18

3.2K 294 16
                                    

Double update biar kalian ga penasaran😭

Anak itu bernama Jeon Jungkook, umurnya belum menginjak 7 tahun saat itu. Disaat anak-anak seusianya sedang sibuk bersekolah atau bermain dengan teman sebayanya, maka ia hanya bisa berdiam diri di ruangan serba putih itu, ia benci ruangan dan aroma obat-obatan yang selalu tercium disini.

Ibunya bilang dia sakit, tapi Jungkook tak mengerti kenapa sakitnya lama sekali tidak seperti teman-temannya yang sakit sebentar lalu bisa kembali bersekolah.

Jungkook kecil tumbuh sakit-sakitan, tubuhnya tak sekuat kakaknya, Namjoon. Ia iri melihat kakaknya bisa bermain dengan begitu bebas, tidak seperti dirinya.

Ketika usianya menginjak 10 tahun, ia sudah mulai jarang ke rumah sakit, ibunya bilang kesehatannya makin membaik. Jungkook senang, meskipun ia masih tak bisa sekolah di sekolah umum seperti kakaknya. Tak apa mengikuti home schooling, lagipula jika pulang sekolah kakaknya juga akan mengajaknya bermain. Yang terpenting ia tak tinggal di rumah sakit lagi, ia benci harus berada disana.

Kala itu usia Jungkook 13 tahun, ia diam-diam menyelinap keluar rumah untuk pergi sebentar keluar, ia ingin tahu bagaimana rasanya melihat dunia luar. Betapa malangnya Jungkook, ia tersesat ketika ingin kembali. Beberapa anak dengan pakaian seragam sekolah mendekatinya yang terlihat ketakutan.

"Hei! Apa kau punya uang?"

Jungkook menggeleng ketakutan, ia tak bawa apa-apa dari rumah.

"Wah, mau menipu kami rupanya." Anak yang badannya paling besar itu mendorongnya ke sebuah gang kecil.

"Dilihat dari penampilanmu, sepertinya kau orang kaya." Celetuk salah satu diantara mereka.

"Lihat! Sepatu dan pakaiannya bukankah keluaran terbaru dari merk terkenal itu?" Anak yang paling belakang berseru ketika menyadari apa yang Jungkook pakai.

Maka tak butuh waktu lama untuk anak-anak nakal itu membuka paksa pakaian dan mengambil sepatu Jungkook. Jungkook meringkuk dengan tubuh yang hanya terbalut dalaman saja, ia menangis tak tahu bagaimana caranya pulang dengan keadaan seperti ini.

"Apa ada orang disana!?" Ada suara diujung gang yang membuatnya mengangkat wajahnya.

Seorang anak laki-laki yang tampak seusia dengannya berlari tergesa-gesa memasuki gang buntu itu.
"Astaga! Apa kau hantu!?"

Jungkook tambah menangis mendengarnya.

"Maaf, maaf. Tapi kenapa kau menangis?"

"M-mereka mengambil baju dan sepatuku, a-aku t-tidak tahu j-jalan p-pulang."

"Kasihan sekali. Apa kau gelandangan?"

Jungkook menggeleng lemah. Dilihatnya anak lelaki itu merogoh tas nya, seperti mencari sesuatu.

"Nah, ini baju olahragaku. Pakailah, tapi ingat kau harus mengembalikannya padaku sebelum minggu depan, karena minggu depan aku ada kelas olahraga. Eomma akan sangat marah jika baju olahragaku hilang. Maaf ya jika bau, tadi aku baru saja memakainya."

Jungkook tersenyum kecil, dengan bergetar dipakainya baju olahraga anak itu. Aroma strawberry menguar dari kaos yang dikenakannya, persis seperti aroma parfum yang tercium di sekitar anak itu.

"Ayo, aku antar kau ke kantor polisi."

"T-tapi a-aku bukan p-pencuri."

Anak itu tertawa memandangnya, untuk sesaat Jungkook terperangah dibuatnya. Senyum kotak yang tercipta itu terlihat sangat indah di matanya.
"Bodoh. Aku hanya ingin mengantarmu ke kantor polisi, bukan melaporkanmu."

Mereka keluar dari gang kecil itu, ada perasaan aneh di hati Jungkook ketika anak itu menggenggam tangannya.

"Selamat sore, Pak Jung!" Anak itu menyapa seorang polisi yang berjaga di posnya.

Polisi tua itu tersenyum lebar, tangannya mengusak rambut anak itu.
"Selamat sore, Taehyungie. Apa ada uang tercecer yang mau kau laporkan lagi?"

Anak itu menggeleng lucu.
"Sekarang bukan uang yang tercecer, tapi anak ini Pak Jung!" Tangan kecilnya menunjuk Jungkook yang terlihat bingung.

"Ya ampun, kasihan sekali. Siapa namamu, nak?"

"Taetae!!!" Anak itu memalingkan wajahnya ketika mendengar suara temannya memanggilnya.

"Sedang apa? Ayo pulang bersama!" Buru-buru ia melangkah meninggalkan Jungkook dan polisi tadi.

"Astaga, anak itu. Hampir setiap hari ia kemari mengembalikan uang yang ditemukannya di jalanan, dari kecil saja aku sudah melihat betapa besar kejujurannya. Ah, siapa tadi namamu?"

Mata Jungkook hanya terfokus pada anak tadi, terlihat tertawa riang bersama temannya.

Ketika ia diantar pulang oleh polisi, ibu dan ayahnya terlihat sangat khawatir terlebih kakaknya yang langsung memeluknya erat ketika ia pulang.

Jungkook menepati janjinya, tiga hari setelah itu ia menunggu di depan gang bersama kakaknya untuk mengembalikan baju itu. Sudah dua hari ia dan kakaknya menunggu tapi anak itu tak kunjung datang, akhirnya kakaknya menyarankan agar menitipkannya ke pos polisi tempo hari.

"Taehyungie ya? Ah, anak itu cerita padaku ia pindah keluar kota. Lebih baik disimpan saja, mungkin kau akan bertemu dengannya nanti."

Saat usianya 16 tahun, ibu dan ayahnya mengizinkannya untuk bersekolah di sekolah umum, mereka bilang kondisi fisiknya sudah jauh lebih baik dari sebelumnya. Ia masuk disaat tahun ajaran telah berganti, sehingga sulit rasanya menemukan teman ditambah ia tak tahu caranya bersosialisasi dengan baik. Beruntung ada seorang anak yang mendekatinya, namanya Jimin. Anak itu mudah berbaur dengan siapa saja, namun ia merasa paling cocok ketika bertemu Jungkook.

Ketika makan siang ia dan Jimin akan pergi ke kantin bersama, biasanya mereka akan memilih tempat makan paling pojok, tak suka diganggu orang lain.

"Aduh!" Jungkook terkejut ketika tanpa sengaja ia menabrak seorang siswa didepannya, susu yang dipegangnya tumpah mengenai seragam siswa itu.

"M-maaf."

"Yaa.. bajuku basah.." Jungkook terperanjat ketika wajah siswa itu terangkat menghadapnya.

"Taehyungie, kau tak apa?" Seorang pria bertubuh tinggi terlihat memandang siswa itu khawatir.

"Aku tak apa, Seo Joon hyung. Ayo, kita pergi sekarang."

Mata Jungkook tak lepas dari sosok itu, cinta pertamanya.




.
.
.

Tbc

One More Time (Kookv/Kooktae)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang