Bagian 9 : Awal baru

13 0 0
                                    

Detakan jarum jam
Memutar waktu
Lilin yang meleleh
Terbakar rayuan api
Namun ia pun tak kuasa menolak
Ia seakan bergumam
"tidak apa-apa jika daku meleleh dan hancur, jika itu oleh diri mu"
Kesenangan mu sebuah ironis

Ku rebahkan tubuh ku di rerumputan, menikmati sinar matahari menyentuh kulit ku, rasanya menyenangkan berhenti di akhir.

Aku memutuskan untuk cuti kuliah , aku tidak punya alasan tentang hal itu, hanya ingin menikmati kesendirian ku tanpa jadwal yang padat saja.

"Joging, berenang, bersepeda, mageran, rebahan" itu hanya beberapa hal yang ku lakukan untuk menikmati libur panjang ku.

Sesekali Rion datang untuk mengajak ku hangout bareng, namun tidak seperti dulu, karena Rion menjadi lebih sibuk karena pekerjaannya.

Benar! Sekitar 6 bulan lalu Rion sudah lulus kuliah, sekarang dia berkerja menjadi salah satu editor percetakan buku.

Tidak bisa di sebut kariawan sih, toh pabrik percetakan buku milik kakeknya Rion.

Aku meneguk air dari lemari Ice, menyelusuri dapur menuju ruang Tv.
Sudah 10 bulan berlalu sejak kejadian itu. Bahakan setelah selama itu aku masih merasa bersalah pada Roan.

"sebentar lagi aku jemput, aku traktir nonton" sebuah pesan dari Roan

Seperti anak kecil yang kurang hiburan, aku berlari ke kamar untuk bersiap2, apa lagi film yang ku tunggu-tunggu sedang tayang

Aku mendengar suara ketukan pintu, bergegas aku memakai lipstik dan segera membuka pintu

"lama tidak bertemu"

"DUG..." Aku terpatung, mata ku membulat tak percaya siapa yang ku lihat, senyumnya tipis dan tatapnnya masih tajam seperti dulu

"Rusyah"

Aku bergegas menutup pintu, dengan sigap tangannya menghalangi hingga terjepit

Ia mendorong lebih kuat dan aku tidak dapat melawan

"seperti ini perlakuan mu ketika lama tidak bertemu?"
Rusyah melangkah masuk, kaki ku melangkah mundur

"jangan terkejut seperti itu, aku sudah pernah janji akan memotong kuku mu, dan aku akan melakukannya hari ini"

Aku gemetaran ! Aku belum siap dengan hal ini, bahakan membuka mulut saja berat.

Rusyah menutup pintu, tangannya lebam karena terjepit. "kamu tinggal sendiri?" Rusyah menyelusuri setiap sudut rumah ku

"aku tidak suka pandangan mu , kamu membuat ku tidak nyaman" Rusyah melikir ke arah ku, padahan pandangannmatanya yang membuat aku tidak nyaman

Rusyah melangkahkan kakinya semakin dekat pada ku , aku semakin menjauh,

Duarrrrrrr tiba-tiba suara petir menyambar keras membuat ku menunduk ketakutan , jujur saja saat itu ku fikir akhir hidup ku.

Aku reflek memejamkan mata dan menutup telinga ku. Petir itu kembali menyambar bersamaan rintikan hujan yang turun.

Aku merasakan tangan sedang memeluk ku, Rusyah membenamkan kepala ku di dadanya yang bidang
Sebuah protection yang nyaman.

Be Human , PsychopathTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang