Bagian 7 : Hidden

15 1 0
                                    

Aku was-was setengah mati, Dengan sigap aku menghentikan Taxi yang lewat.

"duduk di depan!" perintah Rusyah sembari memasukkan tubuh Roan ke bagian belakang, lalu ia masuk kemudian.

Di perjalanan aku mendesak supir akar lebih cepat, aku melihat kebelakang memastikan keselamatan Roan, ku lihat Rusyah yg menikmati pemandangan di luar jendela, ekspresinya acuh tak acuh

"kumohon lebih cepat" aku kembali mendesak supir

"dia tidak akan mati" ucap Rusyah santai, pandangannya masih menikmati pemandangan di luar, angin berhembus mengibas rambutnya yang sedikit panjang

Aku menghela nafas ku marah, bagaimana mungkin dia menghajar Roan secara membabi buta seperti itu, apa salah Roan?

"aku tidak salah" pandangan Rusyah tajam beralih menatap ku "jangan mengkhuatirkannya seperti itu, aku cemburu"
Wajahnya yang dingin itu ingin sekali aku menamparnya

***

Sesampainya di rumah sakit ,Roan langsung mendapat perawatan.
Ku lihat Rusyah sedang mengobrol di telfon , gerak geriknya seperti menyakikan sesuatu.

Tunggu !!! Ponsel itu serasa tidak asing.

Rusyah mendekat ke arah ku, aku memperhatikan langkahnya , ia memasukkan 1 tangannya di kantong dan satunya lagi ia biar kan menjuntai

"ini" ia menyerahkan sesuatu didepan ku "Handphone nya Roan"
"aku sudah telfon orang tuanya, aku bilang dia pukuli orang tidak di kenal"

"kamu yang melakukannya?" ucapku dengan tatapan menghakimi

"iya"

Ucapannya yang singkat itu membuat ku mendesis "brengsek"

"aku berbaik hati tidak mengawetkannya" ia meleparkan Handphone itu ke pangkuan ku lalu melangkah pergi

"oia" Langkah Rusyah berhenti, ia membalikkan tubuhnya lalu berjalan mendekat ke arah ku
"ada yang kelupaan" ia mendekatkan kepalanya dan berbisik di telinga ku
"ingat dia di pukuli orang tidak di kenal, jika alasan lain keluar dari bibir mu, kamu tau aku tidak bisa mempercayai kelakuan ku esok"

Aku menelan ludah ku, ucapannya bukan sekedar candaan belaka.

"tetap di sini, jangan pergi kemana pun"

***
Aku mengambil handphone ku , aku curiga akan sesuatu.
Kala itu saat aku berjalan2 menyelusuri rumah Rusyah, aku membuka laci , kulihat ada beberapa kertas, aku membukanya dan membaca sekilas. Kertas itu berisi surat Rujukan ke poli Jiwa, "anxiety disorder" tertulis di lembaran diagnosa

Insting ku terfokus dengan kata Psikopat , ku coba pahami satu per satu kata dan benar saja hampir semua ciri-cirinya di miliki Rusyah.

"jadi , sekarang yang ku hadapi adalah psikopat?"

Suara bungkusan plastik menyadar kan ku, Rusyah sudah di samping ku , dia membawa 1 kantung plastik makanan

Tangannya meberikan sebotol air meneral ke pada ku.

"apa yang kamu baca?"

"tidak ada" aku segera mengambil minuman itu

"sini" Rusyah memalingkan wajah ku berhadapan dengan wajahnya
"kamu berantakan" tanggannya mencengkram rahang ku dan tangan satunya lagi membersihkan wajah ku dengan haduk basah

"haduk dari mana?"

"aku beli" dia tetap dingin seperti sebelumnya , dia melepaskan cengkramannya Dan kini beralih membersihkan tangan ku

"kamu psikopat?" tanya ku memberanikan diri, aku tidak perduli bertanya di waktu yang tepat atau tidak

"hem" ucapnya meng"iya"kan

"sejak kapan?"

"tidak tau" ucapnya singkat, tangannya masih sibuk membersihkan satu persatu kuku ku

Aku menghela nafas , aku tidak tau harus berkata apa lagi, Teman ku ! Ah entah lah ! Aku tidak tau harus menganggap dia masih teman ku atau tidak.

"kuku mu sudah panjang, besok aku akan memotongnya"

"tidak perlu, aku bisa sendiri"

"aku sulit mengendalikan diri, jika aku ingin mencari kesenangan atau aku sedang marah , aku tidak punya kuasa untuk mempertimbangkan hal itu baik atau tidak"

Aku tidak merespon ucapnnya

"Hanya sekedar Informasi"Lanjut Rusyah kemudian

"kenapa kamu melakukannya?"

"sudah ku bilang aku cemburu"

"apa hak mu cemburu padanya"

Rusyah menghentikan tangannya "aku berhak" suranya berubah tegas
"aku yang pertama mengenal mu, aku lebih berhak atas diri mu"

"aku tidak milik mu dan aku tidak milik dia"

"kamu tidak milik dia, tapi kamu milik ku"

"kamu menyukai ku?"

"kamu hanya dimiliki aku"

"aku tidak akan mencintai seorang Psikopat" nada suara ku menantang

Rusyah meletakkan haduk tersebut, tidak berkata sepatah kata pun lagi, tangannya sibuk membuka bungkusan Roti lalu memberikannya pada ku

"aku tidak suka rasa keju" aku menepiskan tangan Rusyah untuk memberi tanda pemberontakan

"aku memukulinya karena dia lebih tau apa yang bisa kamu makan dan apa yang tidak, dia tidak berhak mengetahui apapun tentang diri mu"

"alasannya sesepele itu?"

Percakapan kami terhenti ketika perawat datang memanggil wali Roan, sigap aku langsung berdiri menghampiri

Aku memutuskan tetap tinggal disini menemani Roan yang belum siuman, kepalanya robek dan di jahit 10 jahitan, wajahnya penuh lebam,
Sekujur tubuhnya juga terjadi hal yang sama

Aku dan Rusyah menemani Roan di Rumah sakit, Rusyah bersikeras tidak akan beranjak, karena wanitanya menemani laki-laki lain.

aku merebahkan diri ku di lantai, beralaskan tikar seadanya, menggunakan tangan ku sebagai bantal , sesekali aku membuka mata , menjaga Roan ,mewaspadai Rusyah.

Hingga malam mulai larut , aku tidak kuasa menahan mata ku lagi. Aku tertidur.

Cuaca terasa cukup dingin, rintikan hujan yang turun menambah hawa yang membuat ku sedikit menggigil, aku menekukkan kaki ku sebagai alternatif seadanya

Hangat ! Aku merasa hangat ! Kurasakan sebuah selimut menutupi ku, aku membuka mata mendapati Rusyah membaringkan tubuhnya di samping ku

Dia tidak tertidur, matanya sayu menatapi ku , aku tidak bisa mengartikan pandangannya, sekilas dia tidak seperti monster.

Kami saling bertatapan, tangannya mulai membelai rambut ku
"tidurlah" ucapnya dengan lembut

Jika dia bersikap seperti ini, dia terlihat seperti laki-laki normal yang tidak membahayakan. Mungkin sisi Psikopatnya sedang bersembunyi.

"ini selimut dari mana?" tanya ku pelan, mungkin aku terhanyut dengan sikap lembutnya yang membuat ku nyaman untuk sekilas

"punya Roan"

Aku terperangah, aku memukuli Rusyah tanpa henti, namun dia hanya tertawa kecil. Tega sekali dia mengambil selimut Roan yang masih tergeletak tak sadarkan diri.

***
Saya harap kalian menyukai tahap demi tahap certia yang saya buat.

Beri dukungan dan nantikan Bagian 8nya .

Be Human , PsychopathTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang