T W E N T Y - S I X 26

237 16 0
                                    

" Syukri ? Awat kau kat sini ? Tak baik lompat masuk cerita orang " ujar RyuNa melepaskan cengkaman .

" Syukri ? Siapa Syukri ? " tanya Naeun .

" Ala... Syukri cerita Rahsia Cinta Kita tu ... Takziah atas pemergian isteri terchenta " ujar RyuNa sambil berpura-pura mengelap air mata .

" Gomawo .. (Terima Kasih) " balas Syukri turut mengelap air mata palsu .

" Salam takziah atas pemergian isteri kau tapi itu tak bermakna apa-apa pada aku kalau leader kami mati ! " jerit Arina .

Semua terdiam sebelum Syukri membuka bicara .

" Mati ? Bila pula aku kata dia mati ? " soal Syukri .

" Tadi tu .. " ujar Rosé selepas laam berdiam diri .

" La... mana ada aku kata dia mati . Aku kirim salam takziah sebab pendarahn kat otak dia semakin teruk sebab dia guna kuasa dia sebelum tamat tempoh rawatan . Peluang untuk dia hidup tersangatlah tipis . " ujar Syukri panjang lebar .

" Penipu besar ! " laju Arina mencekik Syukri .

" Woi ! Sabo , sabo ! " Naeun dan RyuNa menarik-narik Arina dari terus mencekik Syukri .

Arina melepaskan Syukri setelah ditarik Naeun dan RyuNa .

Syukri memegang lehernya yang dicekik tadi .

" Kuat betul tangan dia , kalah raksasa Pak Ultraman " ujar Syukri .

" Kau boleh rawat dia ? " soal Rosé .

" Boleh je .. Free of charges sebab RyuNa baca cerita aku " ujar Syukri tersenyum bagai kerang busuk .

" Uyeeeee . Eh jap ! Bukan kau doktor OCD ke ? " soal RyuNa musykil .

" Ya , tapi aku terbelajar ilmu ni jadi I just move forward with it " terang Syukri .

" Kau , rawat dia sekarang . Yang lain , HQ , Emergency meeting , now ! " arah Rosé .

Serentak bilik itu kosong meninggalkan Syukri sendirian dengan Rudy .

Syukri membebel seorang diri sambil merawat Rudy selepas ditinggalkan .

" Bapak swag macam askar . ' HQ , emergency meeting , now ! ' " ajuk Syukri .

" Kau ni , nak rawat tu rawatlah betul-betul "

" Yelah .. " Syukri redha .

Rudy menyandarkan kepalanya .

" Kenapa kau pura-pura tak sedar tadi ? " soal Syukri .

Tangannya cekap membuat kerja-kerja merawat Rudy .

" Macam mana kau tahu ? " soal Rudy mendatar .

" I have magic-doctor powers . Ofcourse , i know it " lagak Syukri .

" Bukan kau manusia biasa ke ? "

" Kan aku dah kata aku terbelajar " balas Syukri .

Rudy memalingkan wajahnya ke arah tingkap .

" Sebab aku nak bunuh Alya tu sendiri . Tanpa diorang " balas Rudy tenang . Kepalanya direhatkan pada kepala katil .

" Tapi kau sakit . Jangan guna kuasa kau dulu " pesan Syukri tenang juga .

" Kau kan ada , aku sakit kau rawatlah " balas Rudy sambil menumbuk perlahan lengan Syukri .

" Ye tak ye juga ! Kalau macam tu , kau kena bawa aku masa pergi bunuh dia nanti " ujar Syukri .

" Ok , tapi kau duduk tepi je . Aku tak nak kau terima risiko nya " balas Rudy tenang .

Syukri tersenyum lalu menari kegembiraan seorang diri di situ .

Rudy membuang pandangannya ke tingkap semula .

" I'll kill you before you kill me " ujar Rudy penuh dendam .

•••••

Minda Dahyun terbayang masa depan secara tiba-tiba . Masa depan di mana Rudy berlawan dengan Alya .

Dahyun memberhentikan superbike nya .

Geena dan Zahra turut memberhentikan kenderaan mereka .

" Kenapa ni ? " soal Geena hairan .

" I just saw Rudy " ujar Dahyun serius sambil menunduk .

" Apa ? Maksud kau in the future ? " soal Zahra terkejut .

Dahyun mengangguk .

" Story-telling is not a good activity for now . We should keep going . We need to kill Alya before Rudy did in order to save him . Let's go ! "  Dahyun melajukan kenderaannya .

Zahra membuka portal sebelum mereka memasukinya .

Mereka tiba di satu kawasan yang agak kelam dan suram . Persekitarannya penuh dengan asap , haiwan buas dan api-api kecil yang masik marak .

" Tempat apa ni ? " soal Zahra . Walaupun dia yang membuka portal itu .

" Tempat Alya . Her palace is here " jelas Dahyun .

Kenderaan mereka disorokkan di sebalik semak-samun yang menebal .

Pantas mereka berlari . Sesekali mereka menyorok di balik dinding bangunan yang hampir runtuh untuk menyembunyikan diri daripada pengawal-pengawal yang meronda . Sehingga mereka tiba di hadapan pintu masuk istana Alya .

" Bapak besar ! " Geena ternganga melihat istana Alya yang tersergam indah walaupun dikelilingi pemandangan yang tidak menyedapkan mata .

" Tak ada pengawal ke ? " soal Zahra sedikit berbisik .

" Ada je . Pandanglah sekeliling " ujar Dahyun bersahaja sambil kekal memandang ke hadapan .

Terus Geena dan Zahra memandang ke arah kanan , kiri dan atas mereka .

Beribu-ribu pengawal sedang mengarahkan anak panah ke arah mereka . Zahra dan Geena segera mengambil posisi berlawan sedangkan Dahyun kekal berdiri .

" Dahyun , permission to kill " ujar Geena serius . Mata kekal memandang pengawal-pengawal .

" No need to kill " ujar Dahyun .

" What ? Dahyun , serius lah "

" Believe me . I know what I'm doing " ujar Dahyun meyakinkan Geena dan Zahra .

Mereka berdua berdiri tegak semula . Kali ini, mereka terpaksa redha dengan apa yang jadi .

" Arrow ! "

Suara ketua pengawal memecahkan suara memberi arahan kepada anak-anak buahnya .

" Three ! "

" Two ! "

" Dahyun , kau pasti ke apa yang kita buat ni ? Do we need my dark energy sheild ? Or my dark energy arrow ? " soal Geena gelabah .

" Geena , we do need your shield , now ! "

" Shoot ! "

Anak panah dilepaskan serentak sebelum sempat Geena mengeluarkan perlindungannya .

Zahra dan Geena memejamkan mata mereka . Mereka menjadi hairan kerana tiada sebatang anak panah pun yang menikam mereka .

" Bukalah mata ... " suara Dahyun bergema di segenap ruang telinga mereka .

Beribu anak panah patah di atas tanah di hadapan mereka .

Pengawal-pengawal juga sudah terbaring kaku tidak bernyawa di atas tanah dan tembok istana .

" Now , look at the door " ujar Dahyun sambil tersenyum melihat figura di hadapannya .

" What do I miss ? "

TBC


[ C ] The Unhidden Six ✓Where stories live. Discover now