4

3.7K 334 4
                                    

Jungkook menatap nanar kepergian Taehyung. Entah mengapa lidahnya kelu tak mampu menjelaskan ataupun menjawab pertanyaan Taehyung tadi. Namun ia akui, ia bersalah dalam hal ini. Tak seharusnya ia memanfaatkan ketidaksadaran Taehyung untuk memenangkan egonya.

Menguatkan tekadnya untuk bertemu Taehyung, ingin meminta maaf dan menjelaskan semuanya termasuk perasaannya yang selama ini ia pendam. Tak apa jika Taehyung nanti memaki atau menamparnya lagi, selama itu Taehyung maka ia akan terima. Jeon Jungkook, pemuda yang mendambakan seseorang yang jelas-jelas telah terpikat oleh orang lain dan bahkan tak peduli akan keberadaannya. Ia tahu hal itu, sangat tahu namun bertingkah seolah-olah ia tak tahu dan tak mau tahu.

"Mungkin setelah makan siang aku akan menemuinya." Menyibukkan dirinya dengan memasak, inilah kegiatan Jungkook jika sedang melarikan diri ke apartemen Namjoon. Ada kalanya ia merasa jenuh dengan keadaan rumah orangtuanya, apalagi ketika ayahnya mulai mendesaknya untuk turut kerja di perusahaan mereka. Maka ketika jenuh menghampiri, ia pun akan menginap beberapa hari di apartemen kakaknya, Jeon Namjoon.

°○°○°○°

Seperti biasa, suasana di bar selalu ramai. Penuh dengan hingar-bingar kesesatan dan kenikmatan dunia. Hal-hal yang salah banyak ditemukan disini. Sudut-sudutnya mencerminkan dosa. Tapi Taehyung tak peduli. Untuk kali ini ia tak peduli seperti biasanya, tak ada Taehyung yang ikut bergabung ke lantai dansa ataupun Taehyung yang mabuk-mabukan di antara kerumunan orang. Jung Hoseok, sang bartender hanya menatap Taehyung heran, tak biasanya seorang Kim Taehyung hanya duduk diam di depan meja bar apalagi dengan pandangan kosong itu.

"Tae, kau tak bergabung dengan mereka?" Sapaannya membuat pemuda Kim sadar dari lamunannya.

"Ah, hyung. Suasana hatiku sedang tidak baik."

Hoseok pun mendekatinya. Sedang tak ada pelanggan selain Taehyung yang duduk di depan meja barnya.
"Sedang bertengkar dengan kekasihmu? Atau merindukannya seperti tadi malam?" Taehyung mendenguskan nafasnya malas, ia hanya menggelengkan kepalanya.

"Kau tahu, aku baru saja mendengar cerita dari teman dekatku." Pikiran Taehyung menerawang akan hal yang baru saja terjadi padanya.

"Cerita ini sedikit gila. Kuharap kau mau mendengarnya."

"Baiklah, lanjutkan." Hoseok penasaran apa yang akan diceritakan pemuda Kim.

"Tunangan temanku sedang berada di luar negeri untuk mengurus bisnis keluarganya, lalu temanku mabuk karena tunangannya tak memberikan perhatian yang cukup. Well, aku akui temanku itu salah. Ia mencoba menenangkan diri dengan cara yang salah." Taehyung sedikit terperanjat ketika melihat wajah serius Hoseok.

"Akhirnya temanku pulang dalam keaadaan mabuk. Kau tahu apa kesalahannya?"

"Menabrak pejalan kaki? Ah, atau mungkin menabrak mobil lain lalu mobilnya terguling dan terbakar dan temanmu sekarat?" Hoseok mencoba menerka-nerka.

"Aish, bukan itu. Dia mengemudi dengan selamat, namun bukan pulang menuju rumahnya melainkan menuju apartemen tunangannya."

Hoseok bingung, bukankah hal itu bukan hal yang aneh.
"Bukankah itu hal biasa? Dia pasti sudah sering menginap di apartemen tunangannya atau paling tidak pernah berkunjung dan tahu passwordnya kan."

"Hyung, dengarkan aku. Aku bilang padamu bahwa cerita ini akan sedikit gila, benar?"

Hoseok mengangguk.

One More Time (Kookv/Kooktae)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang