Ada yang cepat melupakan
Ada yang menyimpannya menjadi dendam.
Ada yang menyakiti tanpa di sadari
Ada yang menyakiti untuk kebahagiannya sendiriKesalahan milik manusia
Tapi melakukannya dengan sengaja
Juga bukan solusi untuk di toleransi dengan kata
"ah..ya sudahlah"Hari ini aku sudah di perbolehkan untuk kembali ke rumah, Roan juga ikut bersama kami, walau di sepanjang perjalanan wajah mereka selalu datar. Mereka berubah menjadi kaku , seperti Singa yang sedang diam namun siap menerkam jika sedikit saja terusik.
Rusyah mengantar ku ke kamar, dia membaringkan ku ketempat tidur. Dia menarik nafas berat dan mengelus kepala ku.
"ucapkan terimakasih"
Kini Rusyah mendengus
"kamu akan melakukannya kan?"
"baiklah"
Aku tersenyum walaupun nada suaranya acuh tak acuh "ajak roan ngopi , berbincanglah dengannya, dia asik kalau di ajak ngobrol"
"aku tidak yakin" Rusyah beranjak lalu
pintu tertutup
"kamu masih di sini" Rusyah menghampiri Roan yang sedang melihat ke luar jendela "pulang gih" sambungnya masih dengan suara ketus
"benar-benar tidak tau terimakasih"
Rusyah mendecis "mau kopi?"
"lupakan, aku tidak suka aroma kopi kalau sedang en'nek"
Rusyah mendecis, meletakan susu coklat di atas meja dengan kasar "kalau di lihat dari wajah mu , kamu memang lebih cocok minun susu coklat, dan jangan pernah tersenyum, kamu lebih mirip balita jika tersenyum...ih..."
senyum Roan
"BUATKAN AKU KOPI" suara Roan menguat, dia memang tidak suka jika orang lain menganggap nya anak-anak, padahal memang wajahnya yang babyface
"jangan harap...!!! Aku tidak menawarkan dua kali"
"dasar brengsek" ucap Roan pelan sembari membuka kaleng kemasan susu coklat lalu meminumnya, 1 tegukan , 2 tegukan , 3 tegukan.
"itu sudah kadaluarsa"
Sepontan Roan langsung menyemburkan minuman yang sedang di teguknya "BRENGSEK!!!!"
Rusyah langsung tertawa terbahak-bahak, bahakn pipinya memerah seperti tomat "becanda...becanda..."ucapnya sembari menahan tawa, bahkan Rusyah menahan perutnya yang mulai sakit
"berani sekali dia mempermainkan ku" decis Roan pelan lalu memeriksa tanggal kadaluarsanya.
"lihat ! Lihat! Kamu mengorori lantai rumah ku" Rusyah membungkukkan tubuhnya untuk mengelap tumpahan susu di lantai
"punya tamu hobinya ngotorin rumah orang mulu""kamu...tidak mau meminta maaf pada ku?" suara Roan berubah sedikit ragu-ragu
"minta maaf untuk apa?"
"untuk luka di kepala ku"
Rusyah kembali berdiri , dengan gayanya yang malas tapi menentang, di tambah lagi wajahnya yang sok
"maaf""lakukan dengan tulus!!!"
"dengan tulus ? Mana bisa!!"
"sesulit itu kah meminta maaf dengan tulus?"
"ya sulitlah...jadwal dia kan padat"
Roan mengerutkan alisnya, "dia? Dia siapa?" ucapnya memberi respon agar Rusyah memperjelas ucapnnya
"dengan Tuluskan? Tulus penyanyi itukan ?, kenal aja kagak , masa harus minta maaf bareng dia !"
Abang Tulus!
Roan menggigit bibirnya, 2:0 skor hari ini, Rusyah benar-benar sedang mempermainkan dirinya.
Roan menggelengkan kepalanya, dia sudah kehabisan kata-kata untuk menghadapi Rusyah "terserah apa yang di fikiran mu! Aku pergi"
Roan melangkahkan kakinya menuju pintu, "aku titip Wenndy pada mu"
"dia istri ku! Kamu tidak perlu.menitipkannya pada ku !"
Roan hanya membalas dengan senyum tipis
"terimaksih!"
Langkah Roan terhenti lalu membalikkan badannya
"dan maaf untuk kejadian yang lalu"
Kini giliran Roan yang mengasung badan sok engan dagu yang sedikit naik
"aku tidak dengar..... ucapkan lebih keras !!!"
"aku bilang termaksih dan maaf!!!!" Rsyah menaikkan suaranya
"lebih keras !!!!"
"kita gak lagi di serial film dora , anjay"
***
Ada sesuatu yang sedang menunggu di sana, dia sedang tertidur dalam lelap , jangan di usik ! Nanti kamu tidak sanggup jika dia mulai menargetkan mangsanya.Tenang....
Jangan berisik....
Ku mohon tetaplah tertidur....
Jika kau ingin...menghilanglah...
Karena dirinya tanpa mu
Jauh lebih baik..."aku sudah bilang . Aku tidak yakin dengan kelakuann ku esok! Jangan menguji ku"
"itu bukan aku!"
Tidak ada yang mempercayainya
"aku bilang itu bukan perbuatan ku"
Langkah istrinya mulai menjauh
"kamu harus mempercayai ku!"
Suara tembakan terdengar !!!
***
Terimaksih buat yang selalu membaca karya saya
Semoga terhibur
Ketika saya melihat jumlah pembaca.
Saya merasa lebih bersemangat.Thanks
KAMU SEDANG MEMBACA
Be Human , Psychopath
De TodoIni tentang dunia mu yang berbeda... ini tentang diri mu , tentu saja aku harus terlibat. karena aku teman mu. awan itu mendung. menyambut ku turun dari halte bus aku melihat sekeliling, sudah sangat berbeda setelah 15 Tahun lamanya. alasan ku kemb...