Bagian 24 : calm down monster

22 1 0
                                    

Aku merindukan saat sepert ini, dimana pagi di mulai dengan hal-hal sesederhana ini.
Kecupan selamat pagi
Merengek manja
Memasak sarapan bersama
Dan hal-hal lainnya

Rusyah menyenggol ku manja saat sedang memotong buah di samping nya, bibirnya tak lepas dari senyuman.

"kamu mau tangan istri mu terluka?"

Rusyah manyun lalu memeluk ku dari belakang , menyenderkan rahangnya yang sadis di bahu ku.

"aku ingin piknik" ucap Rusyah kemudian

"piknik?"

"hem" balasnya manja

"bagaimana kalau hari ini?"

"hem...kemana kita akan pergi?"

"ke tepi sungai saja, aku juga ingin memancing"

Rusyah mengarahkan pandangannya pada ku
"kamu bisa mancing?"

"aku hanya ingin mencobanya"

Rusyah mengangguk lalu membenamkan wajahnya ke leher ku
"bagaimana kalau kita pindah?"

Tangan  ku terhenti sesaat, aku berfikir sejanak menanggapi ucqpan Rusyah.
"kenapa tiba-tiba" ucap  tenang, sebenarnya aku mencoba untuk tetap tenang

"hanya terfikir begitu saja"

"hem" aku menganguk "kita akan bicarakan itu selanjutnya"

Bel berbunyi ,
"ah...itu Roan" ucap ku bergegas menuju pintu

"Roan?"

"aku mengajaknya sarapan bareng, kamu berhutang budi padanya"

Rusyah menunjukkan wajah apatisnya

"ucapkan terimakasih dengan benar" aku tersenyum menggoda Rusyah yang sedang manyun, lalu membuka pintu

Aku senang akhirnya bisa kembali berkumpul dengan Roan.
Setalah kejadian kelam yang lalu sangat sulit memilih waktu untuk bertemu dengannya

Aku membuka pintu, dia berdiri tepat di depan ku

"lama tidak bertemu" senyumnya menyeringai

Senyuman ku memudar

Aku bertatapan mata dengannya

Jantung ku berdegum kencang, aku menelan ludah ku yang tertahan

"aku merindukan mu"

Langkahnya mendekat

Langkah ku menjauh

Dengan cepat dia memeluk ku, aku tersentak karena hal tiba-tiba itu

"kenapa tidak di suruh masuk?"
Rusyah datang menuju pintu

Aku berbalik pelan dari pelukannya, mata ku merah menahan air mata. Aku meminta pertolongan

Dia menegakkan wajahnya dari pundak ku saat suara Rusyah terdengar.

Wajahnya menentang dan menyeringai tajam.

"hai" ucap Monster itu kemudian

Jelep....
Dia menarik pisau yang di tancapkannya kepertut ku.
Aku tersentak !
Lalu langkahnya menjauh , seketika aku langsung ambruk.

"TIDAK....." Rusyah bergegas mendekat kepada ku, monster itu melariakan diri sembari tertawa.

"Wenddy...Wenddy" Rusyah menekan bekas tusukan itu
"betahanlah....ku mohon"
Mata Rusyah memerah , sungguh dia sangat panik saat itu

Aku hanya mengeluarkan nafas tersenggal-senggal kareba syok

Dengan sigap Rusyah langsung menggendong ku , berlari menyelusuri lorong apertemen menuju lift.

Be Human , PsychopathTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang