Nara menggunakan baju sweater abu-abu muda dan rok hitam selutut serta sepatu putih, dia mengurai rambutnya dan tidak lupa juga poni kedepannya.
"Kita mau kemana sih?" tanya Nara.
"Mau jalan lah" jawab Rafa.
"Iya jalannya kemana Rafa?" tanya Nara kesal.
"Kamu maunya kemana?" tanya Rafa balik.
"Terserah" jawab Nara.
"Tuh kan terserah" ucap Rafa.
Akhirnya mereka pun sampai di tempat yang dituju.
"Mall?" ucap Nara dan menoleh ke arah Rafa.
"Iya, emang kenapa tadi ditanya mau kemana malah jawab terserah" ucap Rafa.
"Gapapa sih, yaudah ayok masuk" ucap Nara.
Mereka pun masuk, dan tempat pertama yang dikunjungi adalah toko baju.
"Kamu mau beli baju?" tanya Nara.
"Gak, kamu aja" jawab Rafa.
"Tapi Nara kan gak mau beli baju" ucap Nara.
"Yaudah kalo gak mau di traktir" ucap Rafa.
"Hah! Mau, mau, kalo gitu" ucap Nara.
"Yaudah pilih sana yang kamu mau" ucap Rafa.
Nara pun memilih baju yang dia inginkan, dia memilih dua pasang baju dan sepasang sepatu. Saat selesai memilih Rafa langsung membayar nya di kasir dan keluar dari toko tersebut.
Saat keluar dari toko, Rafa mengajak Nara untuk nonton di bioskop. Di bioskop mereka terbawa perasaan sehingga membuat Nara menangis dan membuat Rafa tertawa karena melihat Nara yang terlalu baper.
Mereka juga bermain di tempat bermain, dan hari ini mereka sangat senang karena bisa menghabiskan waktu bersama.
"Fa Nara lapar" ucap Nara.
"Iya tau kok" ucap Rafa tertawa dan menggandeng tangan Nara menuju restoran.
Mereka memesan makanan khas Korea. Saat di pertengahan makannya...
"Tau gak kenapa aku ngajakin kamu jalan hari ini?" tanya Rafa.
"Gak tau, emang kenapa?" Jawab Nara.
"Soalnya besok aku sudah mulai kuliah, jadi hari ini aku pengen habisin waktu bareng kamu, karena aku tau waktu aku kuliah nanti pasti waktu yang kuhabisin buat kamu sedikit." ucap Rafa.
"Rafa tau juga gak, kenapa Nara pesan makanan Korea" tanya Nara.
"Gak tau, mungkin karena kamu suka Korea" jawab Rafa.
"Bukan, jawabannya soalnya Nara besok mau berangkat ke Korea" ucap Nara.
Rafa tak sengaja menjatuhkan sumpitnya karena kaget, dan itu membuat semua mata tertuju pada mereka.
"Kok kamu gak bilang sih!" ucap Rafa.
"Sebenarnya tadi malam itu Nara udah telpon Rafa tapi gak diangkat, padahal disitu Nara mau kasitau Rafa. Karena hari ini Rafa mau ngajakin Nara jalan sekalian aja Nara kasitaunya sekarang." ucap Nara.
Rafa hanya diam dan tidak membalas apapun, dia hanya langsung mengajak Nara pulang.
"Rafa marah ya sama Nara" ucap Nara.
"Gak cuman kesal aja" ucap Rafa.
"Besok jam berapa berangkat nya" tanya Rafa.
"Jam 3 sore an, Rafa mau ngantar Nara?" tanya Nara.
"Gak tau liat aja besok" jawab Rafa.
"Oke deh" ucap Nara dengan perasaan sedih.
Nara pun menyiapkan segalanya dan memasukkan nya kedalam koper.
"Udah disiapin semua?" tanya mama yang tiba-tiba masuk ke kamar Nara.
"Udah mah" jawab Nara.
"Mama gak tega ngirim kamu ke luar negeri sendirian, kenapa gak kuliah disini aja sih nak" ucap Mama.
"Mama gak usah takut, Nara kan udah besar jadi bisa jaga diri" ucap Nara.
"Yaudah kamu tidur ya, istirahat yang banyak" ucap mama dan mengecup kening anaknya tersebut.
"Iya mah" ucap Nara.
Keesokan harinya....
"Rafa berangkat kuliah dulu ya mah, assalamualaikum" ucap Rafa.
"Waalaikumsallam" ucap mama Rafa.
Berbeda dengan Rafa, Nara hanya menghabiskan paginya dengan berjalan-jalan mengelilingi lingkungan rumahnya, kapan lagi Nara bisa seperti itu.
Dan akhirnya waktu Nara berangkat sudah tiba, dia diantar oleh keluarganya menuju bandara. Namun Rafa tidak terlihat saat itu.
Saat sampai di bandara Nara mengurus semuanya. Dia pun terus bertanya-tanya apakah Rafa akan datang atau tidak.
Nara pun disuruh untuk segera masuk ke pesawat...
"Dek baik-baik ya disana, jaga diri jangan lupa hubungi kalo sudah sampai" ucap Abang.
"Iya"
"Jangan lupa makan ya disana, jaga diri baik-baik, hubungi mama 3 jam sekali" ucap Mama dan memeluk Nara.
"Iya mah, hahaha"
"Selalu ingat Allah ya" ucap papa.
"Iya pah"
Nara sudah mulai jalan untuk masuk ke dalam pesawat, dan saat Nara baru berjalan tiga langkah...
"Naraaaa" ada yang memanggilnya dan itu adalah Rafa.
Rafa langsung berlari menuju Nara dan memeluknya. Nara pun meneteskan air mata.
"Maaf aku telat datang" ucap Rafa.
"Gak telat kok, tapi nyaris" ucap Nara dan menghapus air matanya.
"Ra, aku mohon kamu jaga mata jaga hati ya disana, jaga kesehatan, jangan lupa makan, jangan lupa hubungi aku terus, pokoknya kamu baik-baik lah disana" ucap Rafa dan tidak mau melepaskan pelukannya.
"Iya fa, kamu juga ya" ucap Nara dan mulai melepaskan pelukan Rafa.
"Nara berangkat ya, dah"
"Oiya jangan lupa nunggu Nara pulang ya, 4 tahun lagi! Yang pasti Nara bakal kangen sama Rafa" ucap Nara.
"Aku gak mau nunggu, tapi aku maunya nyusul" ucap Rafa.
"Iya gapapa, coba aja kalo bisa" teriak Nara dan berjalan menjauhi Rafa.
****
Sampai sini dulu jangan lupa vote dan comment...
KAMU SEDANG MEMBACA
I BELIEVE
Teen FictionPasti kalian pernah suka sama cowok tapi gak berani buat ngungkapin kan, yaa sama deh kayak Nara , dan Nara suka sama cowok itu udah dari SMP, Nara berharap saat SMA dia tidak satu sekolah lagi sama cowok itu, agar rasa suka nya hilang dan dia bisa...