk erat sahabat nya yang sudah lama tidak berjumpa.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐔𝐧𝐭𝐢𝐥 𝐏𝐞𝐨𝐩𝐥𝐞 𝐒𝐞𝐞 [✔]
FanfictionThe way to sleep forever, some scenes have been changed. SELESAI [] rosékook | [AU] © 2019 fluttersyy_