Bagian 21 : Let's Play

34 1 0
                                    

"tetap di rumah" Roan mengirim pesan itu pada Wenndy

Wenndy hanya menghela nafas saat membacanya. Tidak ada yang benar-benar menjelaskan kebenaran. Di mana keberadaan Rusyah !, tentang pembunuhan itu ! , Roan yang selalu membatasi langkahnya, dan juga para polisi yang selalu terlihat mengawasi apertemennya.

Tidak ada Yang berjalan normal setelah kejadian kemarin, skripsi yang juga terbengkalai , gosip yang semakin menyudutkan , bahkan untuk bertatap muka di kampus berubah menjadi hal tak wajar.
Hukum sosial terkadang menghukum kejam tak berperasaan.

Baiklah ! Semua memiliki isi kepala ! Biarkan mereka membicarakan isi fikiranya sesuka hati !

"pembunuh wanita printis masih buron !"

Aku memejamkan mata ku ! Bibirnku bergerutu ! Berita pembunuhan itu menghiasi halaman depan Koran hari ini ! Aku segera melempar koran itu hingga berserakan di lantai.

Aku mencoba menghubungi Rusyah, walau ku tau jawabannya tetap sama

"nomor yang anda tuju sedang tidak dapat di hubungi"

Fikiran ku teralihkan ketika seseorang membunyikan bel. Aku membuka pintu ! Seorang kurir paket tepat di depan pintu. Dia tersenyum tipis lalu pergi setelah aku menandatangani tanda terimanya.

Paket dari anonim , aku membukanya dengan pisau karena paket itu tertutup lakban sangat tebal.

Aku membukanya susah payah.
Aku tidak sabaran
Bukan karena senang
Tapi aku juga ingin menyelasikan permainan ini !
Bahkan bibir ku bergerutu menahan batas kesabaran ku !

Paket itu terbuka !
Tertera surat kecil bertintakan merah !

"Hemm...bagaimana ini, aku tidak terlalu suka permainan monoton? Haruskah aku bermain dengannya atau bermain dengan mu terlebih dahulu?, dia baik-baik saja dalam kurungan ku"

Aku mengambil 1 bungkus plasik klip yang biasa di gunakan untuk obat, Plastik itu berbarengan dengan surat tersebut.
Isinya beberapa helai rambut pendek ! Apa dia sedang menyakinkan aku bahwa ini Rambut Rusyah?
Biadab sekali !

***

Kesabaran ku sudah di ujung ubun-ubun , aku tidak bermaksud membahayakan diri ku ! Tapi aku tidak harus berdiam diri di rumah !

Aku beranjak ! Mengambil masker dan jaket hitam ku ! Aku harus menyelidiki sendiri !
Aku membawa pisau di saku jaket , membawa alat setrum , juga gas air mata ! Yang tak kalah lebih penting aku mempersenjatai diri ku ilmu bela diri.

Aku bergegas pergi , aku keluar menuruni tangga agar terhindar dari intaian polisi.
Tujuan pertama ku ?
Tentu saja rumah itu !

Aku sampai di kediaman pertama !
Rumah tempat pembantain kucing kemarin. Rumah milik pak Malik.

Pak malik memberi ku ijin agar memasuki rumah itu , sua sudah tersusun rapi , tidaka ada bau amis yang menyengat seperti sebelumnya.

Aku melihat tumpukan barang di sudut ruangan

"itu punya pemilik yang menyewa kemarin, belum sempat di buang, mungkin akan di bakar nanti"

Aku menaikan alis ku , mendengar penjelasan pak malik, barang2 ini merupakan milik sipembunuh binatang-binatang itu ! Dan tentunya dia tak terlepas sebagai tersangka pembunuh wanita itu.

"jangan seyakin itu ! Rusyah juga bisa membunuh"

DEG !!! Jantung ku kembali berdetak tak wajar. Mengapa fikiran ini tiba-tiba datang menghantui ku.

"permisi sebentar" pak malik menyadarkan ku, gerak-geriknya mengisyaratkan untuk menerima telpon dari HP nya yang berdering.
Aku menganguk pelan.

Be Human , PsychopathTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang