16

3.3K 315 34
                                    

Taehyung hanya mampu menangis ketika Jungkook mulai mengemas pakaiannya. Raut wajah Jungkook mengeras, tak ada pancaran penuh kasih seperti biasanya.

"Jungkook.." Taehyung mencoba meraih tangan Jungkook, ia tak ingin suaminya pergi meninggalkannya.

Jungkook menyentaknya, Taehyung terkejut menerima perlakuan seperti itu. Baru kali ini Jungkook seperti itu, hatinya makin sakit melihat Jungkook yang hendak berlalu meninggalkannya.

"Maafkan aku.. jangan pergi.. kumohon.. beri aku kesempatan hiks.." suaranya tergugu dalam tangisan yang tak kunjung usai.

Langkah Jungkook terhenti.
"Taehyung, kau tak perlu minta maaf. Aku pergi bukan karena aku kecewa padamu, aku pergi karena aku sadar bahwa skenario yang aku ciptakan memang harus berakhir sampai disini. Kau tak perlu bersandiwara lagi, kejarlah cintamu. Kau harus bahagia, dan aku bukanlah bahagiamu." Jemarinya mengusap lembut air mata Taehyung.

"Aku tak ingin kau merasa bersalah. Aku yang salah disini, jangan pernah minta maaf karena kau tak pernah salah di mataku."

Taehyung langsung mendekap Jungkook erat, tak rela Jungkook menjauh barang satu senti pun. Dadanya sesak melihat Jungkook yang seakan ingin melepasnya. Jungkook mencoba mengalah, membiarkan kopernya tergeletak begitu saja sementara ia menenangkan Taehyung.

"Tidur, ya? Kau pasti lelah seharian menangis terus."

Malam telah datang, matanya pun sakit karena menangis sedari tadi namun ia tak mau menutup matanya sekarang.
"Nanti kau pergi.." lirihnya di dalam dekapan Jungkook.

Jungkook tak menjawabnya, ia hanya mengelus lembut surai Taehyung. Bibirnya mengeluarkan senandung lirih, Taehyung mengantuk mendengarnya.

"Jangan bersenandung seperti itu," pinta Taehyung. Ia tak ingin tidur sekarang.

"Tidurlah, jika kau tidur aku berhenti."

Taehyung menggeleng, kepalanya mengusak dada bidang Jungkook.
"Tidak mau, kau bisa saja pergi saat aku tidur."

Lagi-lagi Jungkook tak mengacuhkan ucapannya.

"Jungkook, dengarkan aku. Sekali ini, jangan potong ucapanku. Dengarkan ceritaku sampai akhir," Taehyung tak berani menatap Jungkook, ia yakin tak akan mampu jika harus memandang kedua bola mata itu.

"Aku bertemu Namjoon hyung di taman saat sedang menunggumu, awalnya hanya bercerita seperti biasa namun tiba-tiba aku ingin membuktikan apa benar aku mencintainya."

"Lalu kau menciumnya.." lirih Jungkook.

"Kau memotong ucapanku.. Tapi kau benar, aku menciumnya. Aku kira aku akan melayang, namun nyatanya aku tetap diam di bumi. Hatiku tak berdebar untuknya, aku tak merasakan apa-apa. Semuanya sangat berbeda ketika itu denganmu, bahkan ketika kulitmu tak sengaja tersentuh rasanya aku senang sekali. Jungkook, kau benar. Skenario yang kau ciptakan harus berhenti sampai sini."

Taehyung menarik nafasnya dalam-dalam sebelum ia melanjutkan ucapannya.
"Nyatanya aku mencintaimu, aku tak bisa meneruskan sandiwara itu karena yang aku lakukan sekarang bukan hanya sekedar memainkan lakon ciptaanmu saja. Jungkook, aku mencintaimu. Bahkan mungkin sebelum ini aku sudah mencintaimu.." mendengus kecewa ketika Jungkook hanya diam tak meresponnya.

"Tebak, apa yang aku bayangkan saat berada di taman itu?" Tanya Taehyung, namun Jungkook diam tak menjawabnya.

"Aku membayangkan kau dan aku duduk di bangku taman sambil melihat anak-anak kita bermain, aku bisa merasakan suasananya bahkan suara tawamu dan anak-anak kita nanti." Taehyung tersenyum penuh arti, kembali teringat bayangannya tadi ketika menunggu Jungkook di taman.

Menghirup dalam-dalam aroma Jungkook yang menenangkan, Taehyung dekatkan telinganya di dada Jungkook.
"Jungkook, jantungmu berdebar keras. Kau juga bahagia kan membayangkannya? Aku mengkhayalkan di masa tua nanti kita dapat menghabiskan waktu luang kita di taman itu, memberi makan burung merpati dan tertawa melihat betapa lucunya cucu-cucu kita nanti."

"Jungkook, aku ingin hidup seribu tahun lamanya denganmu," lanjutnya.

Tanpa Taehyung duga, Jungkook mengecup lembut puncak rambutnya.
"Taehyung, kau harus tahu betapa inginnya aku hidup selamanya denganmu. Tapi kau harus tahu, hidup itu misteri, seseorang yang paling erat kau genggam bisa saja lepas begitu saja jika memang sudah takdirnya."

Taehyung menatap mata Jungkook dalam, merasa bodoh karena selama ini melewatkan orang sebaik suaminya ini. Baru kali ini ia merasa begitu dicinta, diperlakukan berharga dan dijaga sepenuh jiwa.
"Jungkook, apa kau cinta aku?"

Yang ditanya tertawa kecil, membubuhkan ciuman-ciuman kecil di seluruh permukaan wajah Taehyung.
"Harus berapa kali kuucapkan? Setiap bangun tidur dan pergi tidur aku selalu mengatakannya padamu, aku mencintaimu Taehyung."

"Jangan tinggalkan aku, ya?" Taehyung menatapnya dengan tatapan memohon. Jungkook mencium bibirnya lembut.

"Janji. Malam ini aku tak akan meninggalkanmu."




.
.
.



Tbc

One More Time (Kookv/Kooktae)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang