0.6 - These Are Not Facts

125 40 4
                                    

Taehyung pulang dengan tatapan kosong pada langit langit ruang kamarnya yang polos, sebenarnya ia bukan ingin menatap langit langit kamarnya, tapi sedang menahan sesuatu. Benar, ia menahan lelehan air mata yang akan jatuh kapan saja.

Rasa bahagia, senang, sesak, kecewa, tak percaya dan terkejut menjadi satu kesatuan yang utuh saat ini. Ia masih memikirkan apa yang terjadi sebenarnya? Apakah seona memiliki kembaran? Tidak mungkin. Ia tidak langsung percaya begitu saja.

"Ada yang salah... Tapi, hati ini terlalu rindu dengannya" kata taehyung yang memegang dadanya saat ini. Tiba tiba dada taehyung seketika merasakan sakit sangat sesak dan menyakitkan "akhh... Aku... Terlalu memikirkan ini semua menggunakan hati, ini terasa sakit" kata taehyung yang memegang dadanya dan ia meremasnya karna ini sangat sakit "astaga... Ini pasti karna aku terlalu memasukkan kegelisahanku dalam hati" kata taehyung lagi dan mencoba menahankan sakit itu.

Setelah agak lama, rasa sakit itu mereda dan taehyung kembali merentangkan tubuhnya di ranjang nya untuk beristirahat sebentar.

"Entah kenapa... Bukannya aku mendapatkan untuk bertemu seona dengan bahagia, malah aku harus memikirkan ini semua sendiri" kata taehyung lagi. Matanya kembali meneteskan air mata, rasanya ia ingin menghancurkan barang barangnya karna kesal, tapi tak ada gunanya, ia tau itu.

Setelah taehyung banyak berfikir, akhirnya taehyung tertidur hingga terlelap dalam pikirannya sendiri.

-

"Kau melihat taehyung?" tanya jimin pada adiknya dan melihat jimin tengah mendatanginya yang ia pikir jimin akan menganggunya untuk menonton TV "aku melihat taehyung hyung tadi beberapa jam yang lalu, wae-yo?" tanya jungkook yang masih sibuk dengan TV nya.

"Aku merasa agak aneh dengannya" kata jimin lagi hingga jungkook menatap kakaknya itu "apanya yang aneh?" tanya lagi yang kali ini juga bingung "sebulan setelah kita merayakan ulang tahun nya, taehyung sedikit menyembunyikan sesuatu dari kita" jelas jimin hingga jungkook sedikit tak memperhatikan apa yang dikatakan kakaknya itu "mungkin hyung sendiri yang menganggap taehyung hyung seperti itu. Padahal yang kulihat dia sekarang lebih baik dari pada sebelum sebelumnya" kata jungkook kali ini dengan santai.

Jimin berdecak kesal, rupanya jungkook tak mengubrisinya saat ini "kau tak paham atau tak mendendengarku?" tanya jimin lagi pada jungkook hingga jungkook merasa bingung sendiri "kenapa kau yang marah hyung? Sudah kukatakan taehyung hyung mulai sedikit baik" kata jungkook yang juga merasakan kesal pada kakaknya.

"Bukan itu. Aku merasa taehyung sedikit menyembunyikan sesuatu, kau tak sadar?" kata jimin lagi hingga jungkook menghela nafas "hyung, yang kulihat dia baik baik saja. Dia tidak seperti kemarin kemarin saat seona Noona menghilang, jangan berpikir yang macam macam hyung" jelas jungkook lagi hingga jimin sendiri merasa ia salah disini.

"Tapi aku melihat taehyung keluar sendiri tanpa memberitahu kita untuk kemana, tidak seperti biasanya bukan?" tanya jimin lagi hingga jungkook kembali menjawab "mungkin dia menemui temannya, apa itu masalah buatmu hyung? Kau membuatku merasa aneh saja" kata jungkook kali ini merasa aneh sendiri.

"Seperti nya kau tidak memperhatikan sikap taehyung, jadinya kau tidak paham apa yang ku maksud" kata jimin lagi yang sudah sekian kalinya dan jungkook mulai berkata "hyung... Sebelum kau mencurigai taehyung hyung, sebaiknya kau lihat sendiri apa yang dilakukannya. Kau tidak bisa menunduh tanpa bukti" kata jungkook hingga jimin terdiam, jungkook ada benarnya juga.

Tapi sejujurnya saat jimin tak sengaja keluar untuk membeli sesuatu saat dikantor, jimin melihat mobil taehyung berpapasan dengannya dengan arah berlawanan yang melewati jalan rumah seona dulu. Itulah yang sempat membuat ia curiga.

"Jadi, kau akan berpikir bila aku melihat taehyung berpapasan dengan mobilku yang aku yakini jalan yang ia lewati itu adalah jalan kerumah lama seona?" tanya jimin lagi hingga mata jungkook membulat sempurna "kukira kau hanya mencoba mencurigainya dari segi sikapnya. Kenapa kau tak menjelaskannya dari awal hyung?" kesal jungkook pada kakaknya.

"Itulah sebabnya aku menanyakan dimana taehyung sekarang, kau malah membuat keributan" kata jimin yang menyalahi jungkook "salah hyung juga yang tak menjelaskannya dari awal" kata jungkook yang ikut menyalahkan jimin.

Sekarang mereka berpikir dalam pikiran masing masing hingga tersulut berpikiran yang jauh sekali.

"Apakah kita harus mengetahui apa yang dilakukan taehyung mulai sekarang?" tanya jungkook hingga jimin berkata.

"Aku juga berpikir seperti itu, mungkin kita akan melakukannya mulai sekarang"

-

Taehyung kali ini pergi bersama teman nya, seokjin hanya sekedar untuk beristirahat dari pekerjaanya dan mereka berjalan jalan di taman sambil taehyung menceritakan apa yang ia baru saja alami kemarin.

"Seona? Ada dua? Maksudmu kembaran?"

Jujur seokjin cukup terkejut apa yang diucapkan taehyung padanya. Sejujurnya juga ia juga tak percaya apa yang dikatakan taehyung padanya. Ia sempat berpikir bahwa taehyung sedang bercanda.

"Aku yang awalnya menjadi sedih terpuruk kini menjadi bingung atas apa yang aku liat dari mereka berdua, seona dan haneun" jelas taehyung hingga seokjin menatap taehyung "siapa? Haneun? Nama yang klasik seperti kerajaan korea dahulu" kata seokjin yang berkomentar.

"Itulah seokjin-ah... Bukankah aneh bila seona yang ku kenal sejak lama kini tiba tiba memiliki kembaran? Bukankah itu mustahil dan bukankag itu seperti suatu rencana?" tanya taehyung pada seokjin hingga seokjin menatap taehyung

"Apakah kau tidak merasa aneh bahwa bila ucapan mu benar? Maksudku, pasti semuanya ada rencana bukan?" tanya taehyung hingga taehyung berhenti melangkah yang membuat seokjin juga secara refleks memberhentikan langkahnya juga.

"Mungkin... Keduanya pasti memiliki rencana, kau benar seokjin-ah... Aku akan mencari tau setelah ini"

-

Seona yang baru saja selesai memakai pakaiannya kini duduk disalah satu sofa dikamarnya sambil memegang buku Braily yang ada ditangannya. Semenjak ia tak bisa melihat lagi, ia hanya mengandalkan sentuhan tangan dengan buku khusus tunanetra seperti dirinya hanya untuk membacanya.

Kemudian suara pintu secara tiba tiba langsung membuat seona yang sibuk membaca teralihkan.

"Aku kembali..." rupanya itu haneun yang baru saja pulang dengan dandanan ala seona asli saat ini. Seona kemudian tersenyum pada haneun dan haneun mulai berkata "kau tak akan percaya, perusahaan terkenal di ulsan datang dan menawarkan kerja sama dengan perusahaan mu" kata haneun yang senang hingga seona juga ikut senang juga.

"Benarkah?? Itu bagus... Teruskan itu dan jangan sampai berhenti untuk menggantikan posisiku" kata seona yang membuat haneun merasa ragu sendiri "bukankah kita terlalu menipu semua orang disini?" kata haneun hingga seona yang tadinya senang menjadi terdiam.

"Apa maksudmu?" kata seona yang agak tajam hingga haneun menunduk "apakah kita tidak terlalu kelewatan untuk menipu? Aku takut semua ini akan terbongkar suatu hari nanti" kata haneun hingga seona mulai mengambil nafas dalam dalam.

"Tidak. Selagi kita mempertahankan ini. Pasti ini tak akan terbongkar" tekannya yang yakin yang membuat haneun hanya mengangguk menatap mata yang kosong itu "aku mengerti" kata haneun.

Tak lama saat mereka berbicara serius, tak lama asisten rumah mereka menemui mereka dan menghampiri mereka "ada apa bi?" tanya haneun yang dijawab asisten tersebut "seona Noona, haneun Noona. Ada tamu yang ingin menemui seona Noona" kata asisten tersebut hingga keduanya sedikit bingung dan terdiam sesaat.

"Siapa yang datang bi?" tanya seona yang penasaran sekali.

"Tuan Min Yoongi"







-I Still Want You-

Hiatus selama berbulan bulan akhirnya up juga :)

Thanku❤

Udah baca dan nunggu ini up!

See you!

I Still Want YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang