MR. Pemaksa

900 95 4
                                    

Setelah dari kamar mandi dan mengalami kejadian yang membuatnya syok tadi, Prilly hanya duduk dengan pikiran yang menjelajah entah kemana, untung gurunya lagi ke kantor dan jangan di tanyakan lagi, kelas sudah ramai mengalahkan pasar. Jesa yang melihat itu hanya heran dengan sendirinya.

"Pril?" panggil Jesa mengernyit ke arah Prilly.

"...." Prilly hanya bergeming tak menjawab.

"Pril?!" panggil Jesa lagi dengan meninggikan suaranya satu oktav, namun sia², karena Prilly tak menjawab panggilan Jesa.

"Ck!" decak Jesa sebal.

"PRIL?!" teriak Jesa sambil menggeplak bahu Prilly dengan kencang, dan itu sukses membuat Prilly tersadar akan lamuannya dan mengaduh kesakitan.

"Njr! Lo perempuan kan Jes?" tanya Prilly menatap sinis ke arah Jesa.

"Lagian, lo sih! Di panggil gak nyahut nyahut" bela Jesa kesal.

"Tapi kan gak harus di geplak juga, ogeb!" sahut Prilly kesal.

"Terus, tadi lo ngelamun in apa sih Pril?" tanya Jesa menyelidik. Prilly menghela nafas sejenak kemudian menceritakan semuanya, apa yang terjadi saat tadi di kamar mandi, termasuk tentang bibirnya itu.

"Gila! Si Ali ternyata sweet banget ya Pril" puji Jesa menatap binar, Prilly menoyor dahi Jesa sedikit kencang.

"Sweet mbahmu!! Gue ketakutan njr!" hardik Prilly mencebik kesal, Jesa hanya terkekeh geli melihat raut wajah sahabatnya ini.

"Apa lo ketawa?!" ucap Prilly mengembungkan pipi chubby nya, membuat Jesa semakin tergelak.

"Ish! Lo nyeelin ya ternyata!" decak Prilly, Jesa berusaha meredakan tawanya mati matian, takut Prilly bertambah marah.

"Jes?" panggil Prilly, Jesa mengangkat sebelah alisnya, tanda bertanya.

"Gue nebeng lo ya, gue gak bawa mobil soalnya" pinta Prilly menampilkan deretan gigi putih nya.

"Okay, tapi gue mau ke toko buku dulu"

"Ngapain?" tanya Prilly heran.

"Beli novel lah" jawab Jesa membuat Prilly melongo. Seorang Jesa yang petakilan, doyan baca buku?.

"Lo doyan baca novel Jes?! Gila! Gak nyangka gue!" pekik Prilly membuat Jesa berjengit kaget.

Pletak!!

Satu jitakan mendarat mulus di kepala Prilly, ia mengelus kepalanya sambil mengerucutkan bibirnya.

"Sakit ih Jes!"

"Lagian sih, suara lo gak di kontrol! Untung kelasnya lagi rame"

"Ya ya, gue tidur dulu deh, ngantuk" ucap Prilly kemudian meletakkan kepalanya di atas meja, dan menggunakan tas sebagai bantal, Jesa menggeleng pelan dengan kelakuan Prilly, kemudian ia melakukan hal yang sama dengan Prilly.

🍁🍁🍁

Prilly dan Jesa berjalan beriringan menuju parkiran sesekali tertawa akibat lawakan yang di lontarkan mereka berdua , Zeze tadi sudah pulang duluan.

"Eh, lo jadinya ikut eskul apaan sih Pril? Kan ini udah hampir 2 bulan"

"Gak tau ni, masih bingung gue"

"Astaga! Lo udah disini 2 bulan kan Pril? Ehm, ralat hampir,maksud gue, lagian nih sekolah punya bokap lo kan?"

"2 kan ya? Paling basket sama music" ucap Prilly, Jesa mengangguk mengerti.

"Pulang bareng gue" suara bariton dari seorang laki², berhasil menghentikan langkah mereka, kemudian berbalik badan, dan mendapati Ali yang sedang berdiri dan memasukkan kedua tangannya di saku celana.

"Ali?" beo Prilly menatap Ali yang memasang wajah dingin nya

Ali berjalan mendekati mereka.

"Pulang bareng gue" ulang Ali, kemudian menatap Jesa meminta untuk pergi, Jesa yang mengerti tatapan itu pun langsung pergi tanpa sepatah kata pun.

Prilly yang menyadari bahwa Jesa sudah pergi pun membalikkan badan berniat menyusul Jesa, namun alangkah sialnya, sebelum Prilly melangkah,pergelangan tangannya dicekal oleh Ali. Membuat tubuh Prilly menegang seketika.

"Gue gak suka penolakan!" tegas Ali kemudian menarik Prilly lembut ke arah mobilnya. Membuat Prilly pasrah mengikuti Ali.

"Dasar Mr. Pemaksa" batin Prilly berdecak sebal.

"Gak usah tegang gitu, gue gak gigit" ucap Ali saat menyadari tubuh Prilly menegang, kemudian melakukan mobilnya dengan kecepatan sedang.

"Aish! Iya lo emang gak gigit, tapi lo nyayat nyayat!" batin Prilly.

"Eh, iya" jawab Prilly sedikit gugup.

"Lo kenapa jadi berubah gini sih? Perasaan kalo ketemu gue lo bawaannya marah mulu, kalo gak lo pasti nyolot" tanya Ali dengan tampang polosnya, membuat Prilly ingin mengubah wajah mulusnya itu, kalo saja pria yang ada di sebelahnya itu normal alias bukan phsyco.

"Ya kan waktu itu gue khilaf,jadinya marah marah ke lo" jawab Prilly sekenanya, Ali hanya mengangguk, walau tau Prilly sedang berbohong.

"Gak semua orang jahat itu bener² jahat Pril, kadang ada malaikat namun dia menjelma menjadi iblis karena suatu hal" ucap Ali berhasil menohok hati kecil Prilly.

"Apa gue keterlaluan banget ya jauhin Ali karena dia Phsyco? Argh! Gue jadi ngerasa bersalah banget sama Ali"batin Prilly mengerang frustasi.

Setelah Ali mengatakan itu, terjadi keheningan di antara keduanya, mereka terhanyut dengan pikiran masing².

---------------------
Selamat bulan Ramadhan rraders setiaku 😘,stay at home aja terus baca wattpad , biar gak kena Corona

Gimana sama part ini?

Adakah yang merasa kalo ceritanya GJ? 😅😁

Sweet But a Little Psycho (COMPLETED✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang