Seorang gadis berjalan dengan cepat bahkan sudah berlari, tujuannya hanya satu, kelas 11 IPS 5 yang berada di lantai empat. Dia terus berlari tanpa memperdulikan kakinya yang sudah lelah dan bahunya yang sudah pegal karena menggendong tas.
Dia adalah Nabila Qisa lebih singkatnya Bilqis. Sekarang Bilqis sudah berada di lantai empat, tinggal berjalan sedikit lagi agar sampai di kelas tersebut, tetapi dia memilih berhenti dan duduk pada bangku di dekat tangga sambil mengatur napasnya yang memburu. Untungnya di tas masih tersisa air minum, langsung dia minum hingga tandas.
Bilqis berdiri dan membuang sampah bekas botol minumnya ke tempat sampah, lalu melanjutkan perjalanan yang sempat terhenti.
Di depan kelas 11 IPS 5 terdapat seorang laki-laki sedang memunggunginya. Bilqis semakin mempercepat langkahnya
"Permisi."
Cowok itu pun membalikkan badannya.
"J-Jordi ya? Jordi yang namanya ada milo-milo itu, kan?" Cowok itu mengangkat sebelah alisnya.
Jeda sebentar akhirnya dijawab. "Siapa?"
"Lo."
Cowok itu menoleh ke belakang dan bertanya pada angin. "Elo?"
Bilqis menoel lengan cowok tersebut. "Gue nanya lo, bukan angin."
Cowok itu tertawa. "Oooooh, gueee. Bilang dong dari tadi." Cowok itu menatapnya dengan heran. "Kenapa nanya-nanya? Fans ya? Mau minta tanda tangan?"
"Najis," jawab Bilqis singkat. "Sebelumnya lo ini Jordi apa bukan?"
Cowok itu memegang dada kanannya yang terdapat name tag. "Je ojo r de idi, dibaca? Jordi. Itu nama gue."
"Dari tadi kek." Bilqis cemberut dan mengulurkan kertas yang sedari tadi di pegangnya. "Nih."
Jordi mengerutkan keningnya. "Ini ... apa?"
"Kertas," jawab Bilqis ketus dan membalikkan badannya meninggalkan Jordi sendirian.
Sebelum itu terjadi Jordi sudah menahannya dengan memegang lengannya.
"Nama lo siapa?" tanya Jordi.
"Kenapa nanya-nanya? Fans ya? Mau minta tanda tangan?" Bilqis mengikuti perkataan Jordi.
"Dasar kopas," desis Jordi. "Gue serius. Nama lo siapa?"
"Nabila Qisa. Panggilnya Bilqis aja."
"Wih keren disingkat-singkat. Nama gue bisa disingkat gak ya?" Jordi tampak berpikir sebentar. "Jovin? Ah gak mau jelek amat. Bagusan Jordi deh."
Bilqis memutar bola matanya malas. "Udah ya gue balik."
"Tungguin, Bareng!"
Sepanjang menuruni tangga Jordi terus nyerocos, menanyai sesuatu yang tidak penting.
"Nabila Qisa ya? Bilqis ya? Anak baru ya? Kalo bukan anak baru kok gue gak pernah liat lo?" Pertanyaan seperti ini contohnya.
Bilqis diam dan tidak menjawabnya. Tapi tahu sendiri Jordi kalo tidak dijawab akan terus-menerus bertanya.
"Nabila! Jawab pertanyaan gue dong. Gue berasa nanya sama setan tauk!"
Bilqis melirik Jordi. "Gue bukan anak baru."
"Lo kelas berapa?"
"11 IPS 1."
"Kok gue gak pernah liat lo ya?"
"Iya lah, lo kan, sama geng-geng lo itu kerjaannya cuma nge-bully orang doang."
"Abisnya seru." Jordi terkekeh.
Bilqis melirik. "Lo gak kasihan sama orang yang di bully lo? Dia pasti ngerasa tertekan. Apalagi temen cewek lo, si Aurel sama Nayla, gila banget sih dia berdua kalo nge-bully orang, gue suka kasihan ngeliat Pipit di bully terus."
"Kan kita jagoan."
Bilqis berhenti tiba-tiba. "Jagoan apanya?"
"Jagoan neon." Jordi menjulurkan lidahnya.
Tiba di lantai dasar masih ramai murid berlalu-lalang karena ada ekskul futsal. Bilqis tahu kalau Jordi adalah salah satu dari mereka, ia menatap sebentar ponselnya dan melangkah menjauhi Jordi yang berhenti karena dipanggil teman satu ekskul nya. Jordi mengejarnya dan memanggilnya.
"Nabila! Lo pulang sama siapa?" tanya Jordi.
"Di jemput."
"Mana jemputan lo?" Jordi celingak-celinguk.
"Tuh." Bilqis menunjuk mobil berwarna hitam.
"Yaudah, hati-hati ya. Makasih juga udah nganterin kertasnya." Jordi berteriak dan melambai-lambaikan tangannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
FEROX
Ficção AdolescenteNabila Qisa lebih akrabnya dipanggil Bilqis. Bilqis adalah seorang gadis yang populer dikalangan remaja. Memiliki keluarga yang sangat berkecukupan serta otak diatas rata-rata alias pintar, selain itu Bilqis cantik dan sangat ramah, baik kepada oran...