8. Why?

37 5 1
                                    

Saat Rafa sampai dirumah, ibunya sudah menunggu di depan pintu.

"Rafa, kenapa baru pulang ini udah jam berapa, katanya mau joging kok sampai siang gini" ucap mamah nya Rafa.

"Gak mah, tadi ada urusan mendadak" ucap Rafa.

"Urusan mendadak atau ini..." ucap mamah Rafa sambil menunjukkan foto Rafa yang sedang bersama Nara.

"Loh mamah dapat darimana foto itu" tanya Rafa.

"Ada orang" ucap mamah.

"Fa, sebaiknya kamu jangan pacar-pacaran dulu, kamu harus fokus sama sekolah mu. Kalo kamu ketahuan pacaran mamah bakal pindahkan sekolahmu ke luar negeri." ucap mamah sambil meninggalkan Rafa.

Rafa pun hanya bisa terdiam dan tidak bisa berkata apa-apa mendengar perkataan mamahnya tersebut.

"Kenapa, kenapa bisa jadi gini sih. Siapa coba yang berani foto aku sama Nara di taman tadi" ucap Rafa sambil menjatuhkan dirinya ke kasur.

"Gimana aku ngomong sama Nara ya." ucap Rafa.

Rafa pun ingin mencari tahu siapa yang sudah memotret dia dengan Nara.

"Terima kasih ya Ardi sudah mau memberi tahu Tante tentang yang tadi pagi, Tante minta kamu terus awasi Rafa jangan sampai dia dekat dengan Nara lagi." ucap mamah Rafa yang sedang menelpon Ardi.

"Ohh, jadi Ardi yang lakuin ini semua" ucap Rafa.

"Rafa, bukan gitu nak..." ucap mamah.

"Kenapa sih mah, kenapa Rafa gak dibolehin pacaran, sedangkan kakak boleh, kenapa mamah pilih kasih sih!" ucap Rafa.

"Mamah cuman gak mau kalo kamu pacaran kamu pasti lebih mentingin pacar kamu ketimbang mamah. Sama kayak kakakmu dulu, disitu mamah mulai trauma karna mamah membebaskan kakakmu buat pacaran, lihat sekarang kakakmu gak pernah balik kerumah ini lagi bahkan nanya kabar aja gak pernah!" ucap mamah yang menangis.

"Mah, kakak ya kakak, Rafa ya Rafa. Rafa belum tentu sama kayak kakak. Rafa gak bakal kayak gitu sama mamah, karna Rafa tau mamah itu lebih penting dari segalanya. Mamah udah besarin Rafa sampe kayak sekarang, Rafa itu sayang banget sama mamah." ucap Rafa sambil memeluk mamahnya.

"Gak! Pokoknya mamah gak mau kamu pacaran untuk saat ini, mamah gak mau kejadian yang dulu terulang ke kamu." ucap mamah sambil melepaskan pelukan Rafa.

"Tapi mah.." ucap Rafa.

"Gak ada tapi-tapi pokoknya kamu harus ikutin apa kata mamah, kalau kamu gak mau ikutin apa kata mamah, ingat aja mamah bakal pindahkan kamu ke luar negeri. Satu lagi kamu jangan dekat-dekat sama cewek kamu itu" ucap mamah.

"Kenapa gak boleh dekat sih mah, kan kita temenan" ucap Rafa.

"Mau kamu temenan, sahabat, atau apapun itu mamah larang kamu untuk dekat-dekat sama cewek itu." ucap mamah.

Rafa pun meninggalkan kamar mamahnya dengan perasaan kesal. Ia berharap jika ayahnya masih ada pasti bakal ada yang membela dia sekarang.

Rafa bingung kenapa dia dilarang untuk dekat dengan Nara.

Nara POV

"Mimpi atau bukan sih, aaaa ini beneran ya, Rafa ngasih ini sambil bilang ngungkapin rasa sayang nya. Abangggggg..." ucap Nara sambil berlari ke Abangnya.

"Apaan sih datang-datang teriak-teriak, kayak kurang kerjaan aja" ucap Abang nya bingung.

"Bang, coba deh cubit pipinya Nara." ucap Nara.

"Nihh, udah kan setiap hari juga pipimu itu Abang cubit." ucap Abang sambil mencubit pipinya Nara.

"Emang kenapa sih, pake cubit pipi segala?" tanya Abang.

"Gapapa Nara itu habis bahagia, nah Nara kira itu cuman mimpi ternyata nggak" ucap Nara sambil meninggalkan Abangnya.

"Ihh gak jelas banget, adeknya siapa sih" ucap Abang.

Keesokan harinya....

"Selamat pagi semuaaaaa" ucap Nara.

"Pagi, tumben" ucap ayahnya Nara.

"Gapapa, hehe" ucap Nara.

"Mau berangkat sama siapa hari ini" tanya ayah.

"Sama ayah aja" ucap Nara.

"Okee" ucap ayah.

Nara pun berangkat bersama ayahnya, dan saat sampai di sekolah. Nara melihat Rafa yang sedang berada di parkiran.

"Rafaaa" panggil Nara.

Rafa tidak menengok dan membalas sedikit pun.

"Rafa" panggil Nara lagi.

Tetap saja Rafa tidak membalas panggilan Nara tersebut. Nara pun mendatangi Rafa, dan saat sampai di dekat Rafa, Rafa malah berlari menuju kelas.

Nara semakin bingung dengan tingkah Rafa, kenapa di seperti itu.

Bagaimana kah kelanjutan kisahnya?

****
Sampai sini dulu ya, jangan lupa vote dan comment.

I BELIEVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang