Bagian 5 : Aku Psycopath

12 1 0
                                    

Tanggan ku gemetar melihat isi ruangan itu, sejauh mata memandang ratusan toples berisi kepala dan bagian tubuh kucing tersusun rapi di rak, TIDAK ! Bukan hanya kucing , tapi berbagai binatang. Bahkan aku bisa melihat kepalan kucing yang di penggalnya kemarin. Rusyah Mengawetkanya.

"AKU BILANG JANGAN MELIHATNYA" teriaknya lebih keras. Membuat ku tersadar namun tangan ku tetap gemetaran

aku berbalik kearah Rusyah , dia berlari tak sabaran mendekati ku lalu memeluk ku "jangan melihatnya" suaranya terisak

"apa ... Semua itu apa?" tanya ku

"Jangan takut pada ku"tangisnya pecah "jangan membeci ku" kalimat itu berulang2 terdengar d telinga ku

"kenapa kamu melakukannya?"

" ini semua salah mu, ini salah mu, jika kamu tidak pergi aku tidak akan seperti ini, aku tidak akan berubah jadi monster seperti ini, kenapa harus aku"Rusyah memeluk ku erat "aku benci dengan diri ku, mengapa aku seperti ini" suara isak tangisnya masih terdengar jelas di telinga ku, membuat aku menerka-nerka apa yang sebenarnya terjadi

Ketika Rusyah mulai tenang, aku memberikannya segelas air , tanpa sepatah kata ia hanya meneguknya hingga habis
Aku duduk di sampingnya , memegang tangannya ku rasa aku harus bertanya apa yang terjadi.

***
Suatu hari, saat hujan turun membasahi bumi, aroma tanah yang basah menyerebak, ini seharusnya menjadinsuasana yang tenang.

Suara pintu yang tertutup menyadarkan Lamunan si Rusyah kecil, segera ia bersembunyi di balik lemari, ia berusaha tidak membuat suara sekecil apapun

"RUSYAH....." teriak laki-laki itu sembari jalan sempoyongan

Rusyah menutup mulutnya , "Tuhan tolong sembunyikan aku"

"DASAR JALANG, ANAK SIAL" ucap laki-laki itu lebih keras

Rusyah yang ketakutan masih menutup mulutnya, namun isak tangisnya tidak dapat di bendungnya

"KELUAR KAMU" laki-laki paruh baya itu menyeretnya dengan kasar , tubuh nya yg kurus itu di hempaskan ke lantai "KAMU ANAK SIAL" tendangan mendarat di perutnya.

Rusyah di seret Keluar rumah, tubuhnya di hempaskan begitu saja , diantara rintikan hujan, teriakan minta ampunnya tidak di pedulikan ayahnya sendiri

Tidak hanya sekali,beberapa pukulan juga bertebaran mendarat di tubuhnya, hingga Hening pun tiba.
tendangan itu berhenti ketika lelaki tua itu tergeletak tidak berdaya.

"dia jatuh membentur batu"Rusyah memulai pembicaraan "saat itu aku melihat darahnya keluar mengalir bersama rintikan hujan"

"tolong...tolong" ucap laki-laki itu tapi lirih,  entah mengapa aku merasa cukup senang , dia mencoba mengangkat tanganya, memerintahkan aku untuk membantunya.

Buk...buk...buk
Rusyah mengempaskan batu berkali-kali di kepala ayahnya sendiri hingga bagian wajahnya menjadi Rusak

"laki-laki brengsek itu tewas seketika" nada suara Rusyah yang tenang membuat ku merinding

"itu bukan pembunuhan, tida ada yang melaporkan, semua orang setuju klu dia harus mati seperti itu" rusyah diam sejenak, bola matanya ke atas mencoba mengingat ingat kembali

"aku masih di bawah umur, tubuh ku penuh lebam, dan laki-laki brengsek itu terkenal kejam, semua selesai karena tindakan ku adalah pembelaan, aku benar kan?"

Aku tidak tau harus menjawab apa , otak ku belum bisa mencerna ucapannya ,apalagi aku terus mengingat kejadian bangkai kucing d ruangan itu

Tiba-tiba Rusyah mendekat ke arah ku, ia berbisik ditelinga ku "maka jangan menjauhui ku"

Aku mencoba menjauhkan wajah ku darinya, namun tangannya mencengkram leher ku

"aku membunuh semua binatang itu ketika aku kesal karena wajahmu mulai memudar di ingatan ku"

Tengorokan ku terasa kering, badan ku kaku seakan tidak bisa bergerak

"aku tidak melakukanya pada manusia, tali aku tidak yakin esok"

Rusyah menempelkan hidungnya di leher ku, aku bisa merasakan dia mengendus mencium aroma tubuh ku, bahakan untuk menulan air liurku saja aku tidak mampu.

"Wenndy" ucapnya kemudian

"hem?" jawab ku takut bercamout ragu

"kamu sudah tau semuanya, aku tidak ingin kamu jauh dari ku lagi" bibir Rusyah mengecup leher ku , aku mencoba menepisnya namun dia lebih memeluk ku lebih erat

"jangan bergerak" ia merenggangkan cengkraman di leher ku "aku suka aroma mu" ia mengkecup leher ku lagi

"kau tau, aku memenggal kucing kemarin... Itu ku lakukan karena marah kepad mu" aku tersentak saat gigitan mendarat di leher ku

"aku marah karena kau sangat dekat dengan Roan, aku tidak suka ! , rasanya darah ku bergelora untuk mencoba mengawetkannya dengan koleksi binatang di sana"

"Hentikan, ku fikir kamu sudah keterlaluan"

"aku sudah bilang aku tidak yakin dengan hari esok"
"aku fikir itu bukan masalah, jika kamu mengizinkannya, karena aku belum pernah mencobanya Untuk manusia" tanggan Rusyah membelai rambut ku, ciumannya kini beralih mendekati bibir ku

"HENTIKAN KATA KU" aku menolak tubuh Rusyah sekuat tenaga "KAMU SUDAH KETERLALUAN"

aku bergegas berdiri, tentu saja aku harus "kabur" secepatnya, itu adalah hal yang terfikir oleh ku , namun tangan Rusyah menghalau tangan ku, dia mencengkram terlalu kuat.

Tidak ada jalan lain !
Aku memutar tangannya mengarah kebahu ku, lalu "Bam" aku membantingnya ke lantai

Kepalanya terbentur membuat pandangannya kabur tak karuan, ketika genggamannya melonggar , aku lari sejadi-jadinya.
***

Be Human , PsychopathTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang