Extra Part

1.1K 79 15
                                    

 "Maafin aku Pril, aku harap kamu bahagia disana"

Batin Ali, walau sedikit tidak rela. Memangnya siapa yang rela jika orang yang kita sayang pergi? Tidak ada, termasuk Ali. Ali menekuk kakinya dan bersandar pada dinding. Pikirannya terlempar teringat masa lalu, saat-saat bersama Prilly. Sungguh menyakitkan rasanya.

"Berdiri!" perintah seorang wanita membuat Ali terlonjak kaget, bukan kaget karena bicara secara tiba-tiba, namun karena suara wanita itu. Ali mendongakkan kepalanya, ia membelalakkan matanya ketika melihat wanita itu di sampingnya ada Sam dan juga Galih. Ternyata pendengarannya tidak bermasalah, pendengarannya benar, tapi ini sungguh seperti tidak nyata.

"Prilly?" beo Ali masih tak percaya. Wanita itu tersenyum kecil sambil mengangguk.

"Iya, aku masih hidup," ucap Prilly. Ali berdiri ia memutar tubuh Prilly yang masih mengenakan baju rumah sakit dan wajah yang sangat pucat.

"Tapi, bagaimana bisa?" tanya Ali semakin ling lung.

"Ternyata nadi dan jantungnya hanya berhenti sebentar, hal semacam itu biasa terjadi juga saat pasien melewati masa kritis dan sesaat sebelum sadarnya kembali," jelas Sam, Ali mengangguk paham. Ia menatap Prilly sendu.  Kemudian menarik Prilly kedalam pelukannya. Dava dan lainnya pun menyingkir untuk memberikan mereka Privasi.

"Maaf, maaf, maaf, maaf," guman Ali tepat di samping telinga Prilly.

"Maafin aku yang udah nyakitin kamu. Maafin aku yang udah salah cara untuk ngelindungin kamu. Maafin aku yang gagal buat kamu bahagia. Maafin aku yang menambah luka di hati kamu. Maafin aku yang gak becus jagain kamu. Maafin aku yang..."

"Cukup!" potong Prilly melepaskan pelukan Ali kemudian membekap mulut Ali hingga Ali terdiam. Prilly memandang Ali lama. Kemudian jari lentiknya membelai setiap inchi wajah Ali, ia mengabsen satu persatu dari mulut, hidung, mata, dan pipinya. Kemudian jarinya turun kedada Ali. Ia membelainya lembut kemudian menyenderkan kepalanya di dada bidang Ali. Ali hanya memejamkan matanya menikmati sentuhan jari Prilly.

"Aku gak nyalahin kamu, atas apa yang aku alami. Jangan minta maaf seperti itu, Ali," ucap Prilly sambil jari telunjuknya menggambar abstrak di dada bidang Ali. Ali membuka matanya kemudian mengecup puncak kepala Prilly singkat dan memeluknya.

"Aku sayang kamu," kata Prilly lirih karena teredam di dada Ali.

"Aku gak," balas Ali membuat Prilly mendongakkan kepalanya.

"Kamu gak sayang aku?" tanya Prilly membelalakkan matanya.

"Iya, kan aku cinta," jawab Ali tersenyum jail. Prilly mengerucutkan bibirnya kesal kemudian mencubit pinggang Ali.

"Ish! Nyebelin!"

"Utu-utu, ngambek nih," goda Ali namun Prilly tak meresponnya. Ali terkekeh sebentar. Kemudian ia mengambil tangan Prilly dan mengecupnya, membuat Prilly tersenyum lebar.

"Nikah yuk?" ajak Ali tiba-tiba. Prilly membulatkan matanya kemudian menggeplak lengan Ali.

"Kamu gila?!"

"Aws! Sakit, sayang. Aku masih waras kok,"

"Ck! Aku masih kelas 11, Ali,"

"Yodah, lulus SMA kamu Nikah sama aku ya?" pinta Ali menaik turunkan Alisnya, Prilly memutar bola matanya malas.

"Kalau aku gak mau?" tanya Prilly berniat menggoda. Ali mengerutkan dahinya tak suka.

"Gak boleh! Kamu nikahnya harus sama aku,"

"Kalau kamu bukan jodoh aku?" goda Prilly lagi.

"Aku gak peduli. Jodoh gak jodoh harus tetep jodoh," jawab Ali membuat Prilly tersenyum kecil.

"Iya, aku mau," ucap Prilly setelahnya.

"Mau apa?" tanya Ali bingung.

"Nikah sama kamu, sayang"

💕💕💕

"Pa, Dava mau keluar dulu," pamit Dava setelah memberikan privasi kepada Ali dan Prilly.

"Mau menemui perempuan itu?" tebak Frans, Dava menganggukkan kepalanya, matanya berkilat kilat marah. Frans tersenyum kecil, anaknya ini memang tidak pernah berubah.

"Baiklah, hati-hati," setelah Frans mengucapkan itu, Dava pun segera bergegas keluar bersama Gerald tentunya.

"Lo tau dia dimana?" tanya Dava saat mereka suda berada di mobil.

"Dia ada di gudang sekolah," jawab Gerald sambil menjalankan mobilnya.

"Gudang?" beo Dava mengerutkan dahinya.

"Iya, kayaknya dia udah disiksa duluan sama Ali,"

"Bagus kalau gitu, kita tinggal melenyapkannya saja," ucap Dava menyeringai.

"Lo mau bunuh dia?" tanya Gerald memastikan.

"Of course, dia udah bikin adek gue terluka, maka dia akan menanggung akibatnya," ucap Dava menyeringai, membuat Gerald bergidik ngeri.

"Tenang aja, gue gak bakalan sampe mutilasi dia. Paling cuma nyiksa sampe mati doang," lanjut Dava sambil terkekeh ngeri. Gerald menggeleng kepala tak percaya.

💕💕💕

2 Tahun Kemudian

"Saya nikahkan engkau, Ali Ankara Smith bin Farhan dengan anak saya Aprillya Adara Brace binti Frans dengan mas kawin seprangkat alat shalat dan uang sejumlah 1 millyar dibayar tunai."

"Saya terima nikahnya Aprillya Adara Brace binti Frans dengan mas kawin seperangkat alat shalat dan uang sejumlah 1 millyar dibayar tunai."

"Bagaimana para saksi? Sah?"

"SAH!!!"

"Alhamdulillah."

Lantunan doa telah berkumandang di ruangan ini seiring dengan ijab qobul yang telah dilaksanakan. Semua terlihat gembira, terutama bagi kedua mempelai. Prilly mengambil tangan Ali untuk menciumnya, dan Ali membalas dengan kecupan singkat di dahinya.

"Makasih, kamu sudah datang di hidup aku, memberikan warna di kehidupan aku yang suram," ucap Ali menatap Prilly memuja.

"I love you, and always be your self don't be another people, because i love you not another," bisik Ali membuat pipi Prilly merona.

"I Love you too, i am promise. I'll be my self."

End

----------------------------------
Akhirnya ini benar-benar dah selesai ya guys, Extra partnya cuma ada satu. And the last this story happy ending!!!! Yeay!!!

Tapi kalian ngerasa aneh gak sih? Soalnya aku juga gitu. Ngerasa aneh sama ceritanya😂

Dari kemarin aku pusing cuma buat mikirin ending yang bener-bener ending dari cb ini. Dan maaf banget kalau Endingnya ancur begini😅😁🙏

Sweet But a Little Psycho (COMPLETED✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang