Bagian 20 : The Deal

30 1 0
                                    

"dia bersama ku ! Dia baik-baik saja. Jemput dia sekarang ! Aku sedang menahan diriku untuk tidak menyakitinya ! Jika tidak segera ! Kau tau apa yang akan ku perbuat karena aku juga tidak bisa mempercayai diri ku sendiri !"

Panggilan telpon itu di putus sepihak oleh Rusyah ! Roan bergegas menuju alamat yang di arah kan Rusyah, alamat di mana Wenndy sedang di sekap !

Alamat itu tertuju pada bekas Gudang. Roan yang bersenjatakan senapan angin menyelusuri tempat itu penuh waspada ! "apa ini jebakan atau tidak?"

Langkahnya mengikuti serbuk berwarna merah yang merupakan petunjuk dari Rusyah menuju tempat sekapan Wenddy.

Serbuk merah itu berhenti tepat di depan pintu gudang yang sudah usang,

tetap wasapa !

Rusyah membuka pintu gudang itu dengan senapan yang di acungkan.

DEG !!!
Jantung Roan seketika berdetak keras , pacuan jantung nya meningkat drastis, saat melihat Wenndy terikat di kursi tak sadarkan diri.

Roan bergegas membangunkan Wenndy , ia mencoba melepas tali yang mengikat wendy dengan pisau yang di simpannya di saku.
Tapi tetap saja Wenndy masih pingsan !!!

***
Wenndy siuman, saat membuka mata di dapatinya dia sudah terbaring di rumah sakit , Roan yang sudah menjaganya dari kemarin langsung bergegas memanggil dokter.

Tidak ada luka berat, tidak ada kekerasan fisik apa pun di dapati di tubuh wenndy, hanya bekas ikatan tali yang masih membekas di pergelangan tangan dan lengan atasnya.

Polisi memasuki kamar ku, bergantian setelah dokter yang bertugas keluar.

"apa yang sebenarnya terjadi ?" fikir ku tak karuan

Aku tidak siap dengan berita ini !
Rusyah menjadi DPO atas tuduhan pembunuhan wanita kemarin.
Barang-barang Rusyah di dapati di tempat kejaian, begitu juga sidik jari Rusyah yang menempel di pisau yang di yakini sebagai barang bukti.

"benar anda istrinya?"

Aku mengangguk , sesekali aku melirik Roan yang setia mendampingi ku, matanya tak henti mengawasi setiap jawaban yang keluar dari mulut ku. Sebelum polisi datang "katakan kamu di culik oleh Rusyah. Dan kamu tidak ingat apa-apa lagi setelah itu!" kalimat itu yang selalu di tekan kan Roan pada ku.

Roan ikut ke kantor polisi setelah introgasi pada ku selesai. Roan juga di minta untuk jadi saksi atas kejadian kemarin. Karena Roan merupakan salah satu kunci penting dalam kasus ini. Setelah introgasi selesai Roan kembali ke mobilnya.
Keningnya mengerut mengingat kejadian kemarin.

"dia tidak apa-apa, aku hanya memberikannya obat tidur"

Dengan sigap Roan mengarahkan senapan ke asal suara itu. Di dapatinya Rusyah berjalan mendekatinya.

"kau berani menunjukkan diri mu !!!"

Rusyah tetap melangkah kan kakinya hingga tepat di depan Roan . Rusyah langsung berlutut dengan kepala tertunduk tepat di depan senapan yang di arahkan ke kepalanya

"aku sedang memohon pada mu" ucap Rusyah lirih "tolong jaga wenndy"

"apa kamu sedang bermain drama? Kamu pandai sekali berakting!!!"

"bawa wenndy bersama mu. Tolong jaga dia"

"kamu gila? Kamu...kamu membunuh wanita itu kan?"

Rusyah menarik nafas berat "bukan...bukan aku !!!"

"berhenti berbicara berbelit-belik brengsek "

Be Human , PsychopathTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang