Bagian 12 : Memulai hari baru

11 0 0
                                    

"Itu hanya gurauan garing yang tidak perlu di ambil serius" itu adalah yang ku fikirkan sebelum aku sadar sudah dalam jalur kendali Rusyah.

Rusyah bukan tipe orang yang menarik ucapannya, belakang aku fahami jika dia dalam situasi hal genting lalu dia mencoba mengalah, maka Waspaadalah. Itu tandanya dia sudah merencanakan sesuatu.

Jika dia dalam situasi tak menguntungkan  dia lebih memilih diam dan alis sebelahnya naik.
Berdoa saja.itu tandanya dia sudah mengunci targetnya

Rusyah tipekal otang yang terus maju jika sudah mengunci sesuatu sebagai targetnya, ambisius, dia bisa melaju seperti porsce yang tidak bisa di kendalikan.

Balik cerita mengapa kami bisa menikah !
Setelah berpamitan dengan ayah , Rusyah kembali ke rumahnya, "ada hal penting"  itu alibinya, belakangan aku mengetahui Rusyah telah menjual Rumah peninggalan Ayahnya, dan aku juga baru mengetahui dia seorang mahasisawa Yang sedang cuti karena dia sedang dalam tahanan. Dia tidak pernah cerita masalah kuliahnya namun aku juga tidak bertanya.

Karena jurusan tataboga tidak memilki mahasisawa yang cukup banyak, maka dengan leluasa dia jadi mahasisawa tanpa dipersulit.

Singkat cerita setelah rumahnya terjual, dia kembali datang ke rumah ku tanpa sepengetahuan ku, kembali berlutut di hadapan ayah.

"saya sudah mempersiapkan semuanya, Apertemen yang Wenndy sewa akan saya beli dan saya juga akan membuak cafe"

"saya harap om mau membebankan tugas menjaga Wenndy kepada saya"

Tanpa di duga ayah mensetujuinya "kamu harus  bersanding dengan laki-laki yang berani dan bertanggung jawab seperti Rusyah"

Ucapan ayah sungguh memggelitik, ayah mungkin akan berubah fikiran jika Rusyah Psikopat. Tapi aku tidak akan memberitahunya, keselamatan keluarga ku bisa terancam jika Rusyah Murka.

"aku akan mengubahnya menjadi manusia tahap demi tahap" aku sudah betekat seperti itu.

Orang yang pertama yang ku beri tahu adalah Roan, dia sangat kecewa bahkan meninggalkan aku di cafe sendirian.

"kenapa kamu membahayakan diri sendiri ?" itu pertanyaannya sebelum Roan pergi. Aku juga tidak tau mengapa suka rela masuk ke dunia Rusyah.

Kami menikah , diadakan dengan Sederhana yang di hadiri keluarga dan teman dekat. Astaga ! Aku tidak percaya ini.

***
Aku merapikan baju ku di depan cermin, di belakang ku Rusyah yang bertubuh jangkung juga sedang merapikan bajunya.

"nervouse?" tanya ku , hari ini adalah hari pertamanya masuk kuliah

Rusyah menghela nafas "lengan ku masih sakit karena kamu gigit tadi malam" keluhnya seakan menggoda

Aku mendecis

"untung aku tidak membiarkan bibir ku kamu gigit"

Aku membereng kepadanya

"tidak apa-apa... Tidak apa-apa...aku suka"  senyumnya mengenbang

***

Kami berjalan kaki ke kampus karena jaraknya tidak jauh, kami berpisah di persimpangan, karena arah kami berlawanan, aku harus bertemu dosen pembimbing dan Rusyah harus masuk ke kelas.
Aku harap dia tidak mengacau.

Aku menunggu di taman, kami sudah jandi akan makan siang bersama, rasanya sangat bosan, aku merasa bosan karena memiliki hubungan yang kaku dengan Roan, padahal dia yang selalu menemani ku, aku sungguh merasa bersalah padanya.

Be Human , PsychopathTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang