Bully

946 101 14
                                    

Setelah pulang di antarkan Ali, Prilly pun merebahkan badannya di kasur king zise nya, ia menatap langit² kamarnya, namun pikirannya melayang pada kejadian satu bulan ini, terlebih sikapnya yang sudah keterlaluan kepada Ali. Prilly menghembuskan nafasnya pelan, masih merasa bersalah atas tindakannya.

"Huft! Kalo di pikir², Ali itu ganteng, sikapnya juga sweet banget" gumam Prilly tersenyum. Kemudian Prilly pun bangkit dari tidurnya, menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya.

🍁🍁🍁

Malam harinya usai makan malam, Prilly menemui Dava di kamarnya.

"Napa lo kesini?" tanya Dava saat melihat Prilly masuk ke kamarnya.

"Emang gue gak boleh ke sini?" kesal Prilly sambil mendaratkan pantatnya di tepi kasur.

"Ya boleh, kan tumbenan aja" sahut Dava sambil memainkan ponselnya. Prilly memutar bola matanya malas, memandang kamar bernuansa abu², yang sudah lama tak ia singgahi.

"Bang?"

"Hm?"

"Bang?"

"Hm"

"Bang?"

"Apaan?"

"Bang?"

"Lo panggil sekali lagi, gue sleding noh kepala lo!" kesal Dava menatap Prilly tajam, Prilly hanya terkekeh pelan melihat ekspresi Dava.

"Gue mau tanya nih"

"Tentang?"

"Ali" satu nama itu berhasil mengalihkan perhatian Dava, yang semula fokus ke ponsel, kini menjadi sepenuhnya, menghadap ke Prilly.

"Lo suka sama Ali dek?"

"Iya, sebagai temen tapi gak tau nanti" jawab Prilly dengan santai.

"Kalau lo beneran sayang, ehm ralat ya, cinta sama dia, jagain dia Pril, dia itu rapuh, jauhin dia dari dunia psikopat, dia udah kecanduan darah sejak SMP" jelas Dava membuat Prilly sedikit terkejut.

"Loh? Bang, tapi tadi Ali cerita, pas umurnya 7 tahun" bingung Prilly menatap Dava.

"Iya, tapi saat dia menginjak kelas 1 SMP, dia bertemu dengan seorang cewek, saat itu hanya dia yang bisa mengendalikan Ali kecuali nyokap nya, tapi itu cuma bertahan selama 2 tahun, karena cewek itu memilih pergi bersama cowok lain, dan sejak saat itu, dia makin brutal dan haus darah, bukan cuma itu, bahkan sekarang sikap dia jadi dingin sama orang yang gak ia kenal, padahal Ali selalu tersenyum saat bertemu orang lain, tapi sekarang ya gitu, selalu melayangkan tatapan tajam nya dengan muka flat nya tanpa senyum. Dan mungkin lo tanya gimana kalo sama Clau, dia masih sama aja Pril, masih kecanduan dan brutal, dan saat liat itu gue yakin kalo Ali cuma terosebsi sama Claudia, dia gak cinta sama Clau, malah gue rasa Clau hanya membawa pengaruh buruk ke Ali, sampe dia tega gituin Zeze." Prilly mendengarkan penjelasan Dava dengan seksama.

"Eh, iya,lo tau dari mana dek, kalo Ali trauma ketika umur 7 taun?"

"Tadi Ali cerita"

"Serius lo?!" tanya Dava heboh.

"Iya bang" jawab Prilly menatap malas.

"Wah! Kek nya Ali ada something deh sama lo" goda Dava menaik turunkan Alisnya, Prilly hanya menatapnya jengah.

"Gak usah ngacok deh" kesal Prilly kemudian bangkit menuju kamarnya.

"Gue dukung lo sama Ali!" teriak Dava saat Prilly sudah keluar dari kamarnya.

"SERAH LO DEH BANG!" teriak Prilly tak kalah keras.

🍁🍁🍁

Setelah selesai bersiap siap dan sarapan, Prilly pamit kepada orang tuanya, ia berniat untuk naik kendaran umum, karena mobilnya masih di bengkel, rencana akan ia ambil setelah pulang sekolah. Ia berjalan sambil melamun bahkan sampe tak sadar bahwa ada mobil yang berhenti di sampingnya.

"Naik" titah pemilik mobil itu membuat Prilly terlonjak, ia pun menoleh dan mendapati Ali di belakang kemudi.

"Kok malah bengong sih? Ayo naik" ucap Ali membuat Prilly refleks naik di jok penumpang depan.

"Rumah lo deket sini?" tanya Prilly memecah keheningan.

"Iya" jawab Ali singkat.

"Ehm! Nanti pulang sekolah lo ada acara?" tanya Ali berdeham.

"Gak ada, kenapa?"

"Owh, gue mau ajak lo"

"Kemana?"

"Nanti lo juga tau" jawab Ali membuat Prilly mencebik kesal. Ali tersenyum melihat ekspresi Prilly yang menurutnya menggemaskan.

"Apa lo senyum senyum? Mau di bonyokin tuh muka?!" kesal Prilly dengan muka garangnya, Ali memberhentikan mobilnya karena lampu merah.

Ali pun mendekatkan wajahnya ke muka Prilly, membuat Prilly refleks mundur, kini jarak mereka hanya beberapa centi.

"L-lo mau ap-apa?" tanya Prilly gugup.

"Katanya lo mau nonjok gue?" tanya Ali menatap Prilly intens membuat Prilly salah tingkah. Prilly mendorong dada Ali agar menjauh darinya, namun malah Ali memeluk dirinya. Membuat dada Prilly berdesir.

"Lo ken-kenapa sih li?" tanya Prilly gugup.

"Bentar aja ya Pril" ucap Ali sendu membuat Prilly mau tak mau menurutinya. Prilly dapat merasakan kalau jantung Ali sedang berdetak tak normal, bahkan sangat cepat.

"Li? Udah lampu ijo" ucap Prilly, kemudian Ali melepaskan pelukannya.

Setelah sampai di parkiran, Prilly bergegas membuka pintu nya, namun ia di cegah oleh Ali.

"Biar gue anterin ke kelas lo ya?"

"Gak usah li, yang ada ntar gue di mutilasi sama fans lo, lagian kita kan gak ada hubungan apa², udah ya" Prilly pun keluar tanpa menunggu jawaban Ali.

Prilly berjalan menyusuri koridor, ia tak langsung ke kelasnya, ia mampir dulu ke kamar mandi. Ia mencuci tangannya dan merapikan seragamnya.

"Heh! Ngapain tadi lo peluk² Ali segala!" sarkas Claudia mendorong Prilly hingga badannya membentur tembok, ia meringis pelan sambil memegang lengannya. Claudia tak sendiri, ia bersama ke dua antek nya itu. Prilly melirik sekilas name tag ke dua wanita itu. 'Salsabila okta Wijaya' dan 'Zenitha Azani Graha'.

"Kalo lo gak tau apa², gak usah sok tau!" hardik Prilly membuat Claudia semakin marah. Ia pun menjambak rambut Prilly dengan kuat, sedangkan para antek nya, mereka menaburkan tepung ke seragam Prilly.

"Itu balesan lo, kalo lo berani deketin Ali! Gak usah deketin Ali, kalo lo masih mau tenang sekolah disini!" ancam Claudia melepaskan jambakannya dengan hentakan.

"Kalo gue gak mau?" tantang Prilly dengan muka santai nya. Membuat Claudia semakin kesal di buat nya.

Plak!!

Satu tamparan mendarat di pipi Prilly.

"Gak usah sok kecantikan deh lo! Satu lagi! Lo salah cari lawan!!" sarkas Claudia kemudian meninggalkan Prilly bersama para anteknya.

"Lo yang salah cari lawan, Clau. Cih! Apa tadi dia bilang? Gue bakalan gak tenang sekolah di sini? Orang sekolah ini punya bokap gue, yang nantinya bakal milik gue! Yang ada lo tuh yang gak bakalan tenang, selicik licik nya orang lain, lebih licik gue, asal lo tau!" Prilly bermonolog sendiri sambil membersikan seragamnya, ia pun mengambil seragam yang ada di tasnya. Kemudian memakainya.

------------
Mau bilang sesuatu nih, tolong yah para readers, kalo comment, di vote dulu, terus juga janga jadi pembaca gelap yah, bukan apa² sih, tapi tolong hargai tenaga author yang sudah menulis buat para reasers🙏🙏

Jujur yah, selama 2 hari aku gak nulis, karena aku down banget, gam semangat buat nulis, abis, yang baca banyak tapi yang nge vote cuma dikit, terus ada lagi yang comment tapi gak nge vote, jujur sih author sedikit sakit hati,tapi ya sudahlah.

Maap nih, kalau ada thypo nya🙏

Terus author mau kasih info, kalo updatenya gak bisa setiap hari, tapi jadinya, sesuai mood author🙏

Sweet But a Little Psycho (COMPLETED✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang