"coba berbaring" Rusyah duduk di sisi tempat tidur. Tangannya membantu berbaring. "kita ganti perban ya"
Aku mengangguk , Rusyah memberi ku apel, agar fikiran ku tidak fokus pada rasa nyeri.
"sakit?" Rusyah membuka Perbannya. "tahan sedikit ya" Rusyah menekan luka ku, memeriksa apakah lukanya kering atau bernanah.
"bagaimana?" aku mengerutkan kening ku menahan sakit
"sudah membaik"
"sukurlah" aku melanjutkan memakan apel "ini sudah di cuci kan?"
Rusyah hanya bersehem. Meng "iya" kan
"ada yang ingin ku katakan pada mu" suara Rusyah terdengar sedikit garu, tanganya sibuk membalut luka ku, namun bisa ku lihat keningnya mengerut seakan berfikir "dikatakan atau tidak""bagai mana kalau kita punya anak saja?" sambung nya kemudian
Aku kaget bukan main, bahakan rahang ku tak kuasa untuk menggigit potongan apel ku
"kenapa tiba-tiba?" tanyanku memastikan"hanya gitu aja" ucapnya sedikit kikuk
"bukannya kamu yang bilang tidak ingin memiliki anak dulu"
"itu dulu"
"kenapa berubag fikiran"
"aku fikir kalau memiliki anak mungkin lebih baik untuk kita"
"kamu mencurigakan"
"sebenarnya memiliki anak adalah proteksi yang bagus agar Roan tidak selalu di dekat mu, aku benci Roan, dia tidak kalah tampan dari ku tapi dia lebih kaya dari pada aku, dia saingan yang berat!!!" keluh Rusyah dalam hati
***
Toples toples itu tersusun Rapi , kepala kucing, kepala anjing, tubuh burung yang di awetkan, juga beberapa bunga yang sudah mengering menghiasi vas bunga di ruangan itu.Seseorang sedang duduk di atas kursi goyangnya, tubuhnya menghadap jendela, membiarkan tubuhnya terpapar sinar matahari sore.
Dia bersendung kecil, tangannya bernodakan darah di biarkannya mengering.Ruangan itu mulai menggelap, namun tidak ada Cahaya lampu yang menyala, hanya percikan api rokok dan asapnya yang menari-nari bersama tiupan angin.
Monster itu sedang menikmati harinya dengan aroma darah yang masih memenuhi ruangan.
"Aku tidak berubah! Aku masih sama! Dan aku tidak pernah mencobanya!!!"Jangan menidurkan ku terlalu lama !
***
Rusyah menemani ku di rumah , dia tidak pergi ke cafe hari ini, seperti suami idaman semua hal ia lakuakan.Membersihkan rumah
Mencuci baju
Mencuci piring
MasakAku seperti Ratu untuk sehari.
Tidak boleh mengerjakan ini, tidak boleh mengerjakan itu.
Rasanya menyenangkan. Hehehehe...."belajar untuk menjadi orang tua yang baik" ucapnya
"mau ke mana?" Rusyah sudah berdiri tegak dengan gagang sapu di tangannya. Langkah ku langsung menciut seketika "kan sudah di bilang di dalam kamar aja"
"aku mau minum"
"kan bisa tinggal panggil aku" Rusyah mengisyaratkan dengan dagunya agar aku segera kembali ke kamar
"aku bosan di kamar mulu"
"ya mau gimana lagi ! Kalau aku nemenin kamu di kamar mulu, lukanya jadi lama pulih"
"kenapa bisa gitu?"
"ya bisa jadi berubah jadi hari yang erotis, lagian jahitannya juga belum kering kan"
"astaga....!!!! Rusyah fikiran kamu"
"apa yang salah! Kitakan memang rencana memilki anak"
"keputusan hanya di ambil oleh diri mu sendiri"
"apa aku temenin kamu tidur aja?" Langkah Rusyah cepat menuju pintu kamar di tempat ku berada
"enggak, enggak...di luar aja sana"
"sebentar aja... Cuma meluk dari belakang aja" tangannya mendorong ku pelan menuju tempat tidur..
"aku sulit tidur miring"
"ia..ia.. Baring sambil pegangan tangan aja"
Aku sudah di tepi tempat tidur , lalu Rusyah sudah berbaring di samping ku.
"pegangan tangan tapi kenapa wajah kamu di leher ku?"
"ya kan mana tau khilaf"
"menjauh !!!"
"aku suka aroma mu, seperti aroma bayi, sepertinya ini tanda-tanda kita akan punya bayi"
"pegangan tangan...hanya pegangan tangan...!!!"aku menggengam tangan Rusyah lalu menunjukkan ke wajahnya
"ssst...jangan banya bergerak...nanti jadi khilaf"
Rahang sadisnya bergerak. Dia tersenyum !
***
Sebenarnya mau buat ceritanya lebih oanjang..
Tapi otak saya lagi Gabut...Rencananya cerita ini mungkin samapi 30 aja atau mungkin kurang.
So thanks to u All.
![](https://img.wattpad.com/cover/216925266-288-k318238.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Be Human , Psychopath
RandomIni tentang dunia mu yang berbeda... ini tentang diri mu , tentu saja aku harus terlibat. karena aku teman mu. awan itu mendung. menyambut ku turun dari halte bus aku melihat sekeliling, sudah sangat berbeda setelah 15 Tahun lamanya. alasan ku kemb...