[BOL 1 - The Gift] Eps 21

56 6 0
                                    

BAB 21 : SHAKE IT DOWN.

ADA satu fakta yang membuat Rei lega, seseorang asing yang mengiriminya surel dengan nickname 'liveinsomewhere' adalah orang Indonesia atau mengerti bahasa Indonesia meskipun bahasa yang digunakannya terlalu baku.

Dipandanginya sekali lagi untuk memastikan surel tersebut benar-benar nyata. Sekian lama melototi layar gawai miliknya, kedua pupil Rei merasa lelah. Anehnya, meskipun ini masih termasuk pagi hari karena mentari belum menaruh dirinya di atas bumi-dan menyerang dengan teriknya di atas pucuk kepala-Rei sudah merasa kantuk yang berat. Dari semalam dia kurang tidur, tentu saja dia jadi begini. Dilihatnya lagi kasur miliknya yang sudah seperti habis jadi samsak Perang Dunia karena hancurnya tidak ketulungan, Rei memilih bodo amat dan langsung merebahkan dirinya kembali. Sebelum itu dia sempat untuk melempar sembarang gawainya di atas nakas tadi. Semoga kali ini tidurnya jauh lebih nyenyak, lagipula ini adalah hari pertamanya membolos sekolah jadi tentu saja harus dinikmati sebaik-baiknya. Tidak boleh disia-siakan tentunya!

Cowok yang rambutnya masih berantakan dan lupa mandi itu hanya berselang beberapa detik langsung mendengkur halus, sepertinya dia sudah tenggelam di dalam dunia mimpinya. Jangan bermimpi buruk atau macam-macam ya, Rei!

Pergerakan planet bumi memutari sumbunya atau yang dikenal dalam dunia sains bernama rotasi bumi seperti yang kita ketahui adalah selama dua puluh tiga jam, lima puluh enam menit dan empat ribu sembilan puluh satu detik dan masa rotasi ini jika dikaitkan dengan matahari menjadi dua puluh empat jam.

Kabar baiknya, belum resmi jarum jam memutar sampai angka terakhir yakni dua belas cowok tuna asmara tersebut sudah terbangun dari tidurnya yang sangat panjang. Buru-buru dia mengambil posisi duduk, perutnya sedikit terasa sakit karena belum terisi apapun dari pagi sampai sekarang.

Kedua mata miliknya dikuceknya dan semua bayangan benda yang awalnya kelihatan buram mulai terlihat jelas dan tajam. Indera pengelihatannya masih berfungsi dengan baik.

Seperti tadi pagi, Rei buru-buru menarik gawainya sekadar untuk mengetahui jam berapa sekarang karena kamar Rei yang tidak terlalu sempit dan malahan cukup luas untuk satu orang sepertinya tidak menyediakan jam dinding atau alarm weker sama sekali.

Kini pupil Rei membeliak lebar, bibirnya sampai membulat mirip seperti donat Jeko. Terkejut Rei terheran-heran, baru kali ini dia menjadi kebo karena jam tidur yang tidak normal bahkan sampai lupa makan dan mandi. Ya, sekarang di layar gawainya menunjukkan pukul sepuluh malam. Tidak terbayang tentunya seorang cowok sepertinya yang dikenal bukan sebagai seorang pkemalas bisa tertidur sampai dua belas jam lamanya?

Perut yang keroncongan dan para cacing yang tidak bisa diajak kompromi memotivasi Rei untuk segera bangun tanpa mandi dan langsung mengenakan jaketnya sembarangan kemudian pergi dari rumah dengan gusar. Entah warung makan mana yang masih berjualan sampai jam sepuluh malam begini, memang ada tukang nasi goreng sedap malam yang biasanya masih berjualan namun karena lokasinya cukup jauh yakni berbeda dua komplek darinya, Rei memilih opsi lain. Ya, supermarket.

Kedua kaki Rei menapak bergantian menuju sebuah supermarket yang hanya berjarak empat puluh meter dari rumahnya. Diperhatikan bangunan-bangunan di sekitarnya, banyak rumah berpetak-petak dan bertingkat-tingkat dengan bentuk yang berbeda. Tentu saja karena Rei tinggal di sebuah perkomplekan, sehingga jika ingin keluar ke tempat yang lebih merakyat seperti supermarket dia harus melewati area penjagaan perkomplekan yang sebenarnya tidak terlalu ketat juga.

Tsst ... tsst ...

Rei berbalik badan, dia merasa ada aneh berasal dari semak-semak seolah ada seseorang yang mengikutinya namun rasa-rasanya tidak mungkin ada orang iseng pengganggu pukul sepuluh malam begini. Buru-buru diusirnya firasat buruk tersebut.

Kini di pelupuk mata Rei menjulang sebuah marka penanda supermarket sudah berada di depannya, didorongnya pintu supermarket tersebut lalu pemandangan berikutnya yang terlihat adalah deretan-deretan barang yang terjejer rapi dan lengkap. Apa saja yang dibutuhkan kemungkinan besar ada di supermarket. Butuh makanan? Ada. Butuh minuman? Jangan ditanya. Butuh alat mandi? Wah, apalagi itu. Satu hal yang tidak pernah Rei temukan jika dia membutuhkan pacar, supermarket tentunya tidak menyediakan itu-kecuali jika nyalinya cukup besar untuk mengajak mbak-mbak cantik pekerja shift malam yang menjaga mesin kasir pedekate-an.

Cowok yang rambutnya masih berantakan amburadul hanya bermodalkan jaket denim dan celana jogger hitam itu bergegas menuju bagian makanan, wah semuanya terasa enak. Cacing-cacing dalam perutnya bersorak sorai. Menanggapi hal itu, Rei hanya mengelus ringan.

Dipilihnya beberapa bungkus mie instan ala anak kos, beberapa botol soda, dan diambilnya camilan-camilan ringan.

"Semuanya tiga puluh empat ribu, mas," ujar si mbak penjaga kasir enteng.

"Oh, ya, bentar." Rei mengoceki dompet lalu mengeluarkan uang lima puluh ribuan yang berwarna biru.

"Nih, kembaliannya mas," balas mbak kasir tersebut sembari memberikan kembalian. Kening Rei mengernyit, dilihatnya ada yang aneh pada kembalian tersebut. Kenapa ada permen nyantol di antara uang?

"Mbak, ini kok kembaliannya-"

Rei belum selesai mengakhiri kalimatnya tiba-tiba si mbak menyerocos.

"Ya, maaf sih mas. Uang recehan tuh lagi susah tau, ya udah sih kembalian permen aja ribet banget deh." Sekarang mbak kasir tersebut berkacak pinggang dan memasang wajah sewot pada Rei seakan mengusir cowok ngenes tersebut segera pergi meninggalkan supermarketnya. Asem!

Rei memutar bola mata lalu berbalik dan meninggalkan supermarket tersebut dengan hati dongkol.

Selesai dengan urusannya membeli makanan dan membayar di kasir, Rei buru-buru setengah berlari pulang menuju rumah. Hanya saja sepanjang di perjalanan, firasatnya semakin tidak enak. Semakin berusaha menepis pemikiran buruknya, justru perasaannya semakin kuat kalau dia sedang diikuti seseorang karena beberapa kali dia melihat bayangan hitam mengejarnya!

We sometimes get great achievement and encounter disappointment.

BOL 1 : The Gift✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang