Broken ( 2 )

717 86 10
                                    

Prilly pun berjalan keluar kompleks, ia menyetop sebuah taksi yang melaju ke arahnya.

"Ke jalan Mandarin, perumahan Vadra Indah blok C no 4 ya pak?" sopir taksi itu hanya mengangguk ramah ketika Prilly menyebutkan alamatnya.

💕💕💕

Prilly duduk termenung, sambil menatap keluar jendela kava mobil yang ia sedikit turunkan.

"Aku harus apa?" guman Prilly sendu, ia mengedipkan matanya kala kelopak matanya tergenang dengan air, membuat air matanya meluncur bebas hingga menetes di rok sekolahnya, dan air matanya kini berlomba-lomba untuk keluar dari tempatnya.

Kini ingatannya menari-nari, mengulang memori kebersamaannya dengan Ali, terlebih kata-kata dan perlakuan manis Ali terhadapnya.

Ali menghembukan nafasnya kasar, lalu menarik dagu Prilly lembut sampai mendongak menatapnya membuat gigitab di bawah bibirnya terlepas. Ia mejukan wajahnya hingga mendekat ke wajah Prilly, Prilly memejamkan matanya, tak mau melihat apa yang akan dilakukan Ali, terlalu takut mungkin?.

Ali menyapukan lidahnya ke bawah bibir Prilly yang terdapat darah disana. Prilly mengumpat Ali dalam hati.

"Darah lo manis banget, gue suka" bisik Ali tepat di telinga nya dengan seringainya, membuat Prilly bergidik ngeri, dalam hati.

"Gue ke kelas, jangan ngehindar lagi, gue gak suka" lanjut Ali masih dalam bisikan di telinganya.

"Hati kamu itu terbuat dari apa? Kenapa setelah menerbangkan kamu menjatuhkan aku begitu saja?" lirih Prilly mulai terisak, ia meremas kuat bajunya untuk menumpahkan kekesalan dan kemarahannya dan juga kekecewaanya pada Ali, karena tidak mungkin ia akan berteriak di mobil ini, bisa-bisa disangka gila, lalu diturunkan di jalan.

"Mbak kenapa nangis?" tanya sopir itu membuat Prilly kembali ke dunia nyata.

"Gakpapa," jawab Prilly singkat tanpa melihat ataupun tersenyum kepada sopir itu, sopir itu hanya tersenyum kecil memaklumi.

"Ini saya ada tissue, sepertinya mbak lagi sedih." sopir itu menyodorkan sekotak tissue ukuran besar. Prilly menerimanya dengan muka yang masih sama.

"Terima kasih." sopir itu hanya mengangguk sebagai jawaban.

Tak lama setelah itu, mereka sampai, Prilly turun dengan menyerahkan beberapa lembar uang sebagai pembayaran. Ia melangkahkan kakinya gontai menuju kamarnya, rumah juga tampak sepi, ia mengunci rapat-rapat pintu itu.

Sweet But a Little Psycho (COMPLETED✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang