08

101 8 0
                                    

Malam hari Dara sedang menatap langit-langit kamar nya masih memikirkan ucapan dia tadi pagi apa maksud nya?.

Yang Dara tau ia memang berubah sejak kejadian itu hanya sedikit berubah menjadi lebih dingin mungkin? Tapi yang tau ia berubah hanya sahabat, keluarga nya dan dia? Dia bahkan sudah pergi di telan bumi mungkin.

Lalu apa maksud nya? Memikirkan hal itu membuat kepala Dara berdenyut karna kembali mengingat nya.

Tapi lelaki itu siapa bahkan Dara baru kenal saat ia SMA itu pun kelas 10 semester 2 apa ia pernah bertemu dengan nya? Ah tapi dimana?.

Dara mengubah posisi nya menjadi duduk, duduk di pinggir king size nya dan membuka loker kecil di samping tempat tidur nya lalu mengambil sebuah foto kecil dan memandangi nya dengan tatapan sendu.

"Where are you? I'm miss coming back"  Mata nya sudah berkaca-kaca saat melihat foto itu, kembali terlempar ke masa lalu yang membuatnya seketika menjerit.

"Arrrggghhh" Lolos sudah pertahan air mata itu Dara menangis.

Kalau bukan karna dia tidak mungkin semua ini terjadi Dara sangat menyayangi mereka tapi...

Suara ketukan pintu terdengar Dara segera menghapus air mata nya, mami Dara membuka pintu dan hati nya terenyuh saat melihat pemandangan di depan nya.

"Kak kenapa? Jangan nangis lagi, lupain" Mami menatap Dara pilu keterpurukan ini berkepanjangan Dania tau betul anak nya masih tenggelam dalam kesepian dan kehancuran yang mendalam.

Tapi Dara selalu saja bersikap baik-baik saja seorang ibu pasti memiliki naluri yang tajam terhadap anak-anak nya.

Dara menatap kosong di depan nya tidak tau harus bereaksi seperti apa tubuh nya seakan mati rasa tidak siap menerima kenyataan dan dunia nya yang hancur lebur pada saat itu.

"Sayang mami tau ini berat bagi kamu tapi mami mohon lupain, masa depan kamu masih panjang"

"Terlalu sakit mi"  Lirih nya dalam hati.

Dara nya yang sekarang tak tersentuh, putri nya yang dulu mau bersosialisasi dengan yang lain kini menjadi pribadi yang sangat tertutup dan mengikuti tawuran untuk menjadi pelampiasan atas semua nya.

"Dara benci diri Dara mii" Dara menumpahkan seluruh rasa sakit nya kembali dan mami nya pun merengkuh putri nya ke dalam pelukan nya.

Mereka menangis, Dara yang menangisi hidup nya yang terlalu malang dan mami nya menangisi betapa semesta sedang menguji anak nya dengan ujian terberat.

~ ~ ~

Pagi-pagi buta Dara sudah siap dengan pakaian nya mengambil jaket kesayangan nya tidak lupa kunci motor nya lalu keluar dari kamar dan turun ke lantai bawah menuju dapur, ternyata mami nya sudah bangun juga.

Dara mengambil gelas dan menuangkan air putih lalu meminum nya.

"Pagi" Sapanya saat melihat mami nya berbalik menatap nya.

"Eh putri mami yang cantik udah bangun udah rapih juga lagi, rajin banget sih tumben"

"Hm"

"Kak masih pagi jangan dingin dulu kek sama mami nya lho padahal bukan sama yang lain"

Dara tak mengindahkan perkataan mami nya, tak lama terdengar suara langkah kaki yang mendekat kearah mereka, sontak mereka melihat kearah dimana langkah kaki itu terdengar.

"Ade kamu udah rapih? Mau kemana masih lama kali kalo ngelindur gak usah sampe rapih gini kali" Cibir mami nya.

"Ade mau berangkat bareng kakak ya kak?" Mohon nya.

Bagaimana ini niat dia ingin berangkat lebih pagi kan karna ingin menghindari lelaki itu, tapi adik nya minta di antar ke sekolah.

Hanya di balas deheman singkat dari sang kakak, sejujurnya ia tak ingin berlama-lama dan ingin segera sampai di sekolah melanjutkan tidur nya yang terpotong karna demi menghindari cowok itu, tapi mengingat perkataan adik nya beberapa bulan yang lalu jadi membuat nya urung dan tak tega.

"Kakak tunggu di motor" Dara berjalan lebih dulu meninggal sangat adik yang masih sibuk karna mami nya yang bawel memberikan bekal pada anak bungsu nya.

~ ~ ~

Dara tiba di sekolah dan ia bersyukur karna sekolah ternyata masih sepi untung nya tadi saat mengantar adik nya jalan sedang sepi.

Saat ingin masuk ke dalam kelas suara nyaring itu memekikkan telinga.

"Aaaaa Dara lo tumben berangkat pagi?! Pasti karna pengen ketemu abang ganteng itu yakan? Eh tapi tadi gue liat dia di perpus gak tau tuh lagi ngapain tapi tadi dia sempet nanya ke gue gitu soal lo" Suara Dewi membuat Dara harus menutup kuping nya.

Apa dia di perpus? Sepagi ini seperti nya percuma saja ia menghindar kalau ujung-ujungnya tetap akan bertemu juga.

"Apa?"

"Kalo lo itu suka cowok kayak apa dan dia nitip kata maaf buat lo, emang dia buat kesalahan apa dar?"

Kepala nya pening memikirkan semua nya, kenapa juga ia menyukai cowok seperti itu hanya sekedar suka bukan cinta, karna cinta nya cuma satu.

"Woi dar ngelamun mulu lo kesambet aja mampus" Faro datang menghancurkan mood nya padahal mood nya sedang baik tadi saat datang ke sekolah. Dara memutar bola mata nya malas pasti akan ada lelucon yang lelaki itu lontarkan

"Si anjing cewek gue lo sumpahin kesambet" Dan ya di tambah Daniel yang selalu mengaku-ngaku kalau dia pacar nya.

"Yee ketek monyet mana mau Dara sama yang goblok kayak lo"

"Pasti mau secara gue itu ganteng, baik hati dan tidak sombong"

"Satu kekurangan lo, takut sama kucing bwahaaa" Dewi dan yang lain tertawa, yang di tertawakan hanya diam.

"Faro ikut gue" Setelah mengucapkan kalimat tersebut Dara langsung pergi keluar di ikuti Faro yang berjalan di belakang nya.

Daniel dan Dewi saling tatap, mereka pun memilih tak acuh karna pasti tidak jauh dari Faro yang akan di nasehati oleh Dara.

Jangan lupa like, coment anda share
Dan follow akun ig @raresy30🤗

BAD GIRLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang