Story Zeze

995 101 6
                                    

Kini Prilly dan Jesa sudah sampai di depan rumah sederhana milik Zeze.

Tok! Tok! Tok!

Prilly mengetuk pintu rumah itu, tak lama seorang gadis membukakan pintu. Membuat sang gadis kaget sama halnya dengan Prilly.

"Prilly? Kok lo disini? Lo tau rumah gue darimana?" tanya Zeze mengerutkan dahinya.

"Gue tadi tanya sama kepsek" Alibi Prilly agar Zeze tak mengetahuinya. Zeze menganggukkan kepalanya tanda mengerti. Lalu ia menoleh ke arah gadis yang disamping Prilly, Prilly yang menyadari itu pun segera mengenalkan Jesa.

"Dia Jesa sahabat gue juga" jelas Prilly. Zeze mengangguk paham.

"Eh, ayo masuk, maaf ya, tempat gue sempit"

"Iya gakpapa Ze, ya kan Jes?"

"Iya"

"Ehm, maaf Ze, tapi luka lo siapa yang ngobatin siapa?" tanya Prilly yang sedari tadi ia tahan.

"Yang ngobatin dia sendiri" jawab Zeze membuat Prilly dan Jesa melongo.

"Dia itu malaikat yang menjelma menjadi iblis" lanjut Zeze semakin membuat Prilly dan Zeze bingung.

"Dia punya masalalu yang kelam Pril, Jes, tapi maaf gue gak bisa cerita" Prilly dan Jesa mengangguk paham. Setiap orang punya privasi kan?.

"Terus, kenapa lo bisa digituin?" tanya Prilly.

"Mak lampir kan emang licik Pril, dia menghalalkan segala cara buat dapetin Ali" celutuk Jesa yang memang sudah geram dengan Claudia semenjak insiden itu.

"Bener kata Jesa, termasuk nyingkirin sahabatnya sendiri"

Flashback on

Zeze bersenandung riang melenggangkan kakinya menuju tempat lautan manusia yang tak lain adalah kantin.

"Ze! Sini!" teriak Ali yang berada tak jauh darinya, Zeze pun setengah berlari menghampirinya. Zeze pun duduk disamping kanan  Ali karena di kirinya sudah ada Claudia yang sedang makan sambil menggelanyut manja di lengan Ali. Di depan mereka ada juga teman Ali, Dava, Rian, Rangga dan juga Rega.

"Nih makan punya gue, tapi udah gue makan satu baksonya" ucap Ali sambil menggeser mangkuk ke depan Zeze, membuat Zeze memekik kegirangan.

"Huaaa!! Makasih Ali!! Sshabat the best deh lo!" ucap Zeze sambil mencubit pipi Ali, Ali hanya terkekeh geli sedangkan Claudia menatap mereka tak suka, namun Zeze hanya cuek saja. Sebuah ide terlintas dipikiran Claudia. Ia pun tersenyum miring.

"Ze? Anterin gue ke fotocopy bentar yuk!" ajak Claudia. Zeze yang baru menghabiskan setengah menoleh

"Ngapain?"

"Mau beli bolpoin, punya gue abis, di koprasi juga abis"

"Sama aku aja ya?" ucap Ali dijawab gelengan oleh Claudia.

"Maunya sama Zeze" rengek Claudia manja.

"Ya udah yuk!" Zeze menerima ajakan itu tanpa curiga.

Mereka pun berjalan beriringan, dan menyebrangi trotoar. Sampai di depan tempat fotocopy Claudia berhenti membuat Zeze ikut berhenti.

"Kenapa berhenti Clau?" tanya Zeze mengernyit keheranan. Claudia pun tersenyum sinis.

"Jauhin Ali atau gue buat lo menderita!" ucap Claudia to the poin tentu membuat Zeze kaget.

"Gak akan! Ali itu sahabat gue Clau!" tegas Zeze membuat Claudia geram. Dia pun ingin mendorong Zeze ke jalan raya, Zeze yang melihat gerakan Claudia pun segera menghindar membuat Claudia terjatuh ke tengah jalan raya dan

Braak!!
Tubuh Claudia terhempas hingga ke trotoar, namun si penabrak melarikan diri. Seketika orang² berdatangan mengerubungi korban termasuk Zeze. Tak lama ambulan datang, mereka pun menyingkir memberi jalan untuk para medis.

Claudia dibawa ke ruang UGD, Zeze menunggu di luar dengan panik. Tak lupa ia menelfon Ali. Tak lama setelah itu Claudia dibawa ke ruang rawat. Bertepatan dengan itu Ali sampai di rumah sakit. Ali dan Zeze pun mengekori dokter yang membawa Claudia ke ruang inap

"Sebentar lagi, mbak Claudia akan siuman, kalian boleh masuk"

Setelah dokter mengatakan itu Ali dan Zeze masuk. Mereka berdiri di samping brankar

"Ali" lirih Claudia setelah membuka matanya membuat Ali senang.

"Clau? Kamu udah sadar? Kamu kenapa bisa gini sii?" tanya Ali sambil mengelus kepala Claudia.

"Aku...." ucapan Claudia menggantung ketika melihat Zeze, ia menatap penuh kebencian namun sesaat dia menangis, dengan air mata buayanya. Ali yang bingung pun segera mendekap Claudia.

"Kamu kenapa hm?"

"Ali! Tadi Zeze dorong aku hiks... Aku takut sama dia hiks.... Ali aku takut, aku gak mau liat dia hiks...!" mendengar itu, Zeze yang sedari tadi menunduk kemudian ia mendongakkan kepalanya. Matanya bertemu dengan mata Ali yang menatapnya tajam penuh kemarahan.

"Ali, gue gak...."

"Keluar!" desis Ali memotong penjelasan Zeze.

"Tapi, gue..."

"Keluar!!!!" bentak Ali membuat Zeze takut dan segera keluar dari ruangan itu.

Flashback off

"Jadi gitu, kenapa gue di gituin sama Ali" ucap Zeze lirih, Prilly dan Jesa mengangguk tanda paham.

"Gila ya si mak lampir! Makin lama gue tambah gedeg sama kelakuannya!" dumel Jesa membuat Prilly dan Zeze terkekeh geli.

"Lo disini sama siapa sih Ze?" tanya Prilly sambil celingak celinguk.

"Gue tinggal sendiri Pril, ortu gue kecelakaan pesawat, karena bisnis bokap gue gak ada yang ngurus jadi bangkrut terus rumah yang dulu dijual buat gaji karyawan yng waktu itu pernah demo, terus karena cuma ada mobil dan gue gak bisa nyetir, terus gue jual buat ngontrak rumah ini, dan 2 bulan lagi udah habis masa kontrakannya" jelas Zeze membuat Jesa dan Prilly tercengang.

"Maaf Ze, gue gak tau" lirih Prilly merasa bersalah.

"Iya gak papa"

"Ya udah Ze, kita mau pulang dulu ya, udah mau maghrib" ucap Prilly.

"Iya, hati² ya" ucap Zeze diangguki mereka berdua, kemudian  mereka pun keluar menuju mobil Prilly. Prilly mengantarkan Jesa terlebih dahulu sebelum pulang.



--------------

Gimana guys ceritanya? Seru gak😁

Sweet But a Little Psycho (COMPLETED✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang