Perpus 2

865 96 4
                                    

Prilly berjalan santai ke arah perpus sambil bersenandung ria, sesekali ia juga membalas sapaan orang² dengan senyum khasnya. Sampai di Perpus Prilly memilih duduk pada bangku paling pojok dan jarang di tempati oleh orang², Prilly meletakkan kepalanya di atas meja dan sededik kemudian ia memejamkan matanya, namun ia urungkan ketika mendengar ringisan orang dari rak sebelah.

Prilly berjalan pelan menuju sumber suara dan betapa terkejutnya saat melihat Ali melukai orang untuk kedua kalinya, dan dengan orang yang berbeda, kini orang itu adalah. Claudia!.

"Aws! Sakit! Li!" ringis Claudia saat pisau lipat yang di gengganggaman Ali mengukir di kulit tangannya.

"Sakit? Itu balasan lo, karena lo udah nge bully Prilly!" ucap Ali pelan namun nadanya penuh penekanan. Prilly menutup mulutnya tak percaya.

Prilly pun segera mendekati Ali, ia menarik Ali agar bangkit dari jongkoknya.

"Ali? Udah ya? Gue gak papa kok" ucap Prilly lembut membuat emosi Ali mereda.

"Tapi pril? Dia udah Bully lo" protes Ali tak terima.

"Gakpapa li, kita keluar aja ya?" ajak Prilly, Ali menghembuskan nafas nya sejenak kemudian ia mengangguk lemah. Kemudian Prilly menggandeng Ali menuju roftoop, meninggalkan Claudia yang di tangan ya terdapat banyak darah.

"Ngapain ke roftoop?" tanya Ali mengernyitkan dahinya bingung.

"Biar hati lo adem, gue mau tidur, gara² lo tadi, gue gak jadi tidur!" sarkas Prilly dengan nada yang mulai ketus, membuat Ali terkikik geli.

"Ngapain lo ketawa?" tanya Prilly menatapnya tak suka.

"Lo kalau jutek lucu! Jadi pengen mabok!" canda Ali kemudian tertawa lepas, Prilly yang geram pun mengepalkan lengan tangan Ali dengan kerasnya.

'Plak!!'

"Rasain lo!" ucap Prilly kemudian terbahak sedangkan Ali meringis kesakitan sambil mengelus lengannya.

"Lo cewek atau bukan sih?! Sakit tau gak?!" sarkas Ali dengan muka garangnya, namun bukannya takut, Prilly malah menencagkan tawanya.

"Lo cowok atau bukan sih?! Lemah tau gak?!" ucap Prilly menirukan nada Ali. Ali yang kesal pun menjitak kepala Prilly.

"Gak sakit" ucap Prilly santai. Ali yang terlanjur kesal pun ingin menggeplak Prilly, namun ia urungkan saat sebuah ide muncul dari otaknya. Ia pun mengambil pisau lipat dari saku celananya. Ia menatap Prilly sambil menyeringai.

"L-lo ma-mau apa?" tanya Prilly panik saat melihat pisau di genggaman tangan Ali.

"Gak tau, mutilasi lo mungkin?" ujar Ali yang kelewat santai, membuat Prilly bertambah panik.

"L-lo gak serius kan?" tanya Prilly tergagap, ia sudah ancang-ancang untuk lari namun tangannya di cekal oleh Ali, seketika kaki Prilly lemas ia tak bisa menahan tubuhnya, ia merosot ke tanah. Dan detik itu pun tawa Ali meledak.

"Bwahahaha.... Muka lo! Sumpah! Haha... Ngakak njr!" ucap Ali di sela tawanya membuat Prilly kesal setengah mati, namun sedetik kemudian tangisan nya meledak membuat Ali panik setengah mati.

"Eh? Lo nangis pril? Duh jangan nangis dong? Sorry deh, gue becanda, sumpah!" ujar Ali dengan wajah paniknya.

"Hiks.... Becandaan lo gak lucu hiks... Lo jahat hiks..." ucap Prilly di sela² tangisanyya. Ali pun mendekap Prilly seraya mengusap punggungnya untuk menenangkan nya.

"Iya udah, maafin gue" sesal Ali

"Mau ke bawah?" tanya Ali saat di rasa tak ada lagi tangisan dari Prilly, namun Ali tak kunjung mendapatkan jawaban dari Prilly. Ali melepaskan dekapannya dan melihat wajah teduh Prilly yang tengah tertidur pulas.

"Tidur dia" guman Ali sambil terkekeh, kemudian ia menggendong Prilly ala bridal style, ia meletakkan tubuh Prilly di sofa dan kepalanya berada di pangkuannya.

"Lo cantik, dalam keadaan apapun" ucap Ali samb tersenyum saat memandang wajah Prilly yang berada di pangkuannya. Ia mengelus surai hitam Prilly dengan sayang.

"Tetep di samping gue ya pril?" ucap Ali lirih sebelum dirinya ikut terlelap.


----------------------

Haish! Ada yang melting? Gak ya? Owh ya udah😆

Target 50 vote baru lanjut yah☺

Sweet But a Little Psycho (COMPLETED✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang