Tak lama kemudian hp Nara berdering, dan itu adalah Rafa yang menelpon.
"Gimana nih, angkat atau gak ya, kalau diangkat aku malu sama kejadian barusan, tapi kalau gak diangkat takutnya ada hal penting" ucap Nara gemetaran.
"Yaudah deh angkat aja takut ada hal penting" ucap Nara dalam hati dan menahan rasa malunya.
"Halo, assalamualaikum...." ucap Nara.
"Waalaikumsallam, Ra aku bisa ngomong sebentar gak. Datang ya ke kursi di taman yang dekat sama pohon yang daunnya warna merah" ucap Rafa lalu menutup teleponnya.
"Halooo, raf, Rafa!" ucap Nara.
"Pohon daunnya warna merah?Tapi ngapain coba dia suruh Nara malam-malam gini buat datang kesitu. Hah!Apa gara-gara tadi ya, dia mau marahin Nara. Gimana dong?" ucap Nara terduduk di atas kasur nya.
"Gak usah datang aja deh" ucap Nara berbaring di tempat tidurnya.
Rafa pun menunggu lama di tempat tersebut.
"Mana sih anak ini, bisa-bisanya dia belum datang sampe sekarang. Dikira gak capek nunggu disini, dingin lagi!" ucap Rafa kesal.
Rafa pun mencoba untuk menelpon Nara, namun Nara selalu menolak nya. Dan ini membuat dia kesal hingga ia mencoba untuk datang ke kamarnya Nara.
Tok....tok...tokkk
Suara Rafa mengetuk pintu."Siapa sih yang ngetuk, Ra coba buka pintunya" ucap Fia sambil memainkan hp nya.
"Yaelah, dia tidur sekalinya" ujar Fia.
Fia pun membuka pintunya...
"Rafa, kenapa ya?" tanya Fia.
"Nara mana?" tanya Rafa.
"Nara?Nara nya udah tidur, tuh coba liat" jawab Fia sambil menunjuk ke Nara.
"Owh gitu ya, oke makasih" ucap Rafa meninggalkan kamar mereka berdua.
"Aneh2 aja datang malam-malam gini cuman buat cariin si Nara" ucap Fia tertawa.
"Untung aja" ucap Nara dalam hati yang ternyata hanya pura-pura tidur.
Keesokan harinya....
Para panitia disuruh untuk berkumpul, dan Nara berusaha untuk tidak terlihat oleh Rafa.
"Jangan sampe si Rafa liat Nara, harus sembunyi nih" ucap Nara sambil menyusup di kerumunan orang agar tidak terlihat oleh Rafa.
"Nah ini pasti gak keliatan, Ndut Nara pinjam badannya Ndut sebentar yaa, hhe" ucap Nara sambil berlindung di belakang gendut temannya.
"Buat apa Nara? Kalo mau pinjam gapapa sih asal kita tukaran, aku suka badan kamu bagus langsing terus gak terlalu tinggi gak kayak aku kayak tiang listrik, hahaha" ucap gendut.
"Ihh, bukan gitu juga" ucap Nara.
"Gak kok Nara, becanda doang" ucap gendut.
"Oke sip" ucap Nara.
Guru pun menjelaskan tentang acara selanjutnya. Setelah selesai menjelaskan....
Ada yang memukul pundaknya Nara.
"Siapa nih...?" ucap Nara dalam hati.
"Kamu mau lari lagi dari aku" ucap Rafa.
Nara pun kaget, dia tidak sadar bahwa dari tadi Rafa berada di belakang Nara. Tanpa membuang waktu, Rafa pun langsung menarik tangan Nara dan membawanya ke suatu tempat.
"Kenapa tadi malam kamu tidur padahal udah ada janji sama aku?" tanya Rafa.
"Bukan gitu fa" ucap Nara.
"Terus apa!" ucap Rafa.
"Nara cuman malu ketemu sama Rafa gara-gara kejadian tadi malam" ucap Nara menunduk.
"Kamu malu! Cuman gara-gara itu, padahal tadi malam aku mau buat kamu supaya gak malu sama aku" ucap Rafa.
"Maksud kamu?" tanya Nara.
"Aku pengen nyelesaikan masalah ini secepatnya, aku udah tau apa yang terjadi sebenarnya. Makanya tadi malam aku pengen ngomong sama kamu" ujar Rafa seraya memegang tangan Nara.
"Emang apa yang terjadi" tanya Nara lagi.
"Semua yang kamu ceritakan tadi malam itu benar, aku sudah tanya ke om ku yang dulu ikut bersama ayahku. Dan memang benar ini semua salah mamahku dia memfitnah ayahmu tanpa tau permasalahannya." ucap Rafa.
"Maafin aku sama mamahku ya" ucap Rafa sambil menangis.
Nara pun memeluk Rafa, sambil berkata "fa, aku udah maafin kamu, jadi kamu jangan nangis ya. Masa cowok nangis sih. Nara orang nya gak tega kalau liat ada yang nangis"
"Makasih ya Ra, udah mau maafin" ucap Rafa.
Rafa dan Nara pun kembali seperti semula, mereka kembali berteman seperti biasanya, bercanda, dan juga saling mengobrol.
"Ciee, ada yang udah baikan nih" ucap Fia.
"Cieee, ciee" ucap Rian.
"Ardi mana ya, kok kayak gak pernah keliatan?" ucap Nara.
"Ngapain sih nyariin Ardi!" ucap Rafa.
"Emang kenapa sih, kalau aku nyariin Ardi. Kita kan cuman temenan doang, gak ada hubungan apa-apa" ucap Nara mengejek.
"Makanya cepetan di ambil, supaya gak keduluan sama orang lain" bisik Rian kepada Rafa.
"Apaan sih" ucap Rafa.
"Katanya si Ardi pindah sekolah, dia juga gak ikut acara ini, sebenarnya dia yang harusnya jadi ketua panitia tapi gara-gara dia pindah gak jadi deh" ucap Fia.
"Sayang banget ya" ucap Nara.
"Jangan-jangan kamu suka lagi sama Ardi" ucap Fia seraya menyenggol Nara.
"Gak lah, aku itu masih suka sama satu cowok, aku itu orangnya setia" ucap Nara sambil meninggalkan mereka.
"Heh, Nara main tinggal-tinggal aja ya kamu, mau ku bocorin rahasianya" teriak Fia seraya mengejar Nara.
****
Sampai sini dulu ceritanya, jangan lupa vote dan comment....
See you<3
KAMU SEDANG MEMBACA
I BELIEVE
Teen FictionPasti kalian pernah suka sama cowok tapi gak berani buat ngungkapin kan, yaa sama deh kayak Nara , dan Nara suka sama cowok itu udah dari SMP, Nara berharap saat SMA dia tidak satu sekolah lagi sama cowok itu, agar rasa suka nya hilang dan dia bisa...