3

4.3K 386 16
                                    

Selamat membaca

Taehyung menggeliat tak nyaman. Sisa mabuk semalam membuat kepalanya pusing. Terkejut ketika melihat ada tangan yang memeluknya, ia tak berani melihat kebelakang. Melihat sekitarnya dan ia tak asing dengan tempat ini, menghela nafasnya dan bersyukur karena ini adalah kamar Namjoon. Pipinya bersemu ketika terlintas di kepalanya bahwa semalam ia menghabiskan malam panas bersama Namjoon, sosok yang sangat ia puja. Sesungguhnya ia sedikit heran mengapa Namjoon bisa mau melakukan hal seperti tadi malam, karena yang ia tahu Namjoon adalah pria kolot yang mempunyai prinsip hanya akan melakukan segala bentuk skinship dengan orang yang dinikahinya nanti.

'Ah, apa mungkin semalam aku terlalu menggoda untuk dilewati?' Tersenyum malu dan semakin mendekatkan diri dengan sosok yang ada di belakangnya. Wajahnya terasa memanas ketika merasakan sesuatu terasa mengganjal dibelakangnya.

Ia memutuskan untuk tidur kembali sebelum ponselnya berbunyi, ada pesan masuk untuknya.

From : Namjoonie hyung💕
Ya, aku juga rindu. Tak tahu pasti, mungkin sebulan lagi aku akan pulang.

Taehyung memucat. Tak mungkin sosok dibelakangnya ini bukan Namjoon, siapa lagi yang tahu password apartemennya selain dirinya dan Namjoon sendiri?  Namjoon adalah pria yang tak suka privasinya diganggu, termasuk apartemennya. Taehyung saja harus merengek terlebih dahulu untuk mengetahui password apartemennya.

'Tenangkan dirimu dan tidur lagi. Ini adalah mimpi. Ketika kau bangun nanti kau akan kembali ke kamarmu, atau ternyata pesan tadi hanya halusinasimu' Taehyung mencoba menenangkan dirinya. Pasti ini dampak dari sisa alkohol semalam. Ketika ia bangun nanti, pasti akan lebih tenang. Mencoba tidur kembali dan berhasil, karena memang dirinya sangat lelah dan masih mengantuk.

°○°○°○°

Merenggangkan badannya yang terasa remuk, setelah tidur yang terasa cukup tadi akhirnya ia bangun kembali. Ah, masih dikamar Namjoon. Dengan cepat ia memeriksa pesan tadi dan tetap ada. Ia panik, namun sedikit lega karena tangan yang memeluknya dari belakang tadi tak ada lagi. Membalikkan badannya dan terkejut melihat sosok yang kini memandangnya.

 Membalikkan badannya dan terkejut melihat sosok yang kini memandangnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Selamat pagi, akhirnya kau bangun juga."

Taehyung terkesiap. Perlu beberapa waktu untuknya agar memahami situasi yang terjadi. Ia marah, kesal dan kecewa. Tak tahu harus bagaimana menanggapinya, yang ia tahu adalah telapak tangannya yang memerah akibat menampar kuat pipi Jungkook.

"Brengsek!" Dadanya naik turun dan emosinya memuncak. Tak ada rasa kasihan meskipun melihat bekas tangan memerah di pipi Jungkook.

Jungkook terdiam. Sungguh ini sakit sekali pipinya terasa panas dan nyeri, tambah sakit lagi melihat Taehyung yang memandangnya penuh amarah dan kebencian.

"Bajingan!" Satu tamparan telak mengenainya lagi, tak peduli meskipun bekasnya masih terlihat sekali.

Rasanya perih. Tapi tak apa, ia memang pantas mendapatkannya. Sekalipun Taehyung memandangnya bengis, tak sekalipun Jungkook menghilangkan tatapan memujanya ke pemuda manis itu.

"Apa kau sudah gila!?"

Jungkook hanya diam.

"Tak bisa menjawab? Jawab aku, bodoh!"

Taehyung makin kesal melihat pria didepannya yang hanya diam dan menatapnya sendu. Membuka selimut dan tak peduli meskipun tubuhnya tanpa sehelai benang dan ada Jungkook disana, mengumpulkan pakaiannya yang tercecer di lantai dan memakainya cepat.

"Sebelum pergi makanlah terlebih dahulu. Aku akan membuatkan sarapan." Jungkook berjalan menuju pintu kamar hendak menuju dapur.

"Cih, ternyata bisa bicara juga." Dengan cepat Taehyung memakai pakaiannya dan meraih ponselnya untuk pergi dari sana secepatnya.

Namun Jungkook menahannya.
"Ingat penyakit lambungmu, kau harus makan."

"Lepaskan! Jangan menyentuhku dengan tangan menjijikanmu!" Taehyung berjalan tak mempedulikan Jungkook.

Sekilas membalik tubuhnya menghadap Jungkook.
"Dan ingat, jangan pernah sekalipun kau menceritakan ini kepada orang lain. Jika ada yang tahu tentang hal ini, kupastikan hidupmu akan menderita."

.
.
.

Tbc

One More Time (Kookv/Kooktae)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang