10

3.4K 294 21
                                    

"Hiks aku ingin bercerai."

"Tae, tenang dulu. Kita tunggu dia menjelaskannya."

"Semuanya sudah jelas, eomma."

Sayup-sayup Jungkook mendengar suara Taehyung dan ibunya dari luar. Mengenakan pakaiannya dan segera ia keluar dari kamar. Dilihatnya di ruang tamu ibunya sedang menenangkan Taehyung yang tampak menangis.

"Taehyung. Eomma, Taehyung kenapa?" Jungkook mendatangi mereka, ingin tahu apa yang menyebabkan Taehyung menangis.

"Jungkook. Apa kau tak punya hati? Memaksa Taehyung untuk melayani kebutuhan biologismu padahal keadaannya sedang seperti ini. Eomma sangat kecewa padamu."

"Tapi..."

"Tak usah mengelak. Dengan melihat tanda keunguan di sekujur tubuhnya saja eomma sudah tahu apa yang terjadi. Kenapa kau seperti ini?" Ibu Jungkook memandang anaknya kecewa, tak menyangka anak yang dikenalnya begitu baik tega melakukan hal seperti itu.

"Kalau sampai appamu tahu eomma tak tahu lagi apa yang akan dilakukannya padamu."

Tangannya terulur mengusap lembut rambut Taehyung, bersimpuh untuk mensejajarkan dirinya dengan Taehyung.
"Sayang, ada apa ini?" Tanyanya lembut.

"Hiks.. a-aku ingin bercerai denganmu."

Jungkook terbelalak. Baru semalam ia merasa bahagia bukan kepalang menganggap Taehyung telah menerimanya namun mengapa sekarang Taehyung meminta untuk berpisah.
"Aku tak mengerti maksudmu. Bukankah kita baik-baik saja?"

"Taehyung, maafkan Jungkook. Eomma tak ingin kalian bercerai, tolong pikirkan baik-baik sebelum memutuskannya." Mencoba membujuk menantunya agar tak gegabah meminta berpisah.

"Maaf hiks.. alasanku untuk bercerai bukan hanya karena kejadian semalam, namun juga karena ini." Dengan tangan yang bergetar Taehyung menunjukkan sebuah foto dari ponselnya.

Jungkook dan ibunya terkejut melihat apa yang ada di foto itu. Tampak Jungkook dan seorang wanita tanpa busana tengah berbaring di ranjang yang sama.

Plakkk

Jungkook merasa perih ketika tangan ibunya menampar pipi kirinya, namun rasanya lebih perih lagi ketika melihat Taehyung yang makin terisak.

"Kau! Kenapa kau seperti ini, Jungkook!? Apa eomma pernah mengajarkanmu menjadi seperti ini!?" Ibunya mulai menangis, tak menyangka anak yang dibanggakannya bertingkah seperti itu.

"Demi Tuhan, aku bersumpah bahwa aku tak kenal siapa wanita itu. Sayang, siapa yang mengirimkannya padamu?"

"Dari siapa ini tidak akan mengubah kenyataan yang terjadi," tutur Taehyung.

"Tapi aku harus tahu siapa yang mengirimnya, bisa saja ia merencanakan sesuatu yang buruk bagi kita. Lagipula di zaman sekarang teknologi digital sudah sangat maju, aku yakin gambar itu juga hanyalah rekayasa." Jungkook berusaha membujuk Taehyung, tanpa mempedulikan sakit yang masih singgah dipipinya.

"Apapun itu aku tetap ingin berpisah darimu. Aku tak menemukan kebahagianku denganmu." Taehyung tetap teguh dengan pendiriannya.

Ibu Jungkook hanya terisak kecil, merasa kasihan melihat Taehyung dan kecewa pada anaknya. Ia tak ingin ikut campur tangan pada keputusan Taehyung, karena ia akui ini adalah kesalahan putranya.

"Aku tak mau. Aku tak akan mau bercerai darimu. Bagaimana nasib anak kita nanti?"

"Apa pedulimu? Aku rasa kau tak peduli dengan anak ini."

Mendengar tentang cucunya, akhirnya Nyonya Jeon mengeluarkan suaranya.
"Tae, benar kata Jungkook. Anak kalian berhak lahir dan melihat orangtuanya dalam keadaan bersatu. Akan sangat menyulitkan jika nanti kau dan Jungkook berpisah, sedangkan kau juga belum melahirkan."

"Sayang, kumohon pikirkan lagi. Aku bersumpah tak pernah melakukan apa yang ada di gambar itu, aku sangat menyayangimu dan anak kita, Tae." Jungkook memohon mencoba mendekap Taehyung meskipun berakhir sia-sia karena Taehyung menolaknya.

"Jika kau tak mau maka aku akan bicarakan ini dengan appamu dan juga orangtuaku. Aku tak bisa menunggu lebih lama lagi dari ini." Taehyung muak melihat Jungkook yang masih saja berkeras hati tak ingin berpisah darinya.

"Sayang, aku berjanji akan menghadap orangtuamu dan appa. Aku akan menjelaskan semuanya pada mereka. Aku tak ingin melepasmu begitu saja."

"Kalau begitu lakukanlah sekarang."

Dan Jungkook menepati janjinya, di hari itu juga ia menghadap orangtua Taehyung dan berterus terang dengan ayahnya, tentu dengan didampingi Taehyung.

Perbedaan yang sangat kontras terlihat disana. Jika Jungkook bersikeras berkata bahwa ia tak salah dan akan terus menahan Taehyung, maka Taehyung sebaliknya. Lelaki itu bersikeras mengungkapkan kesalahan Jungkook meskipun banyak diantaranya hanya bualannya semata dan meminta untuk dilepaskan dari kehidupannya bersama Jungkook.

Tuan Jeon sangat marah pada putranya, ia mendukung keinginan Taehyung untuk bercerai dan berjanji akan membiayai seluruh kebutuhan Taehyung dan cucunya. Namun hal berbeda ditunjukkan oleh Nyonya Jeon dan kedua orangtua Taehyung, mereka tak setuju dengan perceraian itu, mengingat betapa baiknya peringai Jungkook selama ini.

Keadaan sangat sengit, Jungkook sendiri sudah kebas dengan pukulan dari ayahnya. Rasanya tak seberapa daripada jika nanti Taehyung meninggalkannya.

Perdebatan itu akhirnya menghasilkan kesepakatan. Taehyung dan Jungkook akan bercerai ketika anak mereka lahir. Sungguh keputusan itu sama sekali tak memuaskan hati Taehyung dan Jungkook, dimana Jungkook tak ingin bercerai dari Taehyung dan Taehyung yang ingin segera bercerai dari Jungkook.

"Pulanglah duluan. Aku masih ada urusan." Taehyung meninggalkannya sesaat mereka keluar dari rumah besar itu, meninggalkan Jungkook dengan wajah penuh lebam hasil luapan kemarahan ayahnya tanpa ada niat untuk mengobatinya.

Jungkook mencoba untuk bersyukur, setidaknya ia masih punya waktu untuk bersama Taehyung meskipun hanya sebentar.

Seperti biasa jika hatinya sedang gundah maka hanya satu orang yang akan didatanginya, siapa lagi jika bukan Jung Hoseok, sosok yang dianggapnya sudah seperti saudaranya sendiri.

"Tae, jika kau datang hanya untuk meminta saran menggugurkan kandunganmu maka dengan tegas aku menolaknya. Terimalah dia dengan hatimu, dia juga sebagian dari dirimu." Pria tampan itu menasehatinya.

"Tidak, hyung. Aku tidak akan menggugurkannya, karena setelah ia lahir maka aku akan terbebas dari bedebah itu. Ini semua berkat ide mu, hyung. Tak sia-sia aku menyewa wanita itu." Pemuda manis itu dengan santai mengambil sebatang rokoknya hendak menyalakannya dengan pemantik sebelum sebuah tangan kokoh menariknya.

"Tae! Kau masih tetap merokok disaat seperti ini!?" Hoseok tampak marah sekali, mengcengkram lengan Taehyung dengan kasar.

"Lepaskan, hyung. Kau menyakitiku."

Hoseok tersadar lalu melepaskan lengan Taehyung.

"Maaf, aku terlalu terbawa emosi. Tae, kumohon jangan siksa dirimu seperti ini. Cobalah terima kenyataan, berdamai dengan Jungkook dan hiduplah bahagia."

"Ck, kini kau juga berpihak padanya." Taehyung mendecih, merasa tak ada lagi yang berada di pihaknya.

"Aku tak ingin kau berakhir seperti Hana. Jungkook juga telah bertanggung jawab, apa lagi yang kau cari?" Hoseok memijat pelipisnya, pusing menghadapi Taehyung.

"Setelah bercerai aku akan kembali pada Namjoon hyung."

"Kau gila!? Itu mustahil, Tae."

Taehyung tak peduli, apa yang menjadi keinginannya harus terwujud bagaimanapun caranya.
"Aku pulang. Kau bukanlah Hoseok hyung yang kukenal, yang selalu membelaku seperti dulu."

.
.
.

Tbc

One More Time (Kookv/Kooktae)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang