Bagian 22 : A monster

17 1 0
                                    

Cahaya berkilau
Cahanya mematikan
Bunyi gemercik hiasan gelang kaki
Berlari kecil menari si atas rerumputan

Pelukan singkat mengobati kerinduan
Pelukan singkat untuk menenangkan

ketika aku mulai merasa tidak ada harapan.
Aku mendengar suara besi yang menghantam gagang pintu.
Pintu itu terbuka
Aku meneteskan air mata

Aku bahagia melihat seseorang yang kurindukan di hadapan ku
Aku bahagia aku masih hidup
Aku bahagia dia menemukan ku

Ku lihat Si pemilik rahang sadis itu mendecis ketika melihat keberadaan ku.
Tangannya menyentuh pipi ku dan tatapannya penuh cemas

"bertahanlah" ucap Rusyah sembari menggendong ku

"permisi..saya polisi...saya polisi..tolong beri jalan"

Kalimat itu yang di ucapkan Rusyah sembari menerobos kerumunan warga yang memadati luar banguan itu, beruntung tidak ada yang menghalangi langkah Rusyah karena dia mengatakan identitasnya sebagai polisi.

Rusyah meletakkan aku di mobil. Secepatnya dia menancap gas meninggalkan tempat kejadian tersebut.membawa aku ke tempat persembunyiannya

***

"ada seorang lelaki menggendong wanita yang keluar dari dalam rumah itu"

Polisi itu mengerutkan alisnya "apa laki-laki itu seperti ini?" polisi itu menyodorkan foto Rusyah

"hemm..saya tidak yakin, karena laki-laki itu memakai topi dan masker"

Polisi itu mengambil selembar foto lagi dari dalam amplop "apa wajah wanita itu seperti ini?"

Kini polisi itu menyodorkan foto Wenndy

Lelaki paruh baya itu menggeleng
"saya tidak yakin, wajah wanita itu tertutup topi jaket yang dia kenakan"

"apa ada CCTV di sini?"

"tidak ada"

Polisi itu menarik nafasnya dalam untuk memendam frustasinya

"tapi ada video mejadian saat itu, mungkin ini bisa membantu"

Lelaki paruh baya itu menyerahkan ponselnya.
Dengan cermat polisi itu menyelusuri video itu.

Asap mnggumpal keluat dari atap rumah itu. Sesaat kemudian seorang laki-laki keluar dengan membopong seorang wanita.

"tunggu" polisi itu mem "pause" kan video tersebut...matanya sibuk memperhatiakn tanggan si perempuan

"ini mereka..ini pasti mereka" ucapnya tersenyum mendapatkan petunjuk baru.

***
"kenala kamu melakukannya?"

Rusyah membiarkan aku bersandar pada dadanya yang bidang
Tangan kirinya mendekap tubuh ku

"harus dari mana aku menjelaskannya?"

"mengapa kamu pergi ke Club?"

Rusyah menarik nafasnya dalam sebelum menjawab pertanyaan ku
"monster itu mengirim ku pesan, aku ke sana untuk menemuinya"

Be Human , PsychopathTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang