Lelaki itu pun membuka topi dan kacamata nya. Ternyata lelaki tersebut adalah Rafa, Nara dan Ardi pun terkejut dengan kedatangan Rafa.
"Rafa, kok kamu ada disini juga?" ucap Nara.
"Emang gak boleh ya" ucap Rafa.
"Wahh jadi dari tadi kamu ngikutin kami ya" ucap Ardi sambil beranjak dari tempat duduknya.
"Bukan ngikutin emang udah rencana mau kesini" ucap Rafa.
Padahal Rafa kesitu karna mendengar percakapan antara Nara dan Ardi di sekolah tadi. Dan Rafa tidak mau kalau Nara berduaan dengan Ardi.
"Udah gak usah di ribetin, Nara mau pulang Nara capek" ucap Nara sambil mengambil tasnya.
"Sama aku aja" ucap Ardi dan Rafa secara bersamaan.
"Ihh ikut-ikut aja orang ngomong" ucap Ardi.
"Gak ya emang mau ngomong itu kok" ucap Rafa.
"Nara kamu pulang sama aku aja, kan tadi aku yang ngajakin kamu, aku harus tanggung jawab dong nganterin kamu pulang" ucap Ardi.
"Gak usah Ra kamu sama aku aja kasian kan si Ardi capek habis jalan sana sini, terus nganterin kamu pulang lagi" ucap Rafa.
"Gak kok Ra aku gak capek, tenang aja" ucap Ardi.
"Udah lah daripada nungguin kalian kayak gini terus mending Nara pulang sendiri aja." ucap Nara sambil meninggalkan mereka berdua.
"Tapi Ra gak bisa dong inikan udah malam, kamu kan cewek gak boleh pulang sendiri malam-malam" ucap Rafa.
"Iya Ra" ucap Ardi.
Tak lama kemudian, teman teman Ardi datang dan memanggil Ardi. Ardi tidak bisa menolak karena memang Ardi ada janji dengan mereka.
Tinggal Rafa yang mengikuti Nara.
"Ra, mau aku antar?" tanya Rafa.
"Gak usah" ucap Nara.
"Beneran, Ardi udah gak ada loh" ucap Rafa.
Nara baru sadar kalau Ardi sudah tidak ada, karna dipanggil oleh teman temannya.
Nara pun sempat berpikir, apakah dia mau diantar pulang oleh Rafa, karna dia juga takut kalau akan pulang sendirian malam malam.
"Naraaa kamu pulang sama aku aja" ucap Fia yang tiba-tiba datang.
"Fiaa, kok kamu ada disini juga, yaudah aku pulang sama kamu aja" ucap Nara.
"Raf makasih ya atas tawaran nya, tapi Nara pulang nya sama Fia aja" ucap Nara.
"Ohya gapapa kok" ucap Rafa.
Sebenarnya Nara juga pengen pulang sama Rafa tapi mau gimana lagi Fia datang, gak enak lah kalo lebih pilih cowok ketimbang sahabat sendiri.
Rafa pun tetap mengikuti Nara dan Fia yang pulang dengan taksi tanpa sepengetahuan mereka berdua, karena Rafa juga ingin tau dimana Nara tinggal.
Saat Nara sudah sampai di rumah, abangnya sudah berada di depan pintu untuk menunggu Nara.
"Kok baru pulang lama amat mainnya" ucap Abang.
"Inikan baru jam 9, sedangkan Nara tadi berangkat dari jam 8, cuman satu jam aja kok" ucap Nara.
"Satu jam itu lama bening" ucap Abang.
"Tadi Abang yang telpon si Fia buat nyusul kamu" ucap Abang.
"Loh kenapa harus Fia sih bang, kan Abang sendiri bisa, kasian kan Fia nya" ucap Nara dengan wajah kesal.
"Ya habisnya Abang gak tau dimana tempatnya" ucap Abang.
Nara pun meninggalkan Abangnya, dan menuju kamarnya. Nara kesal terhadap Abang nya kenapa dia harus merepotkan Fia malam malam begini.
"Ohh jadi itu abangnya, galak amat" ucap Rafa yang berada tidak jauh dari rumah Nara.
Rafa pun pulang, dia sudah tau dimana rumah Nara sekarang.
Keesokan harinya......
Jam 05.00 pagi ada yang membunyikan bel rumah Nara. Nara pun terbangun karena bel nya sangat nyaring. Nara pun pergi kebawah untuk melihat siapa yang datang sepagi ini.
Siapakah yang datang pagi-pagi kerumah Nara?
****
Sampai sini dulu, jangan lupa comment dan vote...
KAMU SEDANG MEMBACA
I BELIEVE
Teen FictionPasti kalian pernah suka sama cowok tapi gak berani buat ngungkapin kan, yaa sama deh kayak Nara , dan Nara suka sama cowok itu udah dari SMP, Nara berharap saat SMA dia tidak satu sekolah lagi sama cowok itu, agar rasa suka nya hilang dan dia bisa...